Berita Bitcoin · 6 min read

Emas Cetak Rekor Tertinggi Baru, Bagaimana Nasib Bitcoin?

bitcoin
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025

Harga emas kembali menorehkan rekor tertinggi sepanjang masa setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengomentari inflasi melalui media sosialnya. Namun, pergerakan Bitcoin justru berlawanan arah, kembali memunculkan pertanyaan soal hubungan kedua aset tersebut.

Menurut data GoldPrice pada Selasa (2/9/2025) pagi, harga emas tercatat melonjak 1% hingga mencapai US$3.493 per ons, level tertinggi dalam sejarah. Dalam rupiah, emas saat ini diperdagangkan di Rp57,4 juta per ons. Lonjakan harga signifikan ini tampaknya terjadi setelah Trump menuliskan bahwa harga-harga di AS kini “turun drastis” dan inflasi praktis tidak ada.

Grafik harga GOLD/USD dalam sepekan terakhir. Sumber: GoldPrice

Di sisi lain, harga Bitcoin (BTC) tertekan ke level terendah sejak awal Juli, turun ke kisaran US$109.400 menurut data CoinMarketCap. Penurunan ini menandai koreksi terdalam sejak rekor harga tertinggi di US$124.457 pada 14 Agustus, dengan pelemahan lebih dari 12%.

Grafik BTC/USD dalam sebulan terakhir. Sumber: CoinMarketCap

Baca juga: Trader Sebut Bitcoin Berisiko Kehilangan Tren Bullish Jika Jebol Level Ini!

Korelasi Emas dan Bitcoin Melemah

Selama dua setengah tahun terakhir, emas, Bitcoin, dan indeks Nasdaq sempat bergerak seirama. Namun, menurut analis IG Markets Tony Sycamore, belakangan hubungan emas dan Bitcoin terlihat terputus.

“Bitcoin kadang dipandang sebagai aset lindung nilai seperti emas, kadang juga sebagai aset berisiko. Perubahan persepsi inilah yang membuat korelasi bisa melemah untuk sementara,” kata Sycamore, dikutip dari Cointelegraph.

Ia menambahkan, korelasi keduanya masih berpeluang kembali, terutama jika ekonomi AS dipacu lewat kebijakan Trump dan The Fed memangkas suku bunga di tengah inflasi. Dalam skenario itu, baik emas maupun Bitcoin dinilai bisa sama-sama naik.

Pendapat serupa datang dari Vince Yang, Co-founder zkLink. Ia menyebut korelasi emas dan Bitcoin tahun ini kerap rendah, bahkan negatif.

“Emas tetap jadi pilihan klasik safe haven, sementara Bitcoin lebih terikat pada likuiditas dan risiko pasar,” kata Yang.

Adapun, beberapa analis lainnya menilai pelemahan Bitcoin saat ini mungkin hanya efek jeda. Data historis menunjukkan harga Bitcoin cenderung reli dalam 100–150 hari setelah emas mencetak rekor baru.

Misalnya, ketika emas menembus US$2.000 pada 2020, reli Bitcoin baru menyusul setahun kemudian dengan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

“Bitcoin biasanya mengikuti arah emas dengan jeda tertentu, bukan bergerak beriringan,” kata Joe Consorti, Head of Growth Theya, pada April lalu.

Baca juga: Bitcoin Dinilai Terlalu Murah, JPMorgan Pasang Target US$126.000 Akhir 2025

Mana yang Lebih Efektif Jadi Aset Lindung Nilai?

Meski kerap dibandingkan, peran emas dan Bitcoin dalam portofolio investor ternyata tidak sama. Dalam postingan di X pada Minggu (31/8/2025), European Head of Research di Bitwise Asset Management, André Dragosch mengatakan emas lebih efektif melindungi dari gejolak pasar saham, sementara Bitcoin cenderung menjadi penyeimbang risiko di pasar obligasi.

“Sejarah menunjukkan saat saham jatuh, investor lari ke emas. Sebaliknya, Bitcoin justru sering ikut tertekan bersama saham, tapi bisa lebih tangguh saat obligasi AS melemah karena kenaikan imbal hasil,” jelas Dragosch.

Data terbaru pun menguatkan pandangan ini. Sepanjang 2025, harga emas sudah naik lebih dari 30% seiring meningkatnya volatilitas pasar saham, sedangkan Bitcoin naik sekitar 16% di tengah tekanan obligasi.

Dengan karakter berbeda, banyak analis sepakat bahwa investor tak perlu memilih salah satu. Menyimpan keduanya justru bisa memberi diversifikasi yang lebih optimal.

“Emas tetap jadi lindung nilai klasik, sementara Bitcoin bisa berfungsi sebagai alternatif ketika tekanan datang dari pasar obligasi. Keduanya punya peran, bukan saling meniadakan,” sebut Bitwise dalam sebuah laporan yang dipublikasikan awal tahun ini.

Baca juga: Bitwise Prediksi Harga Bitcoin Tembus US$1,3 Juta di 2035


Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Dilla Fauziyah

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.