Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 5 min read
Sebuah laporan terbaru dari Galaxy Research telah mengidentifikasi tantangan terkait keberlanjutan solusi scaling dari layer-2 Bitcoin, khususnya rollups.
Meski rollups dianggap sebagai metode yang menjanjikan untuk menjaga efisiensi transaksi Bitcoin, mereka berpendapat bahwa sebagian besar rollup mungkin tidak dapat bertahan dalam jangka panjang.
Baca juga: BitcoinOS Hadirkan Solusi Rollups ke Jaringan Bitcoin
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada 2 Agustus 2024, analis Galaxy Research, Gabe Parker, menjelaskan bahwa rollups Bitcoin yang mengandalkan Data Availability (DA) atau ketersediaan data di jaringan Bitcoin mungkin akan menghadapi masalah karena tingginya biaya untuk memposting data.
“Rollups di Bitcoin harus menghasilkan pendapatan yang substansial dari biaya transaksi di jaringan mereka sendiri, didorong oleh jumlah pengguna yang besar yang bersedia membayar untuk bertransaksi di layer-2,” kata Parker.
Rollups beroperasi dengan mengumpulkan sejumlah besar transaksi, mengompresnya menjadi satu batch, dan kemudian mengunggah ringkasan batch tersebut kembali ke mainnet.
Di satu sisi, rollups Bitcoin menggunakan jaringan utama sebagai DA layer, yang berarti mereka akan memposting cukup data ke blockchain agar siapa saja yang menjalankan node Bitcoin biasa dapat merekonstruksinya dari jaringan rollups kapan saja.
Namun, kapasitas penyimpanan blok Bitcoin dibatasi hingga empar megabyte (MB), dan memposting data ke Bitcoin memerlukan penggunaan data yang signifikan. Setiap transaksi untuk memposting data dapat mengonsumsi hingga 400 kilobyte (0,4MB) dari ruang blok, yang mengisi sekitar 10% dari seluruh blok.
Banyaknya rollups yang diharapkan untuk memposting data setiap enam hingga delapan blok bisa menyebabkan biaya di base layer meningkat secara signifikan, yang berpotensi menghalangi transaksi yang lebih kecil.
Agar bisa bertahan, maka rollups Bitcoin harus bersaing dalam menghasilkan pendapatan dari biaya transaksi, karena ini akan menentukan prioritas mereka dalam blok.
Galaxy Research memperkirakan bahwa dalam ekosistem berbiaya rendah di mana transaksi biasa berharga 10 satoshi per vByte (sat/VB), rollups akan mengeluarkan biaya bulanan sebesar US$460.000 untuk menjaga keamanan Bitcoin atau sekitar US$5,5 juta per tahun.
Di sisi lain, untuk lingkungan biaya tinggi sebesar 50 sat/VB, biaya bulanan bisa melonjak hingga US$2,3 juta dan biaya tahunan sekitar US$27,6 juta.
Adapun, sejauh mana biaya-biaya ini diterjemahkan ke pengguna rollup juga bergantung pada seberapa banyak aktivitas yang dikumpulkan oleh rollup, karena semakin besar volumenya, semakin kecil biaya untuk setiap transaksi.
Baca juga: Universitas di AS Ini Dirikan Institut Khusus untuk Kaji Bitcoin
Di sisi lain, Co-Founder Build on Bob, Alexei Zamyatin, tampaknya menolak kekhawatiran yang diungkapkan dalam laporan Galaxy.
Ia merekomendasikan untuk menggunakan Celestia, Babylon, Nubit, atau sidechain Bitcoin sebagai solusi untuk opsi yang lebih murah untuk memposting data, meski harus mengesampingkan sifat desentralisasi dan keamanan Bitcoin secara penuh.
Selain itu, rollups Bitcoin juga kemungkinan bisa mengatasi masalah ini dengan menggunakan Optimistic Rollup, yang menawarkan solusi lebih skalabel dengan frekuensi untuk memposting data yang lebih rendah pada chain utama.
“Tidak ada yang akan menggunakan Bitcoin L2 jika harganya 100x lebih mahal daripada Ethereum L2, hanya karena rollups itu ada di Bitcoin. Kabar baik: Mereka tidak akan lebih mahal,” tulis Zamayatin dalam postingan X sebagai tanggapan untuk laporan Galaxy.
Baca juga: Vitalik Buterin: Layer-2 yang Menggunakan Celestia Bukan Rollup
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.