
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Altcoins · 8 min read
Seorang investor besar Ethereum (ETH), yang dikenal sebagai whale, mengalami kerugian masif setelah posisinya dilikuidasi secara otomatis di platform pinjaman keuangan terdesentralisasi (DeFi) bernama Sky.
Data dari Lookonchain pada Senin (7/4/2025) menunjukkan bahwa seorang whale mengalami kerugian hingga 67.570 ETH bernilai US$106 juta atau setara Rp1,8 triliun yang terjadi akibat penurunan harga Ether yang cukup tajam sejak akhir pekan lalu.
Sky, yang sebelumnya dikenal sebagai Maker sebelum melakukan rebranding pada Agustus 2024, merupakan protokol pinjaman terdesentralisasi yang memungkinkan pengguna menciptakan posisi utang dengan jaminan aset kripto.
Dalam kasus ini, pengguna menyetor ETH sebagai jaminan untuk meminjam stablecoin DAI. Sistem ini menggunakan rasio jaminan berlebih atau disebut overcollateralization, biasanya minimal 150%. Artinya, untuk meminjam 100 DAI, pengguna harus menyetor setidaknya ETH senilai US$150.
Namun, jika nilai ETH turun dan rasio jaminan jatuh di bawah ambang batas minimum, posisi tersebut secara otomatis masuk dalam antrian likuidasi. Inilah yang menimpa sang whale, di mana rasio jaminannya anjlok ke level 144% setelah harga ETH turun drastis, sehingga sistem Sky melakukan likuidasi atas jaminan tersebut.
Data Lookonchain menunjukkan bahwa ETH milik investor tersebut langsung disita dan dilelang oleh protokol Sky untuk melunasi utang DAI beserta biaya tambahan. Jika masih ada sisa jaminan setelah utang dilunasi, maka dana tersebut akan dikembalikan ke pengguna.
Baca juga: Whale Hyperliquid Tutup Posisi Short Bitcoin, Catat Profit Rp156 Miliar
Harga Ether sendiri terpantau terus jatuh bebas lebih dari 21% dalam 24 jam terakhir, diperdagangkan di kisaran US$1.431 artikel ini ditulis. Level ini mencatat harga terendah yang pernah terjadi sejak Oktober 2023 lalu.
Pasar kripto secara keseluruhan mencatat penurunan besar-besaran, dengan Bitcoin yang turun 10% ke level US$74.500, sementara XRP (XRP) dan Solana (SOL) masing-masing mencatat penurunan hingga 21% dan 19%. Secara luas, kapitalisasi pasar kripto telah merosot hingga 10% di kisaran US$2,39 triliun.
Penurunan pasar saat ini terjadi di tengah kekacauan pasar kripto yang dipicu oleh aksi jual massal akibat kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Kebijakan tarif impor menyeluruh, yang juga menyasar negara mitra dagang utama, mendorong kekhawatiran akan pecahnya perang dagang global, yang berpotensi menyeret ekonomi AS ke jurang resesi.
Baca juga: Bitcoin Ambruk ke US$78.000 Gegara Ini!
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.