Bitcoin Tembus US$64.000 di Tengah Optimisme Stimulus dari China

Harga Bitcoin melonjak di atas US$64.000 dalam perdagangan Senin (14/10/24) pukul 10.00 WIB. Kenaikan ini dipicu oleh rebound pasar saham China, didorong oleh optimisme terhadap paket stimulus fiskal yang diumumkan pemerintah.

Kinerja Bitcoin yang positif datang setelah sebelumnya bergerak mendatar di kisaran US$62.500 hingga US$63.000 selama akhir pekan, memberi sinyal bahwa sentimen pasar mulai membaik.

Pengaruh Stimulus China terhadap Kenaikan Bitcoin

Pengumuman stimulus fiskal dari China memberikan dorongan signifikan bagi pasar kripto. Setelah beberapa pekan dibayangi sentimen negatif terkait ekonomi global dan ketidakpastian pasar saham, langkah China ini dipandang sebagai katalis positif. Meskipun Menteri Keuangan China, Lan Fo’an belum merilis angka pasti mengenai stimulus tersebut, prospek pemulihan ekonomi China berhasil memperbaiki sentimen risiko global.

Shanghai Composite Index, salah satu indikator utama saham di China, melonjak +1,65% dalam beberapa jam setelah pengumuman stimulus. Investor kembali memburu aset berisiko seperti Bitcoin, dengan harapan bahwa stimulus fiskal akan mempercepat pemulihan ekonomi, meningkatkan likuiditas, dan menciptakan peluang investasi baru di pasar.

Baca juga: Meski Dilarang, China Masih Jadi Raja Mining Bitcoin Dunia

“Rebound saham-saham China telah mendorong sentimen risiko, membuat pasar memasuki mode ‘beli semua,’” ujar Augustine Fan, Kepala Insights di SOFA.org. Kenaikan Bitcoin ini menunjukkan bahwa aset kripto semakin dipandang sebagai alternatif berisiko tinggi yang menguntungkan di tengah perbaikan pasar tradisional.

Tidak hanya itu, kondisi pasar kripto yang stabil selama beberapa pekan terakhir, dengan Bitcoin bertahan di level US$62.500 hingga US$63.000, menjadi landasan yang kuat bagi pergerakan harga ke atas. Fan juga menambahkan bahwa faktor teknikal memainkan peran penting. “Kenaikan di atas $64.000 pagi ini bukan hanya didorong oleh sentimen pasar tetapi juga konfirmasi dari level resistance yang sebelumnya menjadi batas psikologis penting.”

Beberapa altcoin besar seperti Ethereum dan Solana ikut naik, memperkuat tren bullish ini. Ethereum naik +3,24% menjadi US$2.540, sedangkan Solana naik +4,67%, menembus level di atas US$150. Tren ini menunjukkan bahwa optimisme di pasar kripto tidak terbatas pada Bitcoin saja, tetapi juga merambah ke berbagai aset kripto lainnya.

Baca juga: Kebijakan China Berikan Sinyal Bullish Bagi Harga Bitcoin

Bitcoin di Tengah Ketidakpastian Makroekonomi

Meskipun Oktober biasanya menjadi bulan yang kuat bagi Bitcoin, ketidakpastian makroekonomi tetap membayangi. Min Jung, analis dari Presto Research, menekankan bahwa rilis data PDB Q3 China dan laporan keuangan bank besar AS pekan ini akan menjadi faktor penting yang memengaruhi arah pasar. Selain itu, risiko geopolitik di Timur Tengah dapat memicu ketidakpastian global dan memengaruhi harga aset berisiko, termasuk kripto.

“Eskalasi konflik di Timur Tengah berpotensi mempengaruhi aset-aset berisiko secara global,” kata Jung. “Ditambah lagi, dengan kurang dari 30 hari menuju pemilihan presiden AS, ketidakpastian politik juga perlu diperhatikan.”

Pemilihan presiden AS yang akan digelar 5 November 2024 menambah kompleksitas situasi. Di platform taruhan terdesentralisasi Polymarket, Donald Trump, yang dikenal sebagai pendukung kripto, memimpin jajak pendapat dengan 54%, sementara Wakil Presiden Kamala Harris berada di posisi kedua dengan 45,4%. Perkembangan politik ini berpotensi memengaruhi sentimen pasar kripto dalam beberapa minggu ke depan.

Baca juga: Kamala Harris Siap Dukung Sektor Kripto Jika Terpilih Jadi Presiden AS