Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Blockchain · 6 min read
Kehadiran Bitcoin membuat aset-aset kripto lain turun muncul ke permukaan dan seringkali digadang menjadi pesaing Bitcoin, salah satunya adalah Litecoin.
Kripto lawas yang sudah ada sejak 2011 dan hingga saat ini masih bertahan di pasar dengan harga yang cukup menarik.
Nah, apa itu Litecoin, bagaimana cara mendapatkannya dan apa bedanya dengan Bitcoin? Semua bisa kamu temukan di artikel berikut ini.
Litecoin adalah cryptocurrency yang didirikan pada tahun 2011, dua tahun setelah Bitcoin, oleh mantan insinyur Google bernama Charlie Lee. Diukur berdasarkan kapitalisasi pasar, Litecoin masuk kedalam sepuluh besar kapitalisais pasar berdasakran coinmarketcap.
Awalnya, Litecoin adalah pesaing kuat untuk Bitcoin, Litecoin selalu dipandang sebagai reaksi terhadap bitcoin. Faktanya, ketika Lee mengumumkan debut Litecoin di forum bitcoin populer, dia menyebutnya sebagai “bitcoin versi lite”.
Karena alasan ini, Litecoin memiliki banyak fitur yang sama dengan Bitcoin, selain juga mengadaptasi dan mengubah beberapa aspek lainnya.Seperti cryptocurrency terdesentralisasi lainnya, Litecoin tidak dikeluarkan oleh pemerintah, yang secara historis merupakan satu-satunya entitas yang dipercaya masyarakat untuk mengeluarkan uang.
Alih-alih diatur oleh bank sentral dan keluar dari pers di Biro Pengukiran dan Percetakan, Litecoin dibuat dengan prosedur cryptocurrency rumit yang disebut penambangan, yang terdiri dari pemrosesan daftar transaksi Litecoin.
Tidak seperti mata uang tradisional, pasokan Litecoin tetap. Tidak akan pernah ada lebih dari 84 juta Litecoin yang beredar. Setiap 2,5 menit, jaringan Litecoin menghasilkan blok baru di ledger entri dari transaksi Litecoin terbaru di seluruh dunia.
Baca juga: Apa Itu Litecoin Halving? Panduan untuk Pemula!
Litecoin bisa didapatkan dengan cara mining, di mana blok diverifikasi oleh perangkat lunak penambangan dan dapat dilihat oleh semua peserta sistem (disebut penambang) yang ingin melihatnya.
Setelah penambang memverifikasinya, blok berikutnya memasuki rantai, yang merupakan catatan dari setiap transaksi Litecoin yang pernah dilakukan.
Ada insentif untuk menambang Litecoin: penambang pertama yang berhasil memverifikasi blok diberi hadiah 12,5 Litecoin. Jumlah Litecoin yang diberikan untuk tugas seperti itu berkurang seiring waktu.
Pada Agustus 2019, Litecoin melakukan halving atau pengurangan separuh dan akan berlanjut secara berkala hingga Litecoin ke-84.000.000 ditambang.
Litecoin dapat dibedakan dari sebagian besar cryptocurrency lainnya karena dapat ditambang dengan komputer pribadi. Meskipun semakin besar kapasitas mesin untuk menambang, semakin baik peluangnya untuk mendapatkan sesuatu yang berharga bagi penambang.
Bagi kamu yang tidak ingin melakukan mining karena tingkat kerumitannya, kamu bisa mendapatkan Litecoin dengan cara membelinya langsung di bursa.
Litecoin merupakan aset yang terkenal, karena itu keberadaannya mudah ditemui diberbagai bursa, termasuk bursa-bursa yang sudah terdaftar di Indonesia. Kamu bisa membeli Litecoin sesuai dengan modal yang kamu miliki dan rencana investasi yang dilakukan.
Baca juga: Prediksi Harga LTC Jelang Litecoin Halving Agustus 2023!
