Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Exchange · 5 min read
Selain mengutuk langkah Putin untuk menginvasi Ukraina, Komisi Eropa juga berkomitmen pada serangkaian tindakan yang mengisolasi Rusia dari sistem keuangan internasional, seperti menghapus sejumlah bank Rusia dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT).
Pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Komisi Eropa dan para pemimpin dari Prancis, Jerman, Italia, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat menyoroti kepentingan bersama dalam membela Ukraina dari Rusia.
“Kami akan meminta pertanggungjawaban Rusia dan secara kolektif memastikan bahwa perang ini adalah kegagalan strategis bagi Putin. Langkah ini bertujuan untuk menghambat kapasitas Rusia untuk melakukan pembayaran cross-chain.”
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan lima tindakan proaktif terhadap otoritas Rusia, dimulai dengan penghapusan sejumlah bank Rusia yang dirahasiakan dari sistem SWIFT.
Selain memutuskan Rusia dari SWIFT, Komisi Eropa juga akan melumpuhkan aset bank sentral Rusia dengan menciptakan penghalang keuangan lain bagi Bank Sentral Rusia untuk melikuidasi aset.
Sementara itu, ketika negara-negara di seluruh dunia terus memberlakukan pembatasan keuangan baru di Rusia, seorang miliarder Rusia justru berpotensi menghindari sanksi yang ada dengan menggunakan cryptocurrency.
Dan dalam situasi seperti itu, crypto sepertinya akan menjadi kunci bagi orang kaya untuk menghindari sanksi.
Pernyataan tersebut ternyata disetujui juga oleh Pendiri sekaligus CEO dari Quantum Economics Mati Greenspan.
“Jika seorang individu kaya khawatir bahwa akun mereka dapat dibekukan karena sanksi, mereka dapat dengan mudah menyimpan kekayaan mereka dalam Bitcoin untuk dilindungi dari tindakan tersebut.”
Baca Juga: Harga BTC Naik Walau Perang Berlanjut, Ini Penyebabnya!
Sanksi terhadap Rusia tak bisa lagi menggunakan sistem SWIFT akan mendorong negara itu mencari alternatif sistem lain yang terbuka tanpa kontrol negara lain.
Rusia bisa saja menggencarkan perdagangan emas. Namun perlu diingat, sistem perdagangan emas juga punya negara pengendali seperti Inggris.
Satu-satunya alternatif yang sudah jelas tidak terikat adalah cryptocurrency. Aset Bitcoin sebagai sebuah sistem uang elektronik bisa dijadikan alternatif untuk pengiriman uang.
Namun memang, sistem Bitcoin masih punya keterbatasan mulai dari kecepatan transaksi hingga nominal uang hingga nilai tukarnya. Tapi setidaknya sistem blockchain pada cryptocurrency memiliki keunggulan yang setara dengan sistem SWIFT.
Lantas, apakah Rusia akan benar-benar menggunakana cryptocurrency nantinya semua itu kembali lagi ke Rusia, karena sebelumnya Rusia juga telah mengecam sektor ini.
Baca Juga: Rusia Ingin Larang Crypto, Harga Bitcoin Terancam Anjlok
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.