Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Trading · 7 min read
Pola Candlestick adalah alat visualisasi populer yang digunakan investor untuk menganalisis pergerakan harga dan pola perdagangan saham hingga crypto. Candlestick ini ditemukan oleh Munehisa Homma seorang pedagang beras di Jepang pada abad 18.
Pola ini umumnya digunakan untuk trading jangka pendek dan cocok untuk analisis teknikal karena bisa menggambarkan pergerakan harga dengan warna yang berbeda.
Dengan memahami pola candlestick ini trader bisa memprediksi pergerakan harga dan memperkirakan arah harga jangka pendek.
Ada berbagai pola candletstick yang penting untuk diketahui, sebelum mengetahui pola-pola tersebut ada baiknya kita memahami lebih dulu cara membaca candlestick.
Pada grafik, setiap candle atau batang menunjukkan harga pembukaan, tertinggi, terendah, dan penutupan untuk kerangka waktu yang dipilih trader. Misalnya, jika trader menetapkan kerangka waktu menjadi lima menit, candle baru akan dibuat setiap lima menit.
Untuk grafik intraday, harga buka dan tutup adalah untuk awal dan akhir periode lima menit, dan bukan sesi perdagangan. Batang atau candle juga menunjukkan harga saat ini saat terbentuk, apakah harga bergerak naik atau turun selama jangka waktu tertentu, dan kisaran harga yang dicakup aset pada waktu itu.
Bagian atas atau bawah tubuh candle akan menunjukkan harga buka, tergantung apakah aset bergerak lebih tinggi atau lebih rendah selama periode lima menit.
Jika tren harga naik, batang sering kali berwarna hijau atau putih dan harga buka berada di bagian bawah. Jika tren harga turun, batang atau candle sering kali berwarna merah atau hitam dan harga buka berada di atas.
Harga tinggi selama periode candlestick ditunjukkan oleh bagian atas bayangan atau ekor di atas tubuh. Jika pembukaan atau penutupan adalah harga tertinggi, maka tidak akan ada bayangan atas.
Rendahnya ditunjukkan oleh bagian bawah bayangan atau ekor di bawah tubuh. Jika pembukaan atau penutupan adalah harga terendah, maka tidak akan ada bayangan bawah
Penutupan adalah harga terakhir yang diperdagangkan selama batang ditunjukkan oleh bagian atas (untuk batang hijau atau putih) atau bawah (untuk batangmerah atau hitam) tubuh.
Saat candle terbentuk, candle akan terus berubah seiring pergerakan harga. Pembukaan tetap sama, tetapi sampai candle selesai, harga tertinggi dan terendah berubah.
Baca juga: Cara Membaca Candlestick 1 Menit untuk Pemula Hingga Ahli!
Warnanya juga bisa berubah saat batang terbentuk. Ini mungkin berubah dari hijau menjadi merah, misalnya, jika harga saat ini berada di atas harga pembukaan tetapi kemudian turun di bawahnya. Ketika periode waktu lilin berakhir, harga terakhir adalah harga penutupan, lilin selesai, dan lilin baru mulai terbentuk.
Grafik candlestick ini memiliki berbagai pola yang menarik untuk dipelajari berikut ini adalah 14 pola candlestick yang penting diketahui.
Baca juga: 5 Candlestick Patterns Paling Akurat dan Kuat
Dari spinning top ini kita bisa mendapatkan sinyal bullish atau bearish, tergantung dari harga open dan close pada candle.
Pola ini memiliki akurasi yang rendah dan menengah untuk memprediksi pergerakan harga.
Ciri khas dari spinning top adalah mempunyai dua shadow yang memanjang di bagian atas dan bawah dengan body yang kecil.
Baca juga: Apa itu Candlestick? Panduan Lengkap untuk Pemula
Pola ini mencerminkan ada ketidakpastian antara buyer dan seller. Grafik ini biasanya dianggap netral, karena dalam periode tersebut sedang terjadi kebuntuan.
Ketika spinning top ini muncul saat uptrend artinya lebih banyak seller daripada buyer, saat muncul di downtrend artinya lebih banyak buyer daripada seller.
