Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Ekonomi · 5 min read
Diskonto adalah salah satu konsep penting dalam dunia keuangan dan ekonomi. Artikel ini akan membahas pengertian diskonto, kebijakan diskonto, contoh diskonto, serta dampaknya pada berbagai aspek ekonomi, termasuk nilai tukar mata uang dan investasi kripto seperti Bitcoin.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diskonto (discount rate) adalah potongan atau bunga yang harus dibayar oleh orang yang menjual wesel atau surat dagang yang diuangkan sebelum waktunya.
Secara garis besar, diskonto (discount rate) dapat dipahami sebagai tingkat suku bunga yang diterapkan oleh bank sentral kepada bank-bank komersial dan lembaga keuangan lainnya ketika mereka meminjam uang dari bank sentral.
Baca juga: Suku Bunga Bank Indonesia Naik 4.75%! Investor Kripto Harus Apa?
Kebijakan diskonto digunakan untuk menghitung nilai mata uang saat ini dari uang di masa depan dengan mempertimbangkan tingkat suku bunga atau tingkat pengembalian yang relevan.
Perubahan dalam tingkat diskonto dapat memengaruhi tingkat suku bunga secara keseluruhan. Namun, tingkat diskonto dan suku bunga adalah dua konsep keuangan yang berbeda, meskipun keduanya saling berkaitan.
Tingkat diskonto diterapkan oleh bank sentral dan hanya berlaku untuk transaksi antara bank sentral dan bank-bank komersial. Sedangkan, suku bunga berlaku untuk berbagai jenis pinjaman dan tabungan yang tersedia di pasar keuangan.
Tingkat diskonto bank sentral, seperti di Indonesia yang dipegang oleh Bank Indonesia, dapat memengaruhi nilai tukar rupiah. Tingkat diskonto yang dinaikkan oleh bank sentral cenderung meningkatkan suku bunga di pasar keuangan.
Ketika suku bunga domestik meningkat, hal ini dapat menarik investasi asing ke dalam mata uang lokal, yang pada gilirannya dapat menguatkan nilai tukar rupiah.
Baca juga: 10 Mata Uang Tertinggi di Dunia 2023
Investor mungkin tertarik untuk memegang mata uang yang menawarkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi. Tingkat diskonto juga dapat memengaruhi arus modal.
Jika bank sentral meningkatkan tingkat diskonto untuk mendorong investasi domestik, hal ini dapat mengurangi arus modal asing ke dalam negara, yang dapat memengaruhi nilai tukar rupiah.
Perubahan dalam tingkat diskonto juga mempengaruhi likuiditas di pasar keuangan. Penurunan tingkat diskonto dapat meningkatkan likuiditas karena bank-bank komersial lebih mudah mendapatkan pinjaman dari bank sentral dengan biaya yang lebih rendah.
Tujuan dari tingkat diskonto oleh bank sentral dapat digunakan untuk mengatasi berbagai tantangan ekonomi seperti mengendalikan inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Berikut beberapa tujuan dari penerapan diskonto.
Bank sentral suatu negara sering menggunakan tingkat diskonto sebagai salah satu instrumen kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang yang beredar dalam ekonomi.
Perubahan dalam tingkat diskonto dapat mencerminkan kondisi ekonomi negara tersebut. Tingkat diskonto yang lebih tinggi dapat mengindikasikan ketidakpastian atau risiko ekonomi, yang dapat mempengaruhi persepsi investor tentang mata uang domestik.
Tingkat diskonto digunakan untuk menilai kelayakan investasi. Dengan menggunakan tingkat diskonto yang sesuai, investor atau perusahaan dapat menghitung nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan dari investasi di masa depan. Hal ini membantu dalam pengambilan keputusan apakah suatu investasi layak dilakukan atau tidak.
Pemerintah dan perusahaan menggunakan tingkat diskonto untuk mengelola utang mereka dan menilai keberlanjutan keuangan. Dengan mempertimbangkan tingkat diskonto, mereka dapat menghitung kewajiban pembayaran utang mereka dan merencanakan pengelolaan utang yang efisien.
Pemerintah dapat menggunakan tingkat diskonto sebagai referensi dalam menentukan tingkat suku bunga yang akan diberikan pada obligasi pemerintah yang mereka terbitkan.
Tingkat diskonto yang lebih tinggi akan cenderung menghasilkan suku bunga yang lebih tinggi pada obligasi pemerintah, yang dapat menarik investor dan membantu pemerintah mendapatkan dana yang diperlukan untuk proyek-proyek dan pengeluaran publik.
Ada tiga contoh penerapan kebijakan diskonto yang dilakukan oleh bank sentral Indonesia. Di antaranya adalah sebagai berikut.
Bank Indonesia mengawasi kegiatan yang terjadi di bank-bank umum dan bertanggung jawab untuk memberikan kepastian kepada masyarakat bahwa bank-bank umum dapat memenuhi kewajibannya terhadap nasabah, termasuk pembayaran cek.
