Linkedin Share
twitter Share

Tips · 8 min read

5 Tanda Red Flag Saat Beli Shitcoin

Shitcoin kerap kali diminati oleh investor atau trader yang baru terjun ke pasar crypto.

Hal ini disebabkan keuntungan yang bisa diberikan dari jenis crypto tersebut walau juga memiliki risiko yang cukup tinggi. Namun untuk memilih shitcoin pun tidak bisa sembarangan, sebab risiko rugi sangat besar.

Karena itu ada beberapa red flag atau hal yang harus dihindari ketika memilih shitcoin. Di antaranya adalah sebagai berikut:

Apa Itu Shitcoin?

Shitcoin atau crypto micin, adalah istilah untuk crypto yang memiliki fundamental kurang baik atau masih belum memiliki kejelasan.

Umumnya jenis crypto ini memiliki ketertarikan tinggi karena bisa mengalami apresiasi yang cukup signifikan, bahkan bisa mencapai ribuan persen hanya dalam beberapa hari.

Crypto jenis ini umumnya adalah altcoins yang baru saja diterbitkan yang membuatnya belum memiliki kepastian sehingga berisiko tinggi.

Sebab, terdapat beberapa crypto ini dibentuk dengan tujuan penipuan atau rentan terhadap peretasan.

Walau terdapat kekurangan, shitcoin masih memiliki ketertarikan yang tinggi akibat potensi keuntungannya.

Sebagian besar shitcoin ini dapat mengalami apresiasi yang cukup tinggi bahkan mencapai ribuan persen hanya dalam 24 jam.

Salah satu contoh jenis crypto ini yang mengalami apresiasi signifikan dalam 24 jam adalah BitUp yang menurut Coinmarketcap, mengalami apresiasi sebesar 1097039.29%.

Pergerakan ini sangat mungkin akibat kapitalisasi pasar crypto ini yang juga kecil, sehingga saat bergerak naik atau turun, pergerakannya akan besar.

Baca juga: Feg Token dan Token Micin yang Sempat Meroket Tinggi

Umumnya semakin kecil kapitalisasi pasar suatu aset maka semakin besar pergerakan dan volatilitasnya.

Kapitalisasi pasar yang kecil ini mencerminkan kecilnya dana yang ada di aset crypto tersebut. Jadi bisa dikatakan bahwa jenis crypto ini tidak untuk semuanya.

5 Tanda Red Flag Saat Beli Shitcoin

Banyak pihak yang menghindari jenis crypto ini karena potensi kerugian yang terlalu besar.

Namun sayangnya masih banyak investor baru yang ikut membeli crypto jenis ini dalam jumlah yang besar tanpa mengetahui risiko ini.

Terlebih lagi, banyak investor yang belum mengetahui bagaimana cara memilih shitcoin yang benar untuk mendapatkan potensi keuntungan besar.

Terdapat 5 hal yang harus dihindari saat ingin memilih shitcoin ini, untuk meminimalisir kerugian yang datang bersamanya.

Pahami Red Flag Shitcoin Sebelum Investasi, agar Kamu Tidak Merugi!

Group Terbatas

Langkah pertama saat ingin membeli shitcoin adalah memeriksa komunitas dan sosial media yang dimilikinya.

Komunitas memiliki peran penting, akibat menjadi tempat interaksi antara pihak tim proyek dan juga calon investor cryptonya.

Umumnya komunitas ini menggunakan Telegram karena aplikasi ini mempermudah komunikasi komunitas melalui chat dan juga suara.

Salah satu tanda yang membuat suatu proyek crypto harus dihindari adalah Group Telegram yang di mute sehingga pihak luar tidak bisa berkomunikasi.

Yang bisa berbicara hanya pihak proyek, sehingga calon investor atau pihak eksternal tidak bisa bertanya atau memberi pendapatnya.

Kondisi ini dapat menjadi tanda kurang transparannya proyek atau menghindari pertanyaan, yang membuat satu tanda bahaya.

Anggota Komunitas Palsu

Berikutnya adalah anggota komunitas yang palsu. Kondisi ini dapat menunjukkan suatu kepalsuan akibat membuat seakan proyek tersebut sudah memiliki banyak peminat.

Kondisi ini dapat dilihat dari rasio antara anggota yang online dan keseluruhan anggota yang ada di komunitas tersebut.

Jika rasio yang online dibandingkan keseluruhan terlihat jauh terlalu kecil, ada kemungkinan banyak anggota palsu dan minat terhadap proyek tersebut belum seramai yang terlihat.

