Linkedin Share
twitter Share

Investasi · 5 min read

Dollar Cost Averaging, Cara Aman Investasi Crypto

Dollar Cost Averaging

Bagi trader dan investor crypto fluktuasi dan volatilitas merupakan makanan sehari-hari. Harga selalu bergerak tidak menentu dan berubah sesuka hati. Hal ini menyebabkan pasar crypto sulit diprediksi tetapi bukan berarti sulit untuk dimasuki.

Ada sebuah metode aman untuk bisa berada di pasar crypto yakni Dollar Cost Averaging atau DCA.

“Ini adalah strategi yang hebat, dan harus diterapkan pada sesuatu yang Anda yakini,” kata Daniel Polotsky, pendiri ATM Bitcoin dan perusahaan jasa keuangan CoinFlip.

Nah, apa itu DCA, cara melakukan, dan keuntungannya bagi investor crypto? Dapatkan jawabannya di artikel berikut ini.

Apa itu Dollar Cost Averaging

Dollar Cost Averaging adalah metode investasi jumlah aset yang sama secara berkala.

Dengan investasi berkala ini investor bisa meminimalisir dampak volatilitas sebuah aset.

Investor yang melakukan DCA berinvestasi sesuai dengan harga beli rata-rata, bukan pada satu harga, karena mereka membeli aset pada interval waktu yang berbeda.

Dalam jangka panjang investasi ini dapat memaksimalkan keuntungan, dengan DCA investor juga bisa lebih tenang dan tidak mudah terpengaruh FUD yang seringkali terjadi.

Metode ini cocok untuk pemula dan investor crypto jangka panjang.

Baca juga: Investasi Crypto, Strategi, Cara, Manfaat dan Risikonya

Cara Kerja DCA

Strateginya melibatkan membagi total investasi menjadi sedikit demi sedikit dan menginvestasikannya di pasar secara teratur.

Misalnya, jika tujuan tahunan adalah menginvestasikan Rp12 juta ke dalam Bitcoin, maka investor akan berkontribusi sekitar satu juta per bulan selama setahun.

Jumlah Bitcoin yang didapatkan akan mengikuti dengan perubahan harga, kamu akan membeli harga tertinggi dan terendah, dan jika harga turun saat periode bearish, mungkin aset yg dibeli sebelum periode ini akan turun.

Namun, tidak perlu khawatir, karena jika harga naik dan periode bullish tiba, kamu bisa jadi untung lebih banyak, karena kamu selalu membeli Bitcoin dengan jumlah uang yang sama ketika harganya naik atau turun sekali pun.

“Jika Anda memasukkan sejumlah uang ke dalam Bitcoin setiap minggu sejak 2010, Anda akan menjadi orang yang bahagia sekarang. Jika Anda melakukannya selama setahun terakhir, hari ini Anda mungkin tidak bahagia, tetapi mungkin dalam beberapa bulan Anda akan sangat bahagia, ”kata Ron Levy, CEO The Crypto Company.

Baca juga: Investor Bitcoin Dapat Return 61,8% dengan Dollar-Cost Average

Keuntungan DCA

Hadapi Fluktuasi

Memang tidak ada jaminan DCA akan terus membuat investor untung, tapi metode ini merupakan cara yang cukup aman untuk menyiasati fluktuasi harga crypto.

Misal kamu memiliki uang 10 juta dan mendapatkan 5 crypto. Nah kemudian harganya turun, uang tersebut turun,  menjadi lima juta rupiah dengan lima crypto tersebut.

Selanjutnya dengan metode DCA kamu membagi 10 juta itu menjadi dua kali pembelian, di pembelian pertama kamu akan mendaptakan 2,5 crypto.

Saat harganya turun, kamu pun membeli lagi dan berhasil mendapatkan lima buah crypto.

Totalnya kamu akan mendapatkan 7,5 crypto, sedangkan tanpa metode DCA kamu hanya akan memperoleh 5 crypto saja.

Menghindari Waktu yang Salah

Waktu membeli crypto menjadi unsur penting, sebab apabila kamu telat sepersekian detik saja harga bisa berubah.

Bisa saja kamu membeli di waktu yang salah, tetapi dengan DCA setidaknya kamu tidak mengeluarkan uang kamu sepenuhnya dan sudah dibagi secara berkala.

Dengan begini kamu tidak akan terlalu panik dan rugi, karena momen penurunan juga bisa dimanfaatkan kembali untu berinvestasi dengan modal yang masih ada.

Baca juga: 3 Cara Aman Beli Bitcoin Saat Harganya Meroket

Kelemahan Dollar Cost Averaging

DCA perlu diperhatikan juga memiliki kelemahan, keuntungan yang didapatkan bisa jadi tidak akan besar dan bukan merupakan metode untuk memaksimalkan keuntungan, ia lebih kepada manajemen risiko.

Jika kamu membandingkannya dengan metode lump sump yakni beli aset sekaligus dengan dana yang dimiliki, maka lump sump akan unggul. Tentu, dengan catatan dijual saat harganya asetnya naik dan berhasil memberikan profit.  

Kelemahan lainnya adalah, Investor mungkin harus mengeluarkan biaya admin rutin untuk beli crypto di bursa.

Kesimpulan

Metode dollar cost averaging bisa digunakan untuk para investor yang ingin berinvestasi konsisten dalam jangka panjang dan ingin berinvestasi tanpa perlu panik saat harga turun atau naik.

Bagi kamu yang ingin menggunakan metode ini pastikan sudah memahaminya dengan tepat dan mengetahui keuntungan serta risikonya dengan tepat.

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.