
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Exchange · 5 min read
Hyperliquid (HYPE) dan Aster (ASTER) kini menjadi dua nama besar yang memanaskan persaingan decentralized exchange (DEX) derivatif. Keduanya sama-sama menawarkan layanan perpetual futures tanpa perantara, meski dengan pendekatan berbeda. Tidak heran, perbandingan keduanya menjadi topik hangat di kalangan trader kripto.
Keduanya memberikan kemudahan bagi pengguna dalam jual-beli aset kripto. Lalu, mana yang lebih baik? Berikut ulasan lengkap mengenai Hyperliquid dan Aster sebelum menentukan pilihan.
Baca juga: Token Hyperliquid Tembus ATH Baru Usai Mantan CEO Binance Soroti DEX Rival Aster
Hyperliquid dikenal sebagai salah satu DEX perpetual paling mapan. Platform ini dibangun di atas jaringan Layer-1 miliknya sendiri, yaitu HyperEVM, yang memungkinkan integrasi penuh antara eksekusi, penyelesaian, dan data.
Selain perpetual futures, Hyperliquid juga menyediakan spot trading. Keunggulan utamanya ada pada likuiditas tinggi yang membuat eksekusi order lebih lancar dengan slippage rendah. Token native-nya, HYPE, memiliki mekanisme deflasi melalui buyback & burn, sehingga suplai berkurang seiring waktu dan menambah nilai bagi pemegang token.
Berkat reputasi teknis yang kuat, Hyperliquid telah berhasil menarik banyak trader profesional maupun institusional.
Baca juga: Hyperliquid Perkenalkan Token HYPE Kepada Pengguna
ASTER hadir sebagai pendatang baru di ranah DEX derivatif, namun langsung mencuri perhatian karena inovasi produknya. Platform ini menawarkan dua mode berbeda, yakni Simple Mode yang ramah pemula, dan Pro Mode dengan fitur lengkap untuk trader berpengalaman.
ASTER juga mendukung multi-chain seperti BNB, Ethereum, Solana, hingga Arbitrum. Fitur unggulannya adalah hidden orders, yang memungkinkan trader menyembunyikan strategi dari publik untuk menghindari praktik front-running.
Salah satu produk yang paling kontroversial adalah “1001x leverage mode”, yang memungkinkan trader mengambil posisi super agresif dengan sekali klik. Tak hanya itu, ASTER memperluas produk dengan stock perpetual (misalnya Apple atau Tesla) yang bisa diperdagangkan 24 jam penuh dengan penyelesaian berbasis USDT.
Dengan pendekatan yang lebih ramah retail, Aster kini banyak digunakan oleh trader ritel.
Baca juga: Changpeng Zhao Dukung Peluncuran Token DEX Aster, Penantang Baru Hyperliquid
Jika ditinjau dari infrastruktur, Aster hadir sebagai DEX perpetual multi-chain yang mendukung berbagai jaringan besar. Sebaliknya, Hyperliquid membangun ekosistemnya sendiri melalui HyperEVM, yang mengintegrasikan perdagangan spot dan perpetual dalam satu sistem terpadu.
Perbedaan utama terlihat pada fitur inti. Aster menghadirkan hidden orders untuk melindungi strategi pengguna dari front-running. Hyperliquid memilih pendekatan berbeda dengan menekankan transparansi penuh on-chain, di mana semua order ditampilkan terbuka.
Dalam hal leverage, Aster berani memberikan opsi ekstrem hingga 1001x, yang jelas berisiko tinggi meskipun menarik bagi trader tertentu. Hyperliquid mengambil langkah lebih konservatif dengan batas leverage 50x, yang lebih sesuai bagi mayoritas trader profesional.
Dari segi pengalaman pengguna, Aster membagi layanan ke dalam Simple Mode dan Pro Mode. Hyperliquid lebih menekankan model full order book yang terasa akrab bagi trader berpengalaman dan institusional.
Baca juga: Aster Pertimbangkan Vesting untuk Airdrop Musim Kedua
ASTER menawarkan biaya kompetitif, sekitar 0,01% untuk maker dan 0,035% untuk taker.
Hyperliquid juga bersaing ketat dengan struktur biaya rendah, yakni 0,0100% untuk maker dan 0,0350% untuk taker. Biaya dapat semakin rendah jika pengguna memiliki volume perdagangan tinggi atau melakukan staking HYPE. Seluruh biaya ini dialokasikan kembali ke komunitas, bukan operator platform.
Hyperliquid masih memimpin dalam hal open interest, menguasai sekitar 62% pasar meskipun Aster sempat mencatat lonjakan volume harian. Kedalaman likuiditas Hyperliquid pada pasangan utama seperti BTC membuatnya lebih aman untuk eksekusi transaksi besar.
Di sisi lain, Aster unggul di kalangan retail dengan pertumbuhan pengguna yang pesat. Pertumbuhan ini didorong oleh fitur unik seperti leverage ekstrem, resistensi MEV, serta insentif tanpa biaya gas. Aster juga mendukung kolateral berbasis aset yield-bearing, sehingga pengguna dapat tetap memperoleh imbal hasil sambil menggunakan aset tersebut sebagai jaminan.
Baca juga: Aster Cetak Harga Tertinggi Baru, Mulai Pimpin Sektor DEX Perpetual Kripto
Hyperliquid memiliki ekosistem yang matang dengan proyek-proyek seperti Hyperlend, Felix Protocol, serta stablecoin USDH. Tata kelolanya bersifat komunitas, di mana pengguna bisa mengajukan proposal perubahan, menciptakan rasa kepemilikan jangka panjang.
Sebaliknya, Aster masih menghadapi sorotan terkait sentralisasi token, karena sekitar 96% suplai ASTER dilaporkan dikuasai oleh enam wallet besar. Walaupun demikian, pertumbuhannya didorong oleh dukungan tokoh ternama serta strategi insentif nol gas fee, hingga berhasil menarik lebih dari 2 juta pengguna terdaftar.
Baca juga: Native Markets Resmi Kuasai Ticker Stablecoin USDH di Hyperliquid
Hyperliquid dirancang layaknya mesin trading presisi. Platform ini mendukung perpetual futures dengan leverage hingga 50x, margin silang atau terisolasi, social trading vaults, serta HLP vault yang menjalankan strategi imbal hasil otomatis. Kedalaman likuiditas pada pasangan utama memastikan eksekusi yang aman untuk transaksi berukuran besar.
Sebaliknya, Aster menawarkan pengalaman yang lebih terbuka bagi retail. UX-nya terbagi menjadi mode Perpetual dengan orderbook tradisional, serta 1001x Mode yang menghadirkan pengalaman one-click trading dengan leverage ekstrem. Dukungan kolateral berbasis aset yield-bearing membuat Aster semakin menarik karena menawarkan efisiensi modal yang tinggi.
Kelebihan Hyperliquid:
Kekurangan Hyperliquid:
Kelebihan ASTER:
Kekurangan ASTER:
Baik Hyperliquid maupun Aster membawa nilai unik dalam dunia DEX perpetual. Hyperliquid lebih cocok bagi trader profesional yang mencari stabilitas, kedalaman likuiditas, dan ekosistem yang sudah mapan. Sebaliknya, Aster lebih sesuai untuk trader retail yang tertarik mencoba fitur inovatif, leverage ekstrem, dan pengalaman lintas chain.
Baca juga: Beda Bursa Terpusat (CEX) dan Terdesentralisasi (DEX)
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.