Coinvestasi (Banner Ads - Promo Coupon)

Berita Bitcoin · 7 min read

Harga Bitcoin Rebound Setelah Saham First Republic Bank Anjlok

Bitcoin Bullish

Harga Bitcoin pada 26 April 2023 siang, naik 3,6% dalam 24 jam terakhir, dan diperdagangkan di level US$28.600.

Kenaikan BTC ini juga diikuti oleh harga top altcoin, seperti ETH yang naik 2,3% dengan harga US$1,869, BNB naik 2,50% diperdagangkan di harga US$388,61 dan ADA naik 4,16% diperdagangkan di harga US$0,3 dalam periode 24 jam terakhir.

Menghijaunya pasar kripto hari ini menyusul krisis bank di AS yang masih berlanjut dan dikhawatirkan akan memicu kegagalan bank lainnya, karena saham First Republic Bank (FRC) ditutup turun lebih dari 50% pada 25 April.

Dikutip dari Cointelegraph, menurut Kepala Riset di platform edukasi kripto di Australia, Collective Shift, harga Bitcoin naik segera setelah Reporter Bisnis Fox News Charles Gasperino menyampaikan berita bahwa para bankir yang bekerja dengan First Republic Bank berharap lembaga tersebut masuk ke kurator pemerintah.

Kurator adalah taktik yang memungkinkan kreditur untuk memulihkan dana yang mengalami default potensial dan membantu perusahaan bermasalah dalam menghindari kebangkrutan.

Sementara itu, data dari firma analitik kripto Santiment, menunjukkan korelasi antara Bitcoin dan S&P500 mungkin berkurang karena narasi bahwa Bitcoin adalah tempat yang aman di tengah krisis perbankan kembali menguat.

Baca juga: Harga Bitcoin Sentuh US$30.000, Naik 46% dalam Sebulan!

Apa yang Terjadi dengan First Republic Bank?

First Republic Bank adalah bank daerah komersial yang berkantor pusat di San Fransisco, Amerika Serikat. Bank ini berdiri sejak 1985 dan memiliki 93 kantor di 11 negara bagian AS.

Dalam keterangan resminya, First Republic Bank menyatakan total depositonya turun 41% pada kuartal pertama, menjadi US$104,5 miliar. 

Bank tersebut menyebutkan, penurunan tajam dalam aktivitas deposito terjadi setelah runtuhnya Silicon Valley Bank dan Signature Bank bulan lalu.

Ketika krisis perbankan tersebut mencuat, First Republic menjadi salah satu bank daerah yang dianggap paling rentan saat krisis bank di AS. 

Sekitar dua pertiga deposito First Republic tidak diasuransikan dengan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC).  Pada akhir tahun lalu, First Republic memiliki rasio yang sangat tinggi yaitu 111% untuk pinjaman dan investasi jangka panjang terhadap deposito, menurut S&P Global, artinya bank telah meminjamkan dan berinvestasi lebih banyak uang daripada yang ada di deposito.

Agar bank daerah ini bertahan, bank-bank besar di AS telah memberikan dana senilai US$30 miliar dan FRC juga meminjam US$92 miliar, sebagian besar dari Federal Reserve (The Fed) dan kelompok pemberi pinjaman yang didukung pemerintah pada kuartal pertama tahun ini. Namun, bank tetap mengalami penurunan deposito. 

Klien di First Republic Bank diketahui telah menarik US$102 miliar deposito pada kuartal pertama, lebih dari setengah dana pihak ketiga yang dipegang perusahaan pada akhir tahun lalu senilai US$176 miliar.

“Kami mengalami arus keluar simpanan yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi aktivitas deposit telah mereda sejak akhir Maret,” kata CEO FRC Michael Roffler, dikutip dari CNN

First Republic juga mengatakan dalam rilisnya bahwa pihaknya mengambil tindakan untuk memperkuat bisnisnya dan merestrukturisasi neracanya. First Republic Bank memperkirakan akan memangkas tenaga kerjanya sebesar 20-25% pada kuartal ini. 

Baca juga: Daftar Perusahaan Kripto Terdampak Penutupan Signature Bank

Investor Mulai Cari Tanda Krisis Likuiditas

Di tengah kekacauan bank regional yang tengah berlangsung ini, investor pun mulai mencari tanda-tanda krisis likuiditas, karena ditakutkan bank tidak memiliki cukup uang tunai untuk memenuhi permintaan penarikan dan pembayaran utang.

“Kami memperkirakan hasil First Republic akan menjadi penentu sentimen untuk sektor ini,” tulis analis di VandaTrack dalam catatan baru-baru ini.

Roffler berusaha meyakinkan investor bahwa bank itu likuid, ia memberi tahu investor per 4 April 2023, First Republic memiliki likuiditas dua kali lipat dari simpanan yang tidak diasuransikan (tidak termasuk US$30 miliar yang diterima dari bank besar).

Baca juga: Harga Bitcoin dan Top Kripto Rebound di Tengah Krisis Bank AS

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.