
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Hack dan Scam · 8 min read
BigONE, salah satu exchange terpusat (CEX) yang berbasis di Seychelles, melaporkan bahwa mereka mengalami kerugian senilai US$27 juta atau sekitar Rp440 miliar akibat serangan siber yang menargetkan sistem hot wallet mereka pada 16 Juli 2025.
Dalam keterangan resminya, BigONE menyebutkan bahwa mereka mendeteksi aktivitas mencurigakan pada dini hari. Setelah dilakukan investigasi internal, perusahaan memastikan bahwa insiden tersebut merupakan serangan dari pihak ketiga yang menyasar hot wallet mereka.
Menurut Lookonchain, dana yang dicuri mencakup 120 Bitcoin (BTC), 1.272 Ethereum (ETH), 23,3 juta TRON (TRX), 2.625 Solana (SOL), dan sekitar 8,54 juta USDT yang tersebar di empat jaringan blockchain berbeda. Selain itu, pelaku juga menggasak delapan aset kripto lainnya, termasuk Dogecoin (DOGE), Shiba Inu (SHIB), dan Celer Network (CELR).
Baca juga: DEX Perpetual GMX Kena Hack, Kerugian Capai Rp681 Miliar
Berdasarkan analisis dari perusahaan keamanan blockchain SlowMist, serangan ini dikategorikan sebagai supply chain attack, yakni serangan yang dilakukan dengan menyusup dan memodifikasi sistem melalui kode perangkat lunak yang sudah ada. Dalam kasus BigONE, pelaku berhasil memanipulasi logika server yang menangani manajemen akun dan sistem kontrol risiko.
“Jaringan produksi BigONE telah disusupi. Pelaku memodifikasi logika operasional server, memungkinkan mereka menarik dana dari platform,” ungkap SlowMist melalui postingan di platform X.
Meski demikian, BigONE menegaskan bahwa private key mereka tetap aman dan tidak mengalami kebocoran. Mereka mengklaim telah mengidentifikasi jalur serangan dan langsung mengambil langkah pencegahan agar tidak terjadi kerugian tambahan.
Perusahaan juga menyatakan tengah bekerja sama dengan SlowMist untuk melacak pelaku serta memantau pergerakan aset yang dicuri. Guna menjaga likuiditas dan stabilitas operasional, BigONE telah mengaktifkan cadangan internal keamanannya. Layanan deposit dan perdagangan dijadwalkan akan kembali aktif dalam beberapa jam ke depan.
“Seluruh kerugian akibat insiden ini akan sepenuhnya ditanggung oleh pihak BigONE,” tambah mereka.
Meski telah menjanjikan kompensasi penuh, sebagian kalangan komunitas kripto menanggapi insiden ini dengan skeptis. Misalnya, detektif onchain ZachXBT menyatakan bahwa ia tidak bersimpati terhadap kerugian BigONE.
“Saya tidak merasa kasihan, karena CEX ini selama ini memproses cukup banyak volume dari skema penipuan seperti pig butchering, romansa palsu, dan investasi bodong,” tulisnya di platform X.
BigONE sendiri pertama kali didirikan di Tiongkok pada 2017. Menurut data dari BitDegree, dalam tujuh hari terakhir, exchange ini mencatat volume perdagangan hingga US$467,2 miliar.
Baca juga: Wallet Bitcoin Curian Mt. Gox Senilai Rp142 Triliun Jadi Target Serangan Hacker
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.