Katalis Ini Bisa Dorong Adopsi Masif Blockchain dan Stablecoin di 2025!

Analis Citigroup baru-baru ini memperkirakan bahwa perubahan regulasi bisa menjadi pemicu utama adopsi besar-besaran teknologi blockchain dan stablecoin pada 2025.

Dalam sebuah laporan yang dirilis pada Rabu (23/4/2025), tim analis Citigroup menyebut tahun depan berpotensi menjadi “momen ChatGPT” bagi dunia blockchain, terutama di sektor keuangan dan pemerintahan.

Laporan tersebut menggarisbawahi bahwa dukungan regulasi yang semakin kuat dan keterlibatan lembaga keuangan besar telah menciptakan landasan bagi kapitalisasi pasar stablecoin untuk melonjak. Secara umum, Citigroup memperkirakan bahwa kapitalisasi pasar stablecoin bisa mencapai US$1,6 triliun pada 2023, sementara dalam skenario optimis, nilai pasarnya diprediksi bisa mencapai US$3,7 triliun pada 2030.

Baca juga: Ripple Ramal Pasar RWA Bisa Tembus Rp318 Ribu Triliun di 2033

Regulasi AS Menjadi Kunci

Menurut Citigroup, pendorong utama adopsi ini adalah kejelasan regulasi di Amerika Serikat. Jika regulasi semakin jelas, stablecoin akan lebih mudah terintegrasi dalam sistem keuangan tradisional, dan pada akhirnya memperluas penggunaan teknologi blockchain secara umum.

Pemerintahan baru di bawah Presiden AS Donald Trump yang dinilai ramah terhadap industri kripto juga membuka peluang percepatan regulasi. Salah satu inisiatif yang tengah dibahas adalah RUU stablecoin federal, yang bertujuan mengatur penggunaan stablecoin untuk memastikan legalitasnya dalam transaksi pembayaran.

Citigroup juga menekankan bahwa penerbit stablecoin harus menyimpan cadangan dalam bentuk obligasi pemerintah AS atau aset rendah risiko lainnya sebagai jaminan. Bahkan, mereka memprediksi bahwa pada 2030, penerbit stablecoin bisa menjadi pemilik surat utang negara AS terbesar dibandingkan dengan negara mana pun saat ini.

Meski begitu, dominasi dolar AS diperkirakan tetap kuat di pasar stablecoin global. Negara-negara di luar AS kemungkinan akan mendorong central bank digital currency (CBDC) atau stablecoin dalam mata uang lokal sebagai alternatif.

Namun, Citigroup mencatat bahwa banyak pembuat kebijakan non-AS masih melihat stablecoin sebagai instrumen hegemoni dolar.

Hingga artikel ini dtiulis, kapitalisasi pasar stablecoin sudah menembus angka US$236 miliar, naik lebih dari 55% dibanding tahun sebelumnya dengan USDT dan USDC menguasai 90% pangsa pasar.

Meski prospeknya menjanjikan, pasar stablecoin masih menghadapi tantangan. Jika adopsi dan integrasi melambat, kapitalisasi pasar bisa saja stagnan di angka sekitar US$500 miliar. Risiko lainnya adalah fenomena depegging, yang sempat terjadi sebanyak 1.900 kali sepanjang 2023. Salah satu kasus besar adalah depegging USDC akibat runtuhnya Silicon Valley Bank.

Citigroup memperingatkan bahwa insiden depegging besar bisa mengurangi likuiditas pasar kripto, memicu likuidasi otomatis, mengganggu penarikan dana di platform, dan bahkan memicu efek domino ke sistem keuangan yang lebih luas.

Baca juga: World Liberty Financial Uji Airdrop Stablecoin USD1 untuk Pemegang WLFI