Linkedin Share
twitter Share

Blockchain · 5 min read

Mengenal Render Network (RNDR)

render network

Dalam memenuhi kebutuhan daya komputasi untuk produksi media generasi mendatang, kehadiran Render Network (RNDR) membuka jalan bagi revolusi daya komputasi desentralisasi.

Seiring tuntutan akan rendering dan pemrosesan GPU yang semakin meningkat, Render Network menawarkan solusi inovatif dengan memanfaatkan siklus GPU yang tidak terpakai. Artikel ini membahas detail tentang Render Network.

Apa itu Render Network?

Render Network adalah platform rendering terdesentralisasi yang dirancang untuk mengatasi tuntutan akan kekuatan komputasi GPU dalam produksi media generasi mendatang.

Render menggunakan siklus GPU yang tidak terpakai untuk menghubungkan pembuat konten yang kekurangan daya komputasi dengan penyedia GPU yang memiliki kelebihan daya komputasi.

Dengan memanfaatkan GPU yang kurang terpakai ini, proyek ini memungkinkan penggunaan sumber daya yang lebih efisien dan memungkinkan pembuat konten mengakses sumber daya GPU yang ekonomis untuk proyek-proyek mereka.

Render mendistribusikan pekerjaan rendering berbasis GPU melalui jaringan peer-to-peer. Ini menyederhanakan proses rendering dan streaming konten virtual. Token RNDR memberikan insentif kepada node untuk menyediakan daya komputasi berlebih mereka ke jaringan.

Penggunaan dan aplikasi Render Network meliputi efek visual dan grafis bergerak, NFT, produksi virtual, desain produk, arsitektur, simulasi, dan visualisasi. Render Network juga memiliki aplikasi yang berkembang dalam augmented reality (AR), game, dan kecerdasan buatan (AI).

Baca juga: Mengenal Real World Assets (RWA): Tokenisasi Aset Nyata Dalam 5 Menit

Tim Dibalik Render Network

Render Network dibuat oleh tim berpengalaman profesional dari sektor grafis 3D dan blockchain. Pendiri dan CEO Render adalah Jules Urbach yang juga pendiri dan CEO OTOY, perusahaan grafis yang menyediakan solusi rendering untuk studio dan seniman Hollywood.

Tim inti mencakup Kalin Stoyanchev sebagai head of blockchain, Joshua Bijak sebagai head of project, dan Charlie Wallace sebagai Chief Technology Officer (CTO).

Cara Kerja Render Network

Berikut adalah gambaran tentang cara kerja Render Network dalam proses rendering:

Pengajuan Pekerjaan (Job Submission)

Pembuat konten mengajukan pekerjaan rendering ke Render, bersama dengan data pendukung dan spesifikasi yang diperlukan. Pekerjaan ini dapat mencakup adegan 3D kompleks, gambar atau video resolusi tinggi, simulasi, atau tugas-tugas GPU yang intensif lainnya.

Mekanisme Harga (Pricing Mechanism)

Render Network menggunakan model harga dinamis yang mempertimbangkan variabel seperti kompleksitas pekerjaan, urgensi, dan sumber daya yang tersedia. Model ini memastikan bahwa pembuat konten menerima tarif yang kompetitif untuk layanan rendering sambil memberi kompensasi yang adil kepada penyedia GPU untuk kontribusi mereka.

Distribusi Pekerjaan (Job Distribution)

Setelah pekerjaan diajukan, jaringan mendistribusikan beban kerja di antara penyedia GPU yang tersedia. Ini dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti jenis GPU, kapasitas, lokasi geografis, dan reputasi penyedia.

Algoritma pencocokan canggih memastikan bahwa pekerjaan ditugaskan kepada penyedia yang sesuai, memaksimalkan efisiensi dan alokasi sumber daya.

Pemrosesan dan Verifikasi (Processing and Verification)

Penyedia GPU terpilih memproses tugas rendering yang ditugaskan dan menghasilkan output yang diperlukan. Sistem validasi tanpa kepercayaan memverifikasi akurasi dan kelengkapan output yang dihasilkan, membantu memastikan bahwa pembuat konten menerima hasil berkualitas tinggi.

Algoritma konsensus terdesentralisasi, seperti Proof of Render, juga dapat digunakan untuk melindungi proses rendering dari tindakan curang dan potensi kesalahan atau keterlambatan.

