
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 8 min read
Bitcoin (BTC), aset kripto terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, kembali mencetak rekor harga tertinggi baru di level US$126.000 atau sekitar Rp2,08 miliar pada Selasa (7/10/2025). Kenaikan ini menandai kelanjutan reli yang telah berlangsung sejak pertengahan tahun ini.
Menurut data CoinMarketCap, harga Bitcoin terus menguat hingga mencapai rekor baru di US$126.198, dengan kapitalisasi pasar menembus US$2,51 triliun, tertinggi sepanjang masa. Level ini melampaui rekor sebelumnya yang tercipta sehari sebelumnya, ketika Bitcoin untuk pertama kalinya menembus level US$125.000 di akhir pekan lalu.
Analis menilai lonjakan ini dipicu oleh kombinasi faktor global dan sentimen dari para trader terhadap Bitcoin sebagai salah satu aset lindung nilai selain emas. Berikut lima faktor utama yang mendukung kenaikan harga Bitcoin kali ini.
Baca juga: Bitcoin Berpeluang Tembus US$140.000 Akhir Oktober 2025, Ini Alasannya
Momentum Bitcoin di awal kuartal keempat terutama diperkuat oleh fenomena “Uptober”, istilah populer di komunitas kripto untuk menggambarkan tren historis kenaikan harga Bitcoin setiap Oktober.
Secara historis, Oktober telah menjadi salah satu bulan terbaik bagi aset kripto terbesar di dunia tersebut, dengan return bulanan mencapai 20,74% sejak 2013, menurut data CoinGlass.
Kondisi pemerintahan Amerika Serikat yang diiringi dengan shutdown menjadi salah satu pemicu kuat bagi arus modal masuk ke Bitcoin. Kondisi ini terjadi karena Kongres AS gagal menyepakati anggaran, sehingga berbagai lembaga pemerintah harus menghentikan sebagian besar aktivitasnya. Akibatnya, ketidakpastian politik dan ekonomi pun meningkat.
Fabian Dori, Chief Investment Officer di Sygnum Bank, menjelaskan bahwa disfungsi politik ini menurunkan kepercayaan publik terhadap lembaga tradisional dan mendorong investor mencari aset yang lebih independen seperti Bitcoin.
Dengan absennya data ekonomi baru akibat shutdown, pasar kini mengandalkan ekspektasi bahwa bank sentral AS Federal Reserve akan kembali memangkas suku bunga, memperkuat daya tarik Bitcoin sebagai alternatif terhadap dolar AS.
Baca juga: VanEck Prediksi Bitcoin Bisa Tembus US$644.000 Jika Ikuti Reli Emas
Dolar AS kini berada di jalur penurunan tahunan terburuk sejak 1973, melemah lebih dari 10% sejak awal tahun. Dalam postingan di X pada (5/10/2025), analis dari The Kobeissi Letter menjelaskan bahwa kombinasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve, kenaikan inflasi, dan pelemahan pasar tenaga kerja telah mengubah arah kebijakan moneter global.
Menurut analis dari The Kobeissi Letter, fenomena ini menandai perubahan besar dalam perilaku pasar, aset safe haven yang biasanya bergerak berlawanan dengan saham, kini justru menunjukkan pola yang searah.
Sebagai contoh, korelasi antara emas dan indeks saham AS S&P 500 mencapai 0,91 pada 2024, level tertinggi dalam beberapa dekade terakhir. Artinya, baik aset berisiko maupun aset pelindung nilai kini sama-sama naik di tengah pergeseran besar arah kebijakan moneter global, tanda bahwa kepercayaan terhadap uang tradisional sedang berubah.
Produk Exchange-Traded Fund (ETF) berbasis Bitcoin di Amerika Serikat mencatat arus dana masuk besar mencapai US$3,24 miliar dalam sepekan terakhir, menurut data SoSoValue.
Sebelas produk ETF Bitcoin spot di AS juga terus mencatat arus dana positif signifikan, dengan inflow harian tertinggi mencapai US$1,21 miliar pada perdagangan 6 Oktober. Jumlah ini menjadi yang terbesar kedua sejak peluncuran ETF Bitcoin spot pada awal Januari 2024, sekaligus menunjukkan minat institusional yang terus meningkat.
Lonjakan harga Bitcoin juga terjadi bersamaan dengan penurunan pasokan Bitcoin di exchange spot, menciptakan kondisi supply squeeze, merujuk pada kelangkaan pasokan yang mendorong harga naik di pasar terbuka.
Jean-David Péquignot, Chief Commercial Officer Deribit, menyebut kombinasi ini menciptakan “self-reinforcing bull cycle”, di mana semakin banyak dana masuk ke ETF, semakin sedikit Bitcoin tersedia di pasar, mendorong harga naik, dan pada akhirnya menarik lebih banyak investor baru.
Meski koreksi jangka pendek masih mungkin terjadi, tren makro yang kuat menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap Bitcoin sebagai aset global kini berada di titik tertingginya dalam sejarah. Adapun, kenaikan ini juga menegaskan peran Bitcoin yang semakin diakui sebagai aset digital utama di tengah perubahan ekonomi global.
Sejumlah analis memperkirakan reli Bitcoin masih belum berakhir.
Dalam postingan di X, analis kripto CrediBULL Crypto menilai pergerakan terbaru Bitcoin telah membuka fase kenaikan baru menuju kisaran US$150.000.
“Setelah menembus level tertinggi sebelumnya secara impulsif, tahap selanjutnya menuju US$150.000 telah dimulai,” tulisnya.
Ia menambahkan bahwa meskipun koreksi ke area US$108.000–US$118.000 masih mungkin terjadi, pergerakan tersebut justru bisa menjadi peluang beli bagi investor jangka menengah.
“Jika harga sempat turun ke area itu, anggap saja sebagai peluang, dan kalau tidak, nikmati saja perjalanan menuju US$150.000,” tambahnya.
Pandangan serupa diungkapkan oleh trader kripto Crypto Chase yang menilai bahwa “gelombang kenaikan baru tampaknya semakin mungkin terjadi” selama kekuatan pasar tetap terjaga.
Baca juga: ETF Bitcoin di AS Cetak Rekor Inflow Harian Terbesar Kedua Usai BTC Tembus US$126.000
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.