Jenis pola ini adalah body candle yang tidak memiliki shadow atau bayangan. Sehingga terlihat seperti kepala tanpa rambut.
Marubozu ini menunjukan sinyal pergerakan yang kuat dari salah satu sisi buyer atau seller yang kemungkinan akan berlangsung dalam beberapa periode ke depan.
Dalam pola ini kita bisa mendapatkan sinyal bullish atau bearish yang akan tergantung pada harga open dan close yang ada di candle, untuk akurasinya cukup tinggi
Pola selanjutnya adalah Doji yang memiliki karakteristik lebih kompleks. Pola ini memiliki body yang sangat tipis bahkan hanya terlihat seperti garis, karena harga open dan closenya sama. Hal ini disebabkan karena antara buyer dan seller tidak mampu memegang kendali.
Secara umum Doji merupakan sinyal konsolidasi yang berguna untuk memberikan informasi kepastian arah pergerakan harga selanjutnya, diperlukan konfirmasi dari bar candlestick berikutnya setelah doji.
Akurasi doji ini berada di skala menengah dan kuat. Pola ini terbagi lagi menjadi empat jenis, yaitu: Long Legged Doji, Dragonfly Doji, Gravestone Doji serta Four Price Doji.
Sesuai namanya hammer, pola candlestick ini berbentuk seperti palu. Dengan shadow di bagian bawah yang panjang dan body yang kecil. Pola hammer ini mengindikasikan jika ada kondisi bullish reversal atau pembalikan harga dari turun jadi naik saat downtrend.
Untuk mengidentifikasi hammer ini perhatikan lower shadow dan upper shadownya, karena untuk memenuhi pola ini shadow harus sangat kecil atau tidak ada sama sekali.
Hanging man selintas memiliki pola yang mirip dengan hammer, tapi sebetulnya posisinya tidak sama. Karena hanging man ini memiliki bentuk yang menyerupai orang digantung dan terletak di bagian atas.
Candle ini menunjukan sebuah pola pembalikan harga bullish menjadi bearish tetapi akurasinya rendah.
Jika Anda melihat pola ini jangan terburu-buru mengambil sikap karena harus nunggu dulu bagaimana harga close pada candle berikutnya.
Jika harga close ada candle berikutnya memang lebih rendah maka dapat dikonfirmasi jika ada kecenderungan bearish.
Baca juga: Cara Membaca Candlestick Bitcoin untuk Pemula
Hampir mirip dengan hammer, hanya saja kalau di inverted hammer bentuk palunya terbalik.
Pola ini seringkali menunjukkan sinyal bullish, karena meski harganya telah jatuh tapi buyer masih berhasil menutup posisi mereka dekat dengan posisi open.
Meski begitu inverted hammer ini punya akurasi yang rendah karena sering kontradiktif.
Di mana inverted hammer memiliki upper shadow lebih panjang dari bodynya yang secara intuitif menunjukkan tekanan penjualan, tetapi di pola ini malah memberikan sinyal harga yang akan naik.
Shooting star adalah pola candlestick yang seperti bintang jatuh, pola ini menunjukkan haga dari naik menjadi turun. pola ini memiliki akurasi yang moderat dengan kecenderungan sinyal bearish.
Shooting star memiliki Upper Shadow yang panjang,dengan Body berisi yang menghadap ke bawah.
Baca juga: Mengenal Pola Candlestick Shooting Star
Pola candlestick ini bersifat Bull yang menelan para Bear. Bull artinya Buyer, dan Bear adalah Seller.
Bullish Engulfing Candle memberikan sinyal akan terjadinya Uptrend, ketika ada candle bearish yang diikuti oleh candle bullish yang lebih besar. Akurasi dari pola ini berada di tingkat menengah.
Pola ini memiliki sifat yang berkebalikan dari bullish engulfing. Bearish engulfing justru mengkondisikan terjadinya downtrend yang harus diperhatikan dari pola ini adalah candle bearish yang lebih besar akan mengikuti candle bearish yang lebih kecil.
Tweezer Bottom adalah satu candlestick Bearish yang kurang lebih sejajar dengan satu candlestick Bullish. Keduanya sama-sama memiliki Lower Shadow panjang, tetapi dengan Upper Shadow kecil atau tidak ada sama sekali.
