Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 5 min read
Media sosial dan platform komunikasi utama seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp terpantau down di hari Senin kemarin. Peristiwa tersebut dikabarkan memicu harga Bitcoin dan cryptocurrency lainnya melonjak.
Seperti yang ditunjukkan oleh data dari Cointelegraph Markets Pro, harga Bitcoin (BTC) bergerak di atas $49.000 setelah jatuh ke level terendah harian $47,166.
Hal itu menyebabkan peningkatan sekitar 4,5% dalam waktu kurang dari dua jam.
Demikian pula, harga Ethereum (ETH) naik 3,5% dibandingkan periode yang sama dengan harga $3.411 pada saat dipublikasi.
Volatilitas harga tersebut, tiba-tiba terjadi ketika platform media sosial utama Facebook, Instagram, dan WhatsApp alami sistem down sekitar pukul 15:16 UTC atau sekitar jam 10 malam pada 4 Oktober.
Menurut sebuah laporan, sistem down dikarenakan Facebook berusaha untuk memulai ulang server secara manual, dan karyawan juga tidak dapat memasuki gedung karena gangguan layanan yang meluas.
Tim komunikasi Facebook kemudian memberikan pernyataanya melalui Twitter, jika perusahaannya sedang bekerja keras untuk mengembalikan semua keadaan agar menjadi normal secepat mungkin.
Sebelumnya, sekitar 2 tahun lalu, hal serupa ternyata pernah terjadi. Tepatnya pada tanggal 13 Maret 2019 silam, tiga platform komunikasi utama melaporkan secara bersamaan jika server mereka down dan berlangsung lebih dari 24 jam.
Pada saat itu, Facebook mengaitkan masalah tersebut dengan “perubahan konfigurasi server.”
Usut punya usut, ternyata interupsi dapat mempengaruhi keterlibatan komunitas di sekitar proyek crypto dan blockchain, tetapi Discord, Twitter, YouTube, dan platform sejenisnya berbeda.
Banyak pengguna Crypto di arena Twitter yang menjadikan insiden tersebut untuk melayangkan protes guna menyoroti kebutuhan akan jaringan sosial terdesentralisasi yang dibangun di atas blockchain.
“Jika mereka ingin membangun Facebook di blockchain, itu memungkinkan Facebook untuk tidak down lagi, begitupun platform lainnya.” kata Allen Farrington, yang secara teratur menulis tentang Bitcoin dan cryptocurrency di blog Medium-nya.
Sistem down total dan tidak tersedia seperti ini juga penah terjadi ketika mantan karyawan Facebook, Frances Haugen, menyerahkan ribuan dokumen kepada jurnalis dan lainnya.
Haugen pun menyiratkan bahwa perusahaan tidak melakukan apa yang mereka klaim terkait dengan penghapusan ujaran kebencian dan posting yang mendorong kekerasan dari plaform.
Fenomena tersebut entah bagaimana menjadi hari yang sama ketika saham Facebook turun lebih dari 5% dari total $324,90 pada saat publikasi.
Sementara itu, Twitter saat ini sudah mengerjakan inisiatif media sosialnya sendiri yang terdesentralisasi.
CEOnya, Jack Dorsey, pertama kali mengumumkan berita ini pada Desember 2019.
Dorsey mengungkap bahwa Twitter akan mendanai tim khusus untuk mengembangkan standar terdesentralisasi untuk media sosial.
Dan baru-baru ini, Twitter dikabarkan telah menyewa pengembang crypto untuk memimpin grup.
Dorsey mengungkapkan jika tujuannya ingin mengalihkan platformnya dari hosting, lalu menghapus konten ke algoritma rekomendasi yang mengarah pada perhatian pengguna.
Dorsey kemudian juga menambahkan jika ia ingin konten milik Twitter terhindar dari sesuatu yang memicu kontroversi dan kemarahan daripada percakapan yang sehat dan informatif.
Dan menurut laporan terakhir, Twitter baru-baru ini menerapkan tip berbasis Bitcoin, dan akan segera menggaet NFT berbasis Ethereum untuk memverifikasi gambar profil mereka.
Diluar dari gangguan sistem down yang bisa diminimalisir kan, jejaring sosial terdesentralisasi memanglah topik hangat di ruang blockchain dan juga menguntungkan.
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.