Berita Bitcoin · 6 min read

Hedge Fund: Harga Bitcoin Rp1,6 Miliar di Agustus 2021

Analis mengatakan dominasi Bitcoin dan Ethereum yang berkembang di pasar crypto adalah sinyal pasar bullish sangat berbeda dari sebelumnya. Data terbaru dari Pantera Capital, perusahaan investasi dan hedge fund, menunjukkan pergerakan harga Bitcoin (BTC) mengikuti lintasan model saham.

Akibatnya, analis perusahaan tersebut percaya bahwa BTC akan mencapai $115.212 pada 1 Agustus 2021. Angka tersebut membuat Bitcoin mencapai harga tertinggi barunya yang setara dengan Rp1,6 Miliar.

Bitcoin Diprediksi Mencapai Rp1,6 Miliar

Apresiasi parabola Bitcoin mungkin telah menempatkan harga sedikit di depan proyeksi model. Namun koreksi 28% minggu ini membuat stagnasi sementara akibat koreksi tajam dan konsolidasi merupakan karakteristik dari pasar bullish.

Model ini berfokus pada dampak harga dari peristiwa halving Bitcoin. Menurut model tersebut, dampak dari penurunan pasokan Bitcoin muncul sekitar 6 bulan setelah halving.

Sebelumnya, harga Bitcoin turun pada 11 Mei 2020 menuju $8.000 dan 6 bulan kemudian naik ke $15.000. Akibatnya, Bitcoin sedang diambang memasuki reli parabola ke level tertinggi baru sepanjang masa.

Grafik di atas menunjukkan kemajuan harga Bitcoin di hari-hari setelah halving terjadi. Pola serupa berkembang selama dua halving terakhir, hanya saja dengan rentang waktu yang berbeda.

Kinerja BTC saat ini tampaknya berada dengan siklus pasar 2012-2016. Sehingga terdapat potensi harga Bitcoin dapat naik menuju $300.000 bahkan $400.000 sekitar 450 hari setelah halving 4 Agustus nanti. 

Tanda-tanda Siklus Pasar dari Bitcoin dan Ethereum

Perbedaan signifikan lainnya antara apresiasi saat ini dengan 2017 adalah komposisi pasar secara keseluruhan dan nilainya. Mayoritas pasar saat ini berkonsolidasi di sekitar Bitcoin dan Ethereum (ETH).

Hal ini disebabkan oleh investor institusional yang sejauh ini memilih blockchain paling aman untuk terjun mata uang crypto.

“Apresiasi ini berbeda. Aliran dana besar-besaran dari token spekulatif tinggi yang tidak berfungsi pada tahun 2017 menuju #Bitcoin dan #Ethereum, menjadi penyebabnya, menurut Pantera Capital,” tulis Andy Yee, Direktur Kebijakan Publik untuk Visa di Tiongkok di akun twitternya. 

Seperti yang ditunjukkan pada grafik di atas, Bitcoin dan Ethereum memiliki 86% kapitalisasi pasar dan 5.000 koin lainnya memiliki 14%. Sementara BTC mencapai puncaknya pada akhir tahun 2017, dua koin teratas memiliki total 52% dari kapitalisasi pasar.

Hal ini menunjukkan bahwa BTC dan ETH telah mengkonsolidasikan pangsa pasar mereka selama tiga tahun terakhir. Akibatnya terdapat beberapa alasan yang memungkinan perpindahan dana menjadi lebih kuat.

Baca juga: Dana Stimulus dan Harga Bitcoin, Terikat Tapi Tidak Erat

Potensi alasan perpindahan dana ini adalah uang investor institusional yang berfokus pada Bitcoin sebagai titik masuk ke pasar cryptocurrency. Hal ini disebabkan keamanan jaringan dan infrastruktur penambangannya yang luas, serta ekosistem keuangan terdesentralisasi yang sedang berkembang.

Sebagian besar jaringan tersebut dibangun di jaringan Ethereum. Seperti yang diketahui jaringan Ethereum telah bertanggung jawab juga atas pertumbuhan sektor DeFi.

Baca juga: Ethereum Tembus $1.000, Diduga Cerminan dari Bitcoin

Karena ekosistem DeFi terus berkembang, ia juga akan menarik perhatian institusional, yang selanjutnya meningkatkan harga Ethereum. Hal ini disebabkan interaksi dengan kontrak pintar dan platform DeFi di jaringan Ethereum.

Data dari DefiPulse menunjukkan bahwa total nilai yang terkunci di DeFi sekarang mencapai $29,98 Miliar. Angka ini mendekati level tertinggi sepanjang masa sebesar $23,166 Miliar.

Arus Dana Institusi Memicu Musim Altcoins

Bitcoin dan Ethereum saat ini memegang 86% dari kapitalisasi pasar crypto. Jika mengacu pada siklus pasar sebelumnya, ada kemungkinan terjadi aliran dana dari mata uang kripto teratas menuju proyek baru yang menjanjikan.

Dinamika ini telah membuat analis seperti Raoul Pal membuat pernyataan mengenai aliran dana. Ia memprediksi bahwa setelah Bitcoin dan Ethereum naik, perhatian berikutnya akan tertuju pada altcoins yang berisiko lebih tinggi.

Media juga melaporkan bahwa Goldman Sachs dikabarkan akan bersiap untuk menawarkan layanan penyimpanan crypto. Sehingga mereka juga dapat mempengaruhi siklus harga berikutnya untuk Bitcoin.

Arus dana masuk yang berkelanjutan dari investor institusional dapat menjadi katalisator yang mengangkat harga Bitcoin. Selain itu, aliran dana ini juga akan menjaganya untuk tetap sejalan dengan proyeksi model stock-to-flow.

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Naufal Muhammad

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.