Pembayaran dan Hadiah (Payment and Rewards)

Setelah rendering dan verifikasi berhasil, pembuat konten membayar penyedia GPU menggunakan token Render. Hadiah didistribusikan berdasarkan kompleksitas tugas yang diselesaikan dan sumber daya yang diberikan, memberikan insentif untuk partisipasi dan menyediakan sistem imbalan yang adil.

Baca juga: 5 Kripto Paling Cuan di Tahun 2023

Keunikan Render Network

Aspek-aspek berikut membuat Render Network berbeda dari proyek dan solusi serupa:

Rendering Terdesentralisasi

Render Network memanfaatkan kekuatan sumber daya GPU terdesentralisasi dari ekosistem penyedia yang luas. Ini memungkinkan pembuat konten mengakses layanan rendering berkualitas tinggi dan menghilangkan kebutuhan akan sumber daya rendering terpusat, serta mempromosikan alokasi daya GPU yang efisien di antara banyak pengguna.

Model Harga Dinamis

Mekanisme harga dinamis dari Render Network memastikan biaya layanan yang kompetitif bagi pembuat konten dan kompensasi yang adil bagi penyedia GPU.

Model harga tersebut mempertimbangkan faktor-faktor seperti kompleksitas pekerjaan, urgensi, dan ketersediaan sumber daya untuk menentukan biaya optimal untuk layanan rendering.

Alih-alih bergantung pada sistem harga statis atau manual, pendekatan dinamisnya beradaptasi dengan kebutuhan pengguna dan ekosistemnya.

Algoritma Advanced Matchmaking

Render Network menggunakan algoritma pemadanan canggih (advanced matchmaking) untuk menghubungkan pembuat konten dengan penyedia GPU yang sesuai.

Dengan menilai faktor-faktor seperti jenis GPU, kapasitas, lokasi, dan reputasi penyedia, Render Network memastikan bahwa pekerjaan rendering didistribusikan secara efektif di antara sumber daya, memaksimalkan efisiensi, kecepatan, dan efektivitas biaya layanan rendering.

Fungsi dan Tokenomic RNDR

RNDR adalah token asli Render Network yang memiliki beberapa fungsi:

Token Utilitas

RNDR berfungsi sebagai token utilitas untuk layanan rendering GPU. Pembuat konten membayar pekerjaan rendering dengan RNDR. Mereka dapat mengakses berbagai penyedia GPU dengan tingkat kecepatan, keamanan, dan harga yang berbeda. Saat ini, ada tiga tingkat harga: Tier 1 (Mitra Tepercaya), Tier 2 (Prioritas), dan Tier 3 (Ekonomi).

Token Reward

RNDR digunakan sebagai mekanisme imbalan untuk penyedia GPU. Operator node dapat menggunakan kekuatan GPU yang tidak terpakai mereka untuk me-render pekerjaan di Render Network dan mendapatkan token RNDR sebagai imbalan.

Jumlah token RNDR yang mereka peroleh bergantung pada tingkat pekerjaan rendering, durasi, dan kompleksitasnya. Operator node juga dapat melakukan staking token RNDR untuk meningkatkan reputasi mereka dan mengakses lebih banyak pekerjaan rendering.

Baca juga: Solana vs Ethereum: Persaingan Ketat di Dunia Blockchain

Token Hak Tata Kelola

RNDR adalah token hak tata kelola (governance) protokol, memungkinkan pemegang token memengaruhi tata kelola Render Network.

render network tokenomic
Gambar: Tokenomic RNDR. Sumber: Token Insight

Pada saat penulisan (29/12/23), token RNDR memiliki pasokan maksimum sebanyak 536.870.912 token RNDR dan pasokan beredar sebanyak 366.385.484 RNDR. Distribusi token adalah sebagai berikut:

  • 65% untuk pengembangan jaringan.
  • 25% dialokasikan untuk penjualan token.
  • 10% untuk reserve jaringan.

Dalam memenuhi kebutuhan daya komputasi, Render Network (RNDR) muncul sebagai solusi revolusioner. Dengan memanfaatkan GPU yang tidak terpakai secara terdesentralisasi, RNDR menghubungkan pembuat konten dengan penyedia daya komputasi, meningkatkan efisiensi dan menghadirkan sumber daya yang ekonomis.

Dengan dukungan model harga dinamis, algoritma pemadanan canggih, dan validasi tanpa kepercayaan, RNDR berpotensi menjadi pemimpin dalam industri rendering terdesentralisasi.

Baca juga: 5 Narasi Kripto yang Diprediksi Meledak di 2024

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Ary Palguna

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.