Tampilan Situs dan Promosi Proyek Buruk

Promosi yang kurang baik juga menjadi salah satu tanda kekhawatiran terhadap suatu shitcoin atau crypto baru.

Promosi yang kurang baik bisa digambarkan sebagai promosi yang terlalu berlebihan seperti menjanjikan keuntungan yang terlalu tinggi dan tidak fokus pada proyeknya.

Selain itu potensi promosi buruk juga dapat dilihat dari kurang aktifnya sosial media proyek tersebut dan kurangnya kabar terbaru terkait proyek tersebut.

Buruknya promosi ini juga terkadang disandingkan dengan tampilan situs dan sosial media yang buruk.

Tampilan buruk ini bisa terlihat dari situs yang dibentuk tanpa kreativitas atau bahkan tidak menarik untuk dilihat.

Selain itu tampilan buruk dapat juga terlihat dari konten yang isinya kurang informatif atau bahkan hanya duplikasi dari situs atau sumber lain.

Ada kemungkinan jika kondisi tersebut terjadi, proyek tersebut hanya berbentuk penipuan dan bukan proyek asli.

Tidak Ada Bukti Nyata Proyek

Terdapat beberapa bukti yang harus diperlihatkan dari adanya proyek crypto baru atau bahkan hanya sekedar shitcoin.

Tiga hal utama adalah aplikasi atau hasil nyata kegunaan crypto, hasil audit, dan kabar perkembangan dari developer.

Salah satu tanda bahaya adalah saat proyek tersebut tidak memiliki aplikasi atau kegunaan. Sebab, ada potensi bahwa shitcoin atau crypto tersebut tidak akan memiliki manfaat.

Jika tidak ada manfaat maka ada kemungkinan besar crypto tersebut hanya akan dimanfaatkan untuk skema pump and dump.

Skema tersebut digunakan untuk mendorong harga naik kemudian menjual crypto tersebut, menguntungkan pihak kecil dan merugikan pihak lain yang ikut membeli.

Selanjutnya adalah tidak ada hasil audit. Saat tidak ada proses audit yang dilakukan, proyek itu masih tergolong tidak aman.

Saat suatu proyek sudah memiliki hasil audit, pihak pengaudit umumnya memberi beberapa kekurangan terhadap proyek tersebut.

Salah satu pihak pengaudit yang sering dipercaya oleh mayoritas investor senior adalah Certik Finance.

Terakhir adalah dari bukti kehadiran developer, dimana developer yang sering “menghilang” atau “tidur” dianggap sebagai salah satu tanda bahaya.

Hal ini disebabkan developer bertanggung jawab atas teknologi yang digunakan dalam proyek tersebut.

Sehingga hanya developer yang mengetahui saat terdapat kerusakan atau gangguan terutama saat proses penjualan awal atau pre-sale.

Ada kemungkinan jika developer sering “menghilang” terutama saat terjadi kerusakan, proyek tersebut hanya sekedar penipuan.

Nantinya saat penjualan selesai, kemungkinan proyek akan kabur dengan uang yang dihasilkan dari penjualan atau biasa disebut rug pull.

Jumlah Presale Besar dan Alokasi Mencurigakan

Terakhir adalah jumlah penjualan besar yang terlalu besar dan juga alokasi dari hasil penjualan yang kurang merata kepada pasar.

Jumlah pre-sale atau penjualan awal yang terlalu besar dengan periode penguncian yang singkat dapat memancing potensi skema pump and dump.

Selain itu jumlah penjualan yang besar di awal dapat menghasilkan keuntungan yang besar untuk para pihak tim.

Jika alokasinya mencurigakan, ada kemungkinan keuntungan tersebut akan diambil oleh pihak tim dalam jumlah besar.

Pada umumnya hasil penjualan awal akan dialokasikan ke dua pihak yaitu untuk likuiditas coin atau token tersebut dan juga untuk tim.

Jika lebih besar untuk tim, walau dinamakan untuk kegunaan promosi dan ekosistem, terdapat kemungkinan keuntungan akan diambil kepada tim.

Intinya semakin besar alokasi untuk likuiditas semakin aman proyek tersebut akibat dana akan terkunci dan tidak akan diambil oleh tim.

Terdapat beberapa hal lain yang harus dihindari, namun lima poin ini adalah lima poin yang paling umum dilihat untuk melakukan analisis sebelum membeli crypto jenis “berbahaya” ini.

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

Topik

author
Naufal Muhammad

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.