Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 7 min read
Harga Bitcoin telah mengalami lonjakan signifikan dalam 24 jam terakhir melampaui level US$64.300, didorong oleh faktor ekonomi makro yang dipengaruhi oleh kebijakan terbaru dari China.
Para analis kini memperkirakan bahwa katalis ini mampu mendorong harga Bitcoin lebih tinggi, bahkan hingga mencapai level US$78.000.
Baca juga: Meski Dilarang, China Masih Jadi Raja Mining Bitcoin Dunia
Menurut laporan Bloomberg pada Selasa (24/9/2024), Gubernur Bank Sentral China (POBC), Pan Gongsheng, mengumumkan adanya pemangkasan Reserve Requirement Ratio (RRR) bagi bank-bank di negaranya sebesar 50 basis poin.
Bank sentral tersebut juga memotong persyaratan uang muka minimum untuk hipotek menjadi 15% dan. akan menyuntikkan setidaknya CNY800 miliar atau setara Rp1,7 triliun sebagai dukungan likuiditas untuk pasar saham, dengan kemungkinan pembentukan ‘dana stabilisasi saham’.
Kini, para pengamat pasar menyebutkan bahwa paket stimulus ini memberikan sinyal positif bagi aset berisiko seperti saham dan kripto, terutama Bitcoin. Misalnya, Chief Crypto Analyst dari Real Vision, Jammie Coutts, mengungkapkan bahwa kebijakan POBC berpotensi mempengaruhi bank sentral lainnya untuk mengambil langkah serupa.
Secara historis, stimulus yang dipicu oleh kebijakan POBC kerap mendorong lonjakan signifikan pada harga Bitcoin. Mengutip data dari Cointelegraph, harga Bitcoin telah menunjukkan reli mencapai lebih dari 100% ketika POBC menyuntikkan US$367,7 miliar melalui reverse repo pada Oktober 2023, serta saat bank sentral itu menambahkan US$140 miliar dengan memotong RRR sebesar 50 basis poin pada Januari 2024.
Adapun secara keseluruhan, analis dari QCP Capital menyebut bahwa faktor ekonomi makro semacam ini memberikan sinyal adanya pelonggaran kebijakan moneter global. Hal ini diharapkan dapat mendorong arus masuk modal ke berbagai aset berisiko seperti Bitcoin.
“Pemotongan RRR sebesar 50 basis poin yang membebaskan 1 triliun yuan untuk pinjaman, ditambah dengan program pendanaan 800 miliar yuan untuk investasi di pasar saham, telah memicu optimisme di pasar global,” ungkap QCP Capital.
Baca juga: Wallet Bitcoin Era Satoshi Nakamoto Bangkit Lagi!
Faktor ekonomi makro saat ini telah memperkuat prospek yang bullish bagi Bitcoin. Mengutip Cointelegraph, pola bull flag saat ini terbentuk pada grafik jangka panjang Bitcoin.
Bull flag biasanya terjadi ketika harga terkonsolidasi dalam kisaran penurunan harga setelah pergerakan naik yang kuat. Pola ini selesai ketika harga berhasil menembus garis tren atas, dan cenderung naik sejauh kenaikan tren sebelumnya.
Pada Selasa, harga Bitcoin sedang menguji garis tren atas dari pola ini, dengan potensi kenaikan menuju level US$78.000.
Sebaliknya, jika harga gagal menembus garis tren atas, ada kemungkinan harga akan kembali turun menuju garis tren yang lebih rendah.
Baca juga: Harga Bitcoin Bisa Jatuh Jika Gagal Bertahan di Level Ini!
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.