Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Blockchain · 6 min read
Western Union (WU), salah satu penyedia layanan pembayaran lintas negara terbesar di dunia, resmi mengumumkan rencana peluncuran stablecoin baru untuk 100 juta penggunanya di seluruh dunia dengan memanfaatkan teknologi blockchain Solana.
Menurut keterangan resmi (28/10/2025), stablecoin tersebut akan bernama U.S. Dollar Payment Token (USDPT) dan dijadwalkan meluncur pada paruh pertama tahun 2026. Token ini akan diterbitkan oleh Anchorage Digital, bank aset digital yang diatur secara federal di Amerika Serikat, menggunakan jaringan Solana, salah satu blockchain paling populer yang dikenal dengan biaya transaksi rendah dan kecepatan tinggi.
CEO Western Union, Devin McGranahan, menyebut kerja sama ini sebagai langkah penting untuk membawa manfaat dolar digital ke dalam jaringan global perusahaan. Ia mengungkapkan, wallet digital dan pembayaran berbasis akun kini menyumbang lebih dari 50% dari total transaksi digital Western Union.
“Dengan Anchorage Digital sebagai mitra teregulasi dan teknologi blockchain Solana, kami mengambil langkah besar menuju sistem pembayaran yang lebih cepat, efisien, dan inklusif bagi pelanggan kami di seluruh dunia,” ujarnya.
Western Union sendiri bukan pendatang baru di ranah blockchain. Perusahaan ini telah lama bereksperimen dengan teknologi tersebut untuk kebutuhan remitansi, termasuk melalui kerja sama dengan Ripple yang dimulai sejak 2018 guna menguji efisiensi transfer lintas negara.
Baca juga: Hong Kong Resmi Setujui ETF Solana Spot Pertama di Asia
Fenomena adopsi stablecoin tengah meningkat pesat di sektor keuangan global dengan total kapitalisasi pasar mencapai US$316 miliar menurut data CoinMarketCap.
Kelas aset digital ini dirancang untuk meniru nilai mata uang fiat seperti dolar AS, dengan menawarkan biaya transaksi yang lebih murah dan proses pengiriman lintas negara yang lebih cepat dibandingkan infrastruktur keuangan konvensional.
Di Amerika Serikat, kejelasan regulasi melalui Genius Act turut mempercepat adopsi stablecoin oleh lembaga keuangan besar. Western Union bukan satu-satunya pemain yang mengikuti tren ini.
Rival utamanya, MoneyGram, telah memperbarui aplikasinya dengan integrasi stablecoin USDC milik Circle di jaringan Stellar serta dukungan wallet Crossmint.
Sementara itu, PayPal meluncurkan stablecoin terbitan Paxos yakni PayPal USD (PYUSD) yang kini memiliki kapitalisasi mencapai US$2,8 miliar sejak debutnya pada 2023. Stripe pun dilaporkan tengah membangun infrastruktur stablecoin sendiri melalui jaringan blockchain yang berfokus pada pembayaran.
Baca juga: Aggregator DEX Jupiter Bersiap Rilis Stablecoin Berbasis Solana
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.