
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Blockchain · 6 min read
Sebuah kelompok pengembang independen dari ekosistem Ethereum baru saja mengumumkan peluncuran Ethereum R1, sebuah solusi layer-2 yang dirancang untuk meningkatkan skalabilitas jaringan Ethereum tanpa menggunakan token native.
Dalam postingan di X pada Kamis (1/5/2025), tim Ethereum R1 menyatakan R1 dirancang sebagai rollup yang mengutamakan netralitas, desentralisasi, dan ketahanan terhadap sensor. Ini hadir sebagai respon terhadap kekhawatiran yang semakin berkembang di komunitas Ethereum.
Proyek akan sepenuhnya bergantung pada donasi komunitas untuk operasionalnya. Tidak akan ada alokasi token, tidak akan ada token tata kelola, dan tidak akan ada intervensi dari investor institusional. Filosofi desain yang diusung oleh R1 digambarkan sebagai “tanpa kompromi”, di mana layer-2 serbaguna seharusnya menjadi komoditas.
“L2 serbaguna seharusnya bersifat komoditas — sederhana, mudah digantikan, dan bebas dari ketergantungan terpusat atau tata kelola yang berisiko,” tulis tim Ethereum R1.
Dalam penjelasannya, Ethereum R1 merupakan jawaban dari kebutuhan rollup yang berpijak pada prinsip “netralitas kredibel, desentralisasi, dan resistensi terhadap sensor.”
Tim pengembang juga mengkritik arah pengembangan layer-2 saat ini yang menurut mereka justru bergerak menjauh dari visi awal Ethereum. Banyak L2 kini dinilai lebih mirip layer-1 baru, dengan alokasi token privat, struktur tata kelola yang tidak transparan, dan kontrol proyek yang cenderung terpusat.
Baca juga: Founder Cardano Ramal Era Ethereum Bakal Berakhir dalam 15 Tahun
Peluncuran Ethereum R1 terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap arah pengembangan layer-2 yang dinilai mulai menyimpang dari tujuan awal Ethereum sebagai jaringan terdesentralisasi. Hal ini juga tidak terlepas dari dampak pembaruan Ethereum Dencun yang diluncurkan pada Maret 2024 lalu.
Upgrade Dencun secara teknis sukses menurunkan biaya transaksi di berbagai jaringan layer-2, namun membawa konsekuensi serius, termasuk pendapatan base layer Ethereum merosot tajam hingga 99% pada September 2024. Biaya transaksi juga ikut turun drastis ke titik terendah sejak 2020.
Adapun pada April 2025, rata-rata biaya transaksi hanya sekitar US$0,168, seiring menurunnya aktivitas pengguna dalam mengirim ETH atau menggunakan smart contract di mainnet.
Kondisi ini memunculkan perdebatan baru tentang arah pengembangan ekosistem Ethereum, apakah akan tetap konsisten dengan prinsip desentralisasi dan keterbukaan, atau tergelincir ke model yang lebih eksklusif dan berorientasi keuntungan.
Baca juga: Komunitas Ethereum Usulkan Model Biaya Baru di App Layer
Selain Ethereum R1, ekosistem Ethereum juga sedang mengembangkan dua standar token baru, yakni ERC-7930 dan ERC-7828. Kedua proposal ini bertujuan memperbaiki interoperabilitas lintas blockchain, yang selama ini menjadi salah satu tantangan utama di dunia Web3.
Inisiatif ini pertama kali diperkenalkan oleh Wonderland, sebuah kolektif pengembang, peneliti, dan ilmuwan data yang fokus pada peningkatan pengalaman DeFi di Ethereum. Mereka menjelaskan bahwa banyak wallet, aplikasi, dan protokol saat ini tidak memiliki cara standar dalam menafsirkan atau menampilkan data antar jaringan, sehingga menciptakan pengalaman pengguna yang berantakan dan tidak konsisten.
ERC-7930 memperkenalkan format alamat biner ringkas yang dapat digunakan secara universal di berbagai blockchain. Sementara itu, ERC-7828 melengkapi fungsi tersebut dengan format yang ramah pengguna manusia, seperti “alamat@chain”, sehingga pengguna bisa lebih mudah mengidentifikasi jaringan tujuan transaksi.
Baca juga: Ethereum Foundation Alih Fokus ke Scaling Layer-1
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.