Tweezer Bottom pun dapat diikuti oleh Doji. Tapi perlu diingat jika panjang Body pada kedua candle tak harus sama, tetapi nilai Low harus sama rendahnya.
Kemudian ada Tweezer Tops yang merupakan candle bullish bertemu dengan bearish dengan Upper Shadow memanjang di bagian atasnya, namun tower Shadow sangat pendek atau tidak ada.
Panjang Body pada kedua candle tidak harus sama, tapi nilai High harus sama rendahnya.
Sebuah pola candle disebut dengan Tweezer Top jika menunjukkan Bearish reversal saat terjadi Uptrend, sedangkan candlestick Tweezer Bottom adalah pola Bullish reversal ketika Downtrend.
Dalam bahasa Jepang, Harami memiliki makna“kehamilan”. Pola candlestick Harami terbentuk dari dua candle yang mana Body candle dan kedua selalu berukuran lebih kecil dan berada di dalam jangkauan Body candle pertama. Ada dua versi dari Pola ini. Yaitu pola Bearish dan Bullish.
Candle yang lebih kecil mengindikasikan pergerakan harga yang telah mencapai titik puncak dan kemungkinan besar sudah tidak mampu lagi meneruskan trendnya.
Semakin kecil candle kedua, maka semakin kuat sinyal reversal atau pembalikan terjadi. Akurasi dari sinyal ini berada ditingkatkan menengah dan tinggi
Pola candlestick yang terakhir adalah tripple, ini adalah jenis pola candlestick yang banyak dipakai oleh para trader karena akurasinya lebih tinggi.
Pola ini memiliki Doji diantara dua candlestick dengan body panjang sebagai ciri khusus dari pola Evening Star atau Morning Star.
Untuk pola candlestick Morning Star, susunan yang muncul adalah bearish candle-Doji-Bullish Candle dan terjadi pada posisi grafik yang Downtrend.
Pola candlestick Morning Star ini mengindikasikan waktunya reversal bullish.
Sedangkan pola candlestick Evening Star terjadi di posisi grafik Uptrend, dan memberi sinyal Reversal Bearish. Formasinya adalah Bullish Candle-Doji-Bearish Candle.
Three White Soldiers dan Three Black Crows digunakan untuk mengonfirmasi kekuatan arah trend terkini.
Pola Three White Soldiers terbentuk dari tiga candle bullish panjang yang mengikuti downtrend.
Harus diperhatikan, candlestick kedua, harus memiliki ekor yang kecil atau bahkan tidak ada sama sekali. Pola candlestick Three Black Crows adalah kebalikan dari Three White Soldiers.
Pola Three Black Crows terbentuk ketika tiga candle Bearish mengikuti Uptrend yang kuat, dan mengindikasikan bahwa akan segera terjadi Reversal.
Pola candlestick yang terakhir adalah Three Inside Up dan Three Inside Down. Keduanya menandakan Trend Reversal. Polanya adalah Bearish-Bullish-Bullish atau Bullish-Bearish-Bearish.
Three Inside Up terjadi setelah downtrend dan merupakan sinyal untuk reversal uptrend. Candle pertama dalam pola ini adalah bearish candle dengan tubuh panjang.
Selanjutnya diikuti oleh Bullish Candle yang melewati titik tengah dari candle bearish pertama. Candle ketiga harus melewati tinggi Candle Bearish pertama.
Pola candlestick Three Inside Down adalah kebalikan dari Three Inside Up. Yakni pola Three Inside Down adalah indikator untuk reversal downtrend.
Itu dia tiga pola candlestick yang dapat Anda pahami, pola ini sangat berguna bagi Anda yang ingin memantau dan memprediksi pergerakan harga melalui analisis teknikal sebelum memasuki pasar.
Pola ini memang awalnya terlihat sulit untuk dimengerti, namun dengan latihan terus menerus dalam membacanya tentu Anda akan bisa memahaminya dan mengaplikasikannya untuk trading .
Baca juga: Pahami Pola Harga Golden Cross dan Death Cross di Crypto dalam Satu Menit!
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.