Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Industri · 6 min read
Pertukaran kripto FTX yang berhenti beroperasi dilaporkan telah menjual saham Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) senilai hampir US$1 miliar. Aksi jual besar-besaran ini, menyusul transisi dana tersebut menjadi Exchange-Traded Fund (ETF) spot Bitcoin.
Menurut sumber yang dikutip oleh CoinDesk, FTX melepas sekitar 22 juta saham GBTC. Langkah ini dilakukan setelah pengajuan pada awal November mengungkapkan bahwa FTX memiliki 22,3 juta saham GBTC senilai US$597 juta pada 25 Oktober 2023.
Nilai saham tersebut telah meningkat karena kenaikan harga Bitcoin dari sekitar US$34.500 pada tanggal 25 Oktober menjadi US$40.000, termasuk harga tertinggi US$49.000 pada awal bulan ini. Pada hari pertama GBTC diperdagangkan sebagai ETF spot, nilai saham FTX di GBTC telah mencapai US$900 juta.
Baca juga: Upaya Kembalikan Aset, FTX Lelang Properti Rp621 Miliar di Bahama
Sebelumnya, pada awal tahun 2023, harga GBTC lebih rendah sekitar 40% dibandingkan dengan harga Bitcoin yang sebenarnya. Ini berarti jika investor memegang saham GBTC, investor sebenarnya tidak mendapatkan nilai penuh dari Bitcoin yang mereka wakili.
Namun, ketika GBTC berubah menjadi ETF Bitcoin spot, perbedaan harga ini hilang karena adanya kenaikan harga Bitcoin. Jadi, pemegang besar saham GBTC, seperti FTX, mendapatkan insentif untuk menjual saham mereka dan mendapatkan keuntungan.
Dampak dari aksi jual FTX pun menyebabkan ETF Bitcoin spot Grayscale, yang memimpin volume perdagangan lainnya, mengalami arus keluar tertinggi senilai US$2,8 miliar.
Aksi jual ini pun menurut analis Bloomberg ETF James Seyffart, telah menjadi faktor penting dalam penurunan harga Bitcoin yang anjlok ke bawah US$40.000 (23/1).
Baca juga: 3 Faktor Ini Dorong Harga Bitcoin Jatuh di Bawah US$40 Ribu
Di lain sisi, analis CryptoQuant, Ki Young Ju menunjukkan dua grafik on-chain GBTC dan cadangan Bitcoin Grayscale. Ditemukan ada kesenjangan 19.500 BTC antara keduanya. Grafik kiri sekitar 581.276 BTC dalam cadangan GBTC, sedangkan grafik kanan menampilkan sekitar 561.700 BTC.
Data di on-chain juga menunjukan bahwa kepemilikan ETF Bitcoin yang diungkapkan Grayscale berbeda dari yang dipublikasikan. Grayscale mempublikasikan kepemilikan sekitar 566.973 BTC, bukan 561.700 BTC seperti yang terlihat di on-chain.
Nampaknya GBTC belum mengungkapkan arus keluar penuh, dan dari grafik, terlihat juga bahwa arus keluar lebih lanjut telah terjadi dari cadangan on-chain karena nilainya semakin turun.
“Sekarang, saldo dompet GBTC adalah 551 ribu, menunjukkan bahwa mereka masih memiliki selisih sekitar 15 ribu GBTC. Kami dapat mengantisipasi lebih banyak arus keluar GBTC,” jelas pendiri CryptoQuant itu.
Baca juga: ETF Bitcoin Spot BlackRock Bersaing Sengit dengan GBTC
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.