
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 7 min read
Harga Bitcoin (BTC), aset kripto terbesar di dunia, kembali pulih di atas US$110.000 di tengah persiapan pelaku pasar menghadapi kebijakan ekonomi terbaru dari Federal Reserve (The Fed).
Data CoinMarketCap pada Selasa (2/9/2025) sore mencatat Bitcoin diperdagangkan stagnan di US$110.192 dengan pertumbuhan 1% dalam 24 jam terakhir. Kapitalisasi pasar kripto juga naik tipis ke US$2,19 triliun.
Adapun, pemulihan Bitcoin saat ini mulai diikuti dengan rebound untuk aset kripto besar lainnya, dengan Ethereum (ETH) yang kembali pulih di level US$4.385 dengan kenaikan hampir 1%, Solana (SOL) yang melonjak 2%, hingga Bitcoin Cash (BCH) yang naik 4%.
Secara keseluruhan, total kapitalisasi pasar aset kripto saat ini duduk di US$3,81 triliun, mencatat pemulihan lebih dari 1% dalam 24 jam terakhir.
Baca juga: Produk Investasi Bitcoin Kini Kuasai 7% Total Pasokan BTC
Fokus investor kini tertuju pada rilis data tenaga kerja AS pada 5 September mendatang. Dikutip dari CoinDesk, para ekonom memperkirakan penambahan sekitar 45.000 lapangan kerja, dengan kontribusi sektor swasta mendekati 60.000 dan tingkat pengangguran naik tipis ke 4,3%.
Jika data tenaga kerja lebih lemah dari perkiraan, peluang pemangkasan suku bunga pada September semakin besar. Kebijakan yang lebih longgar bisa melonggarkan likuiditas, meningkatkan minat terhadap aset berisiko, dan bahkan menghidupkan kembali strategi basis trade yang sepanjang tahun ini cenderung lesu.
Baca juga: Emas Cetak Rekor Tertinggi Baru, Bagaimana Nasib Bitcoin?
Meskipun harga Bitcoin terpantau mengalami kenaikan dengan beberapa indikator teknikal memberi sinyal local bottom, laporan dari Glassnode menyoroti bahwa struktur pasar tetap terlihat rapuh.
Data menunjukkan bahwa permintaan spot Bitcoin melemah dalam sepekan terakhir. Volume perdagangan turun dari US$8,5 miliar menjadi US$7,7 miliar atau menyusut 9%. Penurunan ini menandakan berkurangnya partisipasi investor dan mencerminkan lemahnya keyakinan di kalangan trader.
Sementara itu, Cumulative Volume Delta (CVD) spot memang sedikit membaik, mengindikasikan tekanan jual mulai mereda. Namun secara keseluruhan, indikator pasar spot masih memperlihatkan lemahnya permintaan.
Di sisi lain, pasar futures juga menunjukkan sikap lebih defensif. Open interest kontrak berjangka Bitcoin turun dari US$45,8 miliar menjadi US$45 miliar, menandakan ada aksi penutupan posisi yang moderat dan pergeseran ke perilaku risk-off.
Selain itu, futures funding rate juga tercatat menurun dari US$3,8 miliar menjadi US$2,8 miliar. Penurunan ini memperlihatkan berkurangnya minat untuk mengambil posisi long dan keengganan membayar premi lebih tinggi untuk mempertahankan kontrak terbuka.
“Trader tampak kurang bersedia memperluas eksposur risiko, menegaskan sikap defensif setelah volatilitas terbaru,” Glassnode menyimpulkan.
Baca juga: Trader Sebut Bitcoin Berisiko Kehilangan Tren Bullish Jika Jebol Level Ini!
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.