Berita Blockchain · 6 min read

Biaya Transaksi Ethereum Jatuh ke Level Terendah Sejak 2020

ethereum
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025

Biaya transaksi di jaringan Ethereum saat ini tercatat berada di titik terendah dalam lima tahun terakhir. seiring dengan melambatnya aktivitas pengguna di blockchain Ethereum.

Menurut laporan Santiment pada Kamis (17/4/2025), Marketing Director Santiment, Brian Quinlivan, menyebut bahwa rata-rata biaya transaksi Ethereum saat ini hanya sekitar US$0,168, turun signifikan karena makin sedikit pengguna yang mengirim Ether atau berinteraksi dengan smart contract. Angka ini merupakan yang terendah sejak 2 Mei 2020.

Biaya jaringan Ethereum jatuh ke level terendah sejak Mei 2020. Sumber: Santiment

“Ketika banyak orang menggunakan Ethereum, mereka cenderung menawar biaya lebih tinggi agar transaksinya cepat diproses, yang mendorong biaya rata-rata naik. Sebaliknya, ketika aktivitas turun seperti sekarang, pengguna tidak perlu menawar tinggi, sehingga biaya pun menurun. Ini murni persoalan suplai dan permintaan,” sebutnya.

Kendati demikian, dari sudut pandang trading, Quinlivan berpendapat bahwa rendahnya biaya transaksi belum tentu menjadi sinyal kenaikan harga dalam waktu dekat. Ia menyebut bahwa para pelaku pasar masih bersikap hati-hati dan cenderung menunggu kepastian dari situasi ekonomi global sebelum kembali aktif memperdagangkan Ether dan altcoin lainnya.

Kondisi pasar kripto dan keuangan tradisional sendiri masih tertekan usai pengumuman tarif besar-besaran oleh Presiden AS Donald Trump pada 2 April 2025 lalu. Meski beberapa negara mendapatkan pengecualian tarif dan jeda selama 90 hari, banyak aset belum kembali ke harga sebelum pengumuman tersebut.

Data dari CoinMarketCap menunjukkan harga Ether (ETH) telah turun lebih dari 15% dalam sebulan terakhir, dengan harga saat ini diperdagangkan di kisaran US$1.605.

“Kami melihat peningkatan sensitivitas pasar terhadap berita seputar Ethereum dan ekonomi global, terutama karena harga sudah mendekati titik support jangka panjang,” tambah Quinlivan.

Ia juga memperingatkan bahwa semakin banyak investor ritel menjauh dari Ethereum, meskipun ekosistem pengembangannya tetap aktif, semakin besar pula kemungkinan terjadinya rebound harga secara tiba-tiba dan tanpa banyak perlawanan.

Baca juga: Pectra Ethereum Siap Hadir di Mainnet, Catat Tanggalnya!

Apa Selanjutnya untuk Ethereum?

Di tengah situasi ini, komunitas Ethereum menanti hadirnya upgrade besar bernama Pectra, yang dijadwalkan rilis di mainnet pada 7 Mei 2025. Ini merupakan kelanjutan dari upgrade Dencun yang sukses diluncurkan pada Maret 2024 lalu, yang berhasil memangkas biaya transaksi di jaringan layer-2 dan memperbaiki efisiensi rollup.

Upgrade Pectra sendiri sempat mengalami penundaan karena isu konfigurasi dan gangguan dari pihak tidak dikenal saat aktivasi di testnet Holesky dan Sepolia.

Pada fase pertama, Pectra akan menggandakan kapasitas blob di Layer-2 dari tiga menjadi enam, mengurangi biaya dan kemacetan jaringan, serta memungkinkan pembayaran biaya transaksi menggunakan stablecoin seperti USDC dan DAI. Selain itu, batas maksimum staking juga akan dinaikkan dari 32 ETH menjadi 2.048 ETH, membuka ruang bagi validator skala besar.

Adapun, fase kedua Pectra dijadwalkan hadir pada akhir 2025 atau awal 2026, dengan fokus pada efisiensi penyimpanan data dan peningkatan skalabilitas. Fitur barunya akan memungkinkan node untuk memverifikasi data transaksi tanpa harus menyimpan keseluruhan dataset, sebuah langkah besar menuju jaringan yang lebih ringan dan efisien.

Baca juga: Ethereum Tunda Rilis Pectra di Mainnet, Kenalkan Testnet Baru Hoodi

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Dilla Fauziyah

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.