Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Regulasi · 6 min read
Bank Indonesia (BI) menaikkan tingkat suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75% pada Oktober 2022. Namun, apakah peningkatan suku bunga acuan ini berdampak positif atau justru negatif bagi investor kripto? Simak penjelasan berikut ini.
Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani mengatakan, awalnya pengusaha mendukung kenaikan suku bunga untuk menjaga stabilitas rupiah serta menahan inflasi yang terus naik. Namun, kenaikan 50 basis poin dirasa terlalu tinggi lantaran dibarengi dengan tekanan terhadap perekonomian global.
“Repotnya kebijakan moneter yang secara marathon menaikkan suku bunga acuan dari Agustus sebesar 25 basis poin, dilanjutkan September 50 basis poin, kembali dinaikkan 50 basis poin lagi,” kata Ajib, dilansir dari Tempo, Senin, (24/10/2022).
Dikutip dari CNN Indonesia, dampak dari kenaikan suku bunga Bank Indonesia ini akan membuat biaya KPR dan usaha yang tinggi, penyaluran kredit anjlok, pertumbuhan sektor rill terhambat, perubahan perliaku masyarakat yang lebih memilih menabung, dan lapangan pekerjaan baru berkurang.
Terkait kenaikan suku bunga Bank Indonesia, ini tidak memiliki dampak pada harga aset kripto seperti kenaikan suku bunga AS. Sebab, salah satu pengaruh kuat di pasar kripto masih didominasi oleh kebijakan ekonomi Amerika Serikat.
Namun jika dilihat dari akibat kenaikan suku bunga yang membuat biaya kredit lebih tinggi, masyarakat yang lebih memilih untuk menabung, dan resesi yang diprediksi terjadi di 2023 akan membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam mengalokasikan uang, sehingga tidak akan mengherankan jika investor pasar kripto berpeluang untuk turun.
Karena dalam situasi seperti ini masyarakat umumnya akan menghindari aset yang berisiko seperti kripto, dan memilih untuk menabung uang fiat atau aset yang lebih aman.
Hal ini pun turut disetujui oleh Gabriel Rey, CEO Triv saat dihubungi Coinvestasi via daring beberapa waktu lalu, kondisi ekonomi yang resesi menurutnya akan memengaruhi pasar kripto.
” Kripto pasti otomatis ikut terkena dampaknya dan turun karena apabila resesi, sehingga bisa menyebabkan tight cash flow investor retail dan akhirnya mereka tidak punya dana lebih untuk di tradingkan karena untuk kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Karena itu, investor yang tetap ingin berinvestasi pun diharapkan bisa lebih cermat untuk menentukan metode investasi aset kripto yang tepat dan menggunakan cara aman seperti dollar cost averaging, melakukan manajemen risiko, dan tetap berpikir realistis dalam mecari keuntungan di tengah kondisi ekonomi global, yang kini besar pengaruhnya untuk harga aset kripto.
Baca Juga: Tips Investasi Kripto Kala Resesi Ekonomi
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.