
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 7 min read
Bitcoin (BTC), aset kripto terbesar di dunia, diperkirakan memiliki peluang 50% untuk menembus harga US$140.000 atau sekitar Rp2,32 miliar pada akhir Oktober 2025. Prediksi ini berasal dari hasil simulasi berbasis data historis selama satu dekade terakhir.
Dalam postingan di X pada Rabu (8/10/2025), ekonom Timothy Peterson menjelaskan bahwa model tersebut dibangun dari ratusan simulasi menggunakan data pergerakan harga harian Bitcoin sejak 2015 untuk memprediksi perilaku pasar.
“Prediksi ini bukan hasil emosi atau opini subjektif, melainkan proyeksi berbasis data nyata yang merefleksikan ritme dan volatilitas historis Bitcoin,” ujar Peterson.
Dengan harga Bitcoin yang saat ini berada di kisaran US$121.450 menurut data CoinMarketCap, aset ini perlu naik sekitar 15% untuk mencapai target US$140.000. Sebelumnya, Bitcoin sempat mencetak rekor tertinggi baru di US$126.100 pada 6 Oktober 2025.
Baca juga: Bitcoin Tembus Rekor Tertinggi Sepanjang Masa di Atas US$125.000
Peterson menilai peluang Bitcoin mencapai US$140.000 sejalan dengan pola pertumbuhan historis bulan Oktober. Berdasarkan data CoinGlass, Oktober merupakan bulan terbaik kedua bagi Bitcoin sejak 2013, dengan rata-rata kenaikan 20,74%, hanya kalah dari November yang mencatat rata-rata kenaikan 46%.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa sebagian kenaikan tersebut kemungkinan telah terjadi di awal bulan, ketika harga Bitcoin naik dari kisaran US$116.500 ke atas US$122.000. Secara statistik, reli lanjutan menuju US$140.000 masih tergolong wajar menurut pola historisnya.
Peterson menambahkan bahwa pergerakan pasar kripto tidak sepenuhnya acak dalam jangka pendek, melainkan bersifat siklikal, terutama terkait likuiditas dan sentimen institusional. Ia menilai Oktober menjadi bulan penting dalam siklus modal global karena bertepatan dengan akhir kuartal ketiga, rebalancing portofolio, perencanaan fiskal tahunan, serta periode pelaporan keuangan institusi besar.
Meski simulasi ini memberikan pandangan optimistis, sejarah menunjukkan bahwa Bitcoin tidak selalu mengikuti pola yang sama setiap tahun. Faktor eksternal seperti kebijakan moneter Amerika Serikat, kondisi likuiditas global, dan perubahan regulasi tetap berpotensi memengaruhi arah harga di sisa tahun ini.
Baca juga: ETF Bitcoin di AS Cetak Rekor Inflow Harian Terbesar Kedua Usai BTC Tembus US$126.000
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.