Berikut adalah perbedaan antara Bitcoin dan Litecoin,
Perbedaan paling signifikan antara Bitcoin dan Litecoin adalah soal kapitalisasi pasar mereka. Pada Maret 2021, nilai total semua bitcoin yang beredar adalah sekitar $1 triliun, membuat kapitalisasi pasarnya lebih dari 70 kali lebih besar dari Litecoin, yang memiliki nilai total $13,7 miliar.
Hal ini nampak wajar sebab Bitcoin sebagai raja aset kripto nyaris mendominasi total kapitaliasi, pesaing paling dekat BTC biasa ia disingkat adalah Ethereum, cryptocurrency terbesar kedua, yang memiliki kapitalisasi pasar hampir $212 miliar.
Perbedaan utama lainnya antara Bitcoin dan Litecoin menyangkut jumlah total koin yang dapat dihasilkan oleh setiap cryptocurrency. Di sinilah Litecoin membedakan dirinya.
Jaringan Bitcoin tidak pernah dapat melebihi 21 juta koin, sedangkan Litecoin dapat menampung hingga 84 juta koin.
Secara teori, ini terdengar seperti keuntungan yang signifikan untuk Litecoin, tetapi efeknya di dunia nyata tidak terlalu signifikan. Sebab, Bitcoin dan Litecoin dapat dibagi menjadi jumlah yang hampir sangat kecil.
Faktanya, jumlah minimum Bitcoin yang dapat ditransfer adalah seperseratus juta bitcoin (0,00000001 bitcoin) yang dikenal sebagai satu “satoshi.” Walau begitu dengan jumlah Litecoin yang lebih banyak, soal harga dan kemudahan Litecoin tentu lebih unggul.
Meskipun secara teknis transaksi terjadi secara instan di jaringan Bitcoin dan Litecoin, waktu diperlukan agar transaksi tersebut dikonfirmasi oleh peserta jaringan lainnya.
Litecoin didirikan dengan tujuan memprioritaskan kecepatan transaksi, dan itu telah terbukti menguntungkan karena semakin populer.
Menurut data dari Blockchain.com, waktu konfirmasi transaksi rata-rata jaringan Bitcoin (waktu yang diperlukan untuk sebuah blok untuk diverifikasi dan ditambahkan ke blockchain) saat ini hanya di bawah sembilan menit per transaksi, meskipun ini dapat sangat bervariasi ketika lalu lintas tinggi, sedangkan untuk Litecoin kira-kira 2,5 menit.
Pada prinsipnya, perbedaan waktu konfirmasi ini dapat membuat Litecoin lebih menarik bagi trader. Misalnya, pedagang yang menjual produk dengan imbalan Bitcoin harus menunggu hampir empat kali lebih lama untuk mengonfirmasi pembayaran dibandingkan dengan imbalan Litecoin
Sejauh ini perbedaan teknis paling mendasar antara Bitcoin dan Litecoin adalah perbedaan algoritma kriptografi yang mereka gunakan.
Bitcoin menggunakan algoritma SHA-256 yang sudah lama ada, sedangkan Litecoin menggunakan algoritma yang relatif baru yang dikenal sebagai Scrypt.
SHA-256 umumnya dianggap sebagai algoritma yang lebih kompleks daripada Scrypt, sementara pada saat yang sama memungkinkan tingkat pemrosesan paralel yang lebih besar.
Akibatnya, penambang Bitcoin dalam beberapa tahun terakhir telah menggunakan metode yang semakin canggih untuk menambang bitcoin seefisien mungkin. Metode yang paling umum untuk penambangan Bitcoin terdiri dari penggunaan Sirkuit Terpadu Khusus Aplikasi (ASIC).
Scrypt, sebaliknya, dirancang agar tidak terlalu rentan terhadap jenis solusi perangkat keras khusus yang digunakan dalam penambangan berbasis ASIC.
Hal ini telah menyebabkan banyak komentator untuk melihat cryptocurrency berbasis Scrypt seperti Litecoin sebagai lebih mudah diakses oleh pengguna yang juga ingin berpartisipasi dalam jaringan sebagai penambang.
Itu dia penjelasan seputar apa itu Litecoin, kripto lawas yang hingga saat ini masih mampu bersaing dengan ragam cryptocurrency baru lainnya.
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.