
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Blockchain · 7 min read
Co-Founder Ethereum, Vitalik Buterin, mengusulkan langkah besar untuk menyederhanakan protokol inti Ethereum. Ia ingin membawa Ethereum ke arah yang lebih minimalis yang terinspirasi dari kesederhanaan desain Bitcoin, demi meningkatkan efisiensi, keamanan, dan kemudahan akses bagi pengembang maupun pengguna.
Dalam postingan blog berjudul Simplifying the L1 pada Sabtu (3/5/2025), Buterin mengungkapkan rencana besar untuk menyederhanakan berbagai komponen inti Ethereum dan meninggalkan kompleksitas teknis yang selama ini terus berkembang. Ia menekankan bahwa skalabilitas dan keamanan memang penting, tapi kesederhanaan harus mulai dianggap sebagai prioritas utama.
“Salah satu hal terbaik dari Bitcoin adalah bagaimana protokolnya begitu sederhana dan elegan,” tulis Buterin.
Menurutnya, kesederhanaan bukan hanya soal estetika desain teknis, tapi fondasi penting agar jaringan blockchain seperti Ethereum dan Bitcoin tetap menjadi lapisan dasar yang netral dan dipercaya secara global. Penyederhanaan juga bisa memangkas biaya infrastruktur, beban pemeliharaan jangka panjang, serta mengurangi potensi bug dan serangan berbahaya.
Buterin bahkan menargetkan agar dalam lima tahun ke depan, Ethereum bisa menjadi “hampir sesederhana Bitcoin.”
Baca juga: Founder Cardano Ramal Era Ethereum Bakal Berakhir dalam 15 Tahun
Buterin menyoroti bagaimana desain Bitcoin yang sederhana membuatnya mudah dipahami, bahkan oleh pelajar SMA. Sementara di sisi lain, Ethereum justru semakin kompleks seiring berbagai pembaruan teknis seperti proof-of-stake (PoS) dan integrasi zk-SNARK.
Walau pembaruan ini membuat Ethereum lebih tangguh, Buterin menilai bahwa terlalu banyak kerumitan telah menyebabkan biaya pengembangan membengkak, meningkatnya risiko keamanan, dan membuat budaya riset & pengembangan menjadi semakin tertutup.
“Butuh diakui, Ethereum seringkali tidak memilih jalur sederhana, termasuk karena keputusan saya sendiri. Dan itu berdampak ke pemborosan biaya, risiko keamanan, hingga arah R&D yang terlalu eksklusif,” akunya.
Baca juga: Vitalik Buterin Dorong Perombakan Execution Layer Ethereum dengan RISC-V
Untuk mencapai kesederhanaan ini, Buterin menyoroti salah satu area utama yang ingin diubah adalah consensus layer. Ia mengusulkan model baru bernama 3-slot finality yang bertujuan menyederhanakan proses validasi dengan menghapus elemen kompleks seperti epoch, sync committee, dan proses acak validator. Dengan jumlah validator aktif yang lebih sedikit, maka implementasi aturan fork choice bisa dibuat lebih simpel dan aman.
Sementara itu, di execution layer, Buterin ingin Ethereum mulai meninggalkan Ethereum Virtual Machine (EVM) dan beralih ke mesin virtual yang lebih ringan dan ramah zero-knowledge seperti RISC-V. Menurutnya, langkah ini bisa meningkatkan performa zk-proof hingga 100 kali lipat dan sekaligus membuat protokol lebih ramping.
Sebagai perbandingan, RISC-V adalah arsitektur instruksi terbuka dengan pendekatan minimalis: menggunakan set instruksi sesedikit mungkin demi efisiensi dan kemudahan implementasi. Untuk menjaga kompatibilitas, Buterin mengusulkan agar kontrak lama tetap bisa dijalankan melalui interpreter RISC-V selama masa transisi.
Setelah EVM digantikan, Buterin juga menyarankan Ethereum mengganti struktur data hexary Merkle Patricia tree dengan binary tree yang lebih sederhana, baik untuk consensus layer maupun execution layer. Ini akan membantu menyamakan struktur di seluruh lapisan dan memungkinkan semuanya diakses dengan kode yang sama.
Di antara saran lainnya, Buterin juga menyerukan standarisasi menyeluruh di tingkat protokol. Ia menyarankan agar Ethereum hanya menggunakan satu metode erasure coding, satu format serialization (dengan preferensi pada SSZ), dan satu struktur pohon data untuk menyederhanakan tooling serta pengembangan jaringan ke depan.
Ia bahkan mengusulkan batas maksimal jumlah baris kode untuk logika konsensus, meniru pendekatan proyek Tinygrad agar kode tetap ramping, bisa diaudit dengan mudah, dan tidak menjebak developer dalam sistem yang terlalu kompleks.
Fitur-fitur lama yang tidak krusial tetap akan dipertahankan, namun akan dikeluarkan dari spesifikasi inti jaringan untuk menjaga kesederhanaan desain.
Baca juga: Komunitas Ethereum Usulkan Model Biaya Baru di App Layer
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.