Salah satu cara BI memberikan dukungan ini adalah dengan memberikan pinjaman kepada bank-bank umum di seluruh Indonesia untuk menjaga kelancaran operasi mereka.
Selain itu, BI juga dapat membeli surat berharga tertentu milik bank umum jika bank tersebut menghadapi masalah dengan cadangan kas.
Ketika bank umum menjual surat berharga ini ke BI, ini merupakan contoh dari politik diskonto, di mana BI mendukung likuiditas bank umum. Tujuan dari penetapan suku bunga diskonto oleh BI adalah untuk mengendalikan penawaran uang dan aktivitas ekonomi masyarakat.
Ketika tingkat konsumsi masyarakat sangat tinggi dan mungkin berpotensi menyebabkan inflasi, BI dapat memutuskan untuk menaikkan suku bunga. Hal ini dapat dilakukan dengan menaikkan suku bunga pinjaman yang dikenakan kepada bank-bank umum oleh BI.
Dampak dari kebijakan ini termasuk peningkatan uang yang disimpan di bank umum karena suku bunga yang lebih tinggi, yang dapat membantu mengurangi inflasi dengan mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Selain itu, kenaikan suku bunga juga dapat mengurangi harga barang dan membantu pemerataan kebutuhan masyarakat.
Sebaliknya, jika tingkat konsumtif masyarakat rendah, BI dapat memutuskan untuk melakukan penurunan suku bunga. Ini dilakukan untuk memberikan insentif bagi masyarakat untuk mengambil pinjaman, membangun usaha, atau melakukan investasi lainnya.
Penurunan suku bunga ini dapat mengurangi jumlah uang yang disimpan di bank dan meningkatkan jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Dampak dari penurunan suku bunga mencakup meningkatnya harga barang, melemahnya nilai tukar mata uang negara, dan peningkatan inflasi karena peningkatan jumlah uang yang beredar.
Dalam mengendalikan perekonomian Indonesia, Bank Indonesia menggunakan berbagai kebijakan diskonto, termasuk penentuan tingkat suku bunga diskonto, untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi yang berbeda tergantung pada kondisi ekonomi saat itu.
Keputusan BI untuk menaikkan atau menurunkan suku bunga diskonto sangat bergantung pada analisis situasi ekonomi dan tujuan kebijakan yang ingin dicapai.
Pada tahun 1997-1998, Indonesia menghadapi krisis ekonomi yang parah. Bank Indonesia mengambil langkah-langkah drastis, termasuk peningkatan tingkat diskonto secara signifikan, untuk mengendalikan laju inflasi yang tinggi dan mengatasi gejala krisis tersebut.
Selama krisis keuangan global pada tahun 2008, BI juga menggunakan kebijakan diskonto untuk mengendalikan dampak krisis.
Salah satu langkahnya adalah menurunkan tingkat diskonto untuk mendorong bank komersial untuk lebih aktif memberikan pinjaman dan memulihkan pertumbuhan ekonomi.
Selama pandemi COVID-19, Bank Indonesia mengambil langkah-langkah untuk mendukung stabilitas ekonomi, termasuk penurunan tingkat diskonto dan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate.
Langkah-langkah tersebut dimaksudkan untuk merangsang investasi dan konsumsi serta memberikan likuiditas tambahan kepada bank-bank komersial.
Hubungan antara kebijakan diskonto dan investasi kripto masih menjadi perdebatan di kalangan ahli. Beberapa berpendapat bahwa kebijakan diskonto memengaruhi harga aset kripto, sementara yang lain berpendapat bahwa tidak ada hubungan langsung antara keduanya.
Ketika tingkat diskonto tinggi, orang mungkin cenderung mencari alternatif investasi yang menawarkan tingkat pengembalian yang lebih baik daripada investasi tradisional seperti kripto.
Sementara itu, sebagian ahli mengatakan tidak ada keterkaitan langsung antara tingkat diskonto dan harga aset kripto terutama Bitcoin.
Menurut pandangan ahli New York Fed, Bitcoin tidak terlalu berpengaruh oleh berita ekonomi dan moneter. Hal ini menghasilkan keraguan tentang sejauh mana tingkat diskonto memengaruhi harga Bitcoin.
Baca juga: Suku Bunga AS Tertinggi dalam 22 Tahun, Apa Kabar Harga Bitcoin?
Dalam konteks kebijakan moneter, tingkat diskonto adalah alat yang digunakan oleh bank sentral, seperti Bank Indonesia, untuk mengendalikan suku bunga dan likuiditas di pasar keuangan.
Tingkat diskonto ini berpengaruh pada berbagai aspek ekonomi, termasuk inflasi, arus modal, dan penilaian investasi. Selain itu, tingkat diskonto juga digunakan oleh pemerintah dan perusahaan dalam manajemen utang dan penentuan suku bunga obligasi.
Sementara tingkat diskonto memiliki peran penting dalam kebijakan moneter dan manajemen finansial, dampaknya terhadap harga aset kripto masih menjadi subjek perdebatan yang perlu lebih banyak penelitian dan pemahaman untuk dapat ditarik kesimpulan yang lebih pasti.
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.