Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 5 min read
Pasar kripto, termasuk Bitcoin, telah mengalami penurunan signifikan sejak awal September 2024. Harga Bitcoin sempat turun hingga titik terendah di kisaran US$52.800, selaras dengan melemahnya pasar saham AS. Penurunan ini seringkali disebut dengan September Effect.
Secara historis, September menjadi bulan yang paling tidak menguntungkan bagi pasar saham. Berdasarkan laporan dari Open Markets, indeks S&P 500 mengalami penurunan sebanyak 55% sejak tahun 1929, menjadikannya bulan dengan performa terburuk dibanding bulan-bulan lainnya. Salah satu alasan yang mungkin menyebabkan penurunan ini adalah bertepatan dengan liburan para trader dan penutupan fiskal beberapa perusahaan keuangan.
Dalam hal kinerja Bitcoin, meskipun rekam jejaknya lebih pendek dibanding pasar saham, pola penurunan di bulan September juga terlihat. Berdasarkan data dari CoinGlass, Bitcoin mencatat return negatif sebanyak sembilan kali sejak 2013, dengan return positif hanya tercatat pada tahun 2015, 2016, dan 2023. Bahkan, September memiliki rata-rata kerugian terbesar yakni -4,96%, diikuti bulan Juni dengan kerugian rata-rata sebesar -0,3%.
Data tersebut juga menunjukkan bahwa September merupakan bulan yang mencatat kerugian rata-rata terbesar mencapai -4,96%, disusul bulan Juni yang mencatat kerugian rata-rata sektiar 0,3%. Saat ini, kerugian rata-rata Bitcoin tercatat mencapai -7%.
Baca juga: 3 Faktor Penentu untuk Harga Bitcoin di September 2024
Meski demikian, Jake Ostrovskis, seorang trader OTC di pembuat pasar Wintermute, mengatakan kepada Decrypt bahwa pola penurunan di bulan September tidak bersifat absolut.
Ia menunjukkan bahwa penurunan berulang di bulan ini bukanlah aturan tetap, dan kondisi pasar yang lebih luas serta faktor-faktor lainnya dapat mempengaruhi tren tersebut. Misalnya pada September 2023, Bitcoin berhasil memberikan return sebesar 3,9% setelah sebelumnya mengalami penurunan.
Ostrovskis juga menggarisbawahi beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga Bitcoin dalam jangka pendek, seperti likuiditas, kondisi ekonomi makro, dan sentimen pasar kripto. Menurutnya, faktor-faktor ini lebih penting untuk diperhatikan dibandingkan sekadar mengikuti pola kalender.
Baca juga: Riset: Bitcoin Halving Tak Lagi Pengaruhi Harga BTC
Di sisi lain, Zach Pandl, direktur pelaksana riset di Grayscale, menekankan pentingnya melihat return rata-rata dengan mempertimbangkan faktor outlier atau pencilan.
Misalnya, Bitcoin mencatat return rata-rata sebesar 46% pada bulan November yang dipengaruhi oleh lonjakan harga aset sebesar 449% pada tahun 2013. Sebaliknya, kinerja buruk S&P 500 pada tahun 1930-an turut berkontribusi pada September Effect di pasar saham.
Pandl juga menambahkan bahwa Oktober memiliki catatan return tertinggi. Ini didukung dengan data yang menunjukkan bahwa pelemahan Bitcoin di bulan September kerap diikuti oleh kenaikan signifikan pada bulan-bulan berikutnya.
Sejak 2013, rata-rata penurunan 5% di bulan September sering kali diikuti oleh kenaikan hingga 22% di bulan Oktober dan lonjakan hingga 46% pada bulan November, yang dikenal dengan istilah “Uptober”.
“Oleh karena itu, kami berharap hanya trader yang paling tidak sabar yang akan mengambil posisi untuk September Effect, dan sebagian besar investor akan fokus pada fundamental Bitcoin yang membaik, seperti penurunan suku bunga The Fed yang akan datang dan adopsi institusi yang terus meningkat,” tutur Pandl.
Baca juga: Alamat Aktif di Jaringan Bitcoin Ambruk ke Level Terendah
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.