
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Exchange · 7 min read
Volume perdagangan spot dan derivatif di exchange kripto terpusat (CEX) telah mengalami penurunan signifikan sejak 26 Maret 2024. Sebaliknya, exchange terdesentralisasi (DEX) justru menunjukkan peningkatan volume perdagangan yang mencolok.
Laporan dari CCData pada Rabu (17/7/2024) mengungkapkan bahwa total volume perdagangan spot dan derivatif gabungan di semua CEX hanya sebesar US$4,2 triliun pada Juni. Angka ini menurun 53% dari puncak tertinggi US$9 triliun yang tercapai pada akhir Maret 2024.
Pada Juni, volume perdagangan spot di CEX telah turun sebesar 19,3% menjadi US$1,33 triliun, menandai penurunan selama tiga bulan berturut-turut dari puncaknya sebesar US$2,94 triliun pada Maret.
Penurunan ini seiring dengan stagnasi pasar, di mana harga Bitcoin merosot sebesar 7,10% pada Juni dan jatuh hingga 20,5% dari awal Juni hingga 5 Juli ketika harganya anjlok di bawah level US$54.000.
Baca juga: Harga Bitcoin Ambruk ke Level US$53 Ribu, Rp11 Triliun Terlikuidasi di Kripto
Sementara itu, volume perdagangan derivatif mengalami penurunan sebesar 22,8% menjadi US$2,89 triliun pada periode yang sama. Hal ini terjadi di tengah penurunan harga aset kripto besar seperti Bitcoin dan Ethereum, yang memicu likuidasi besar-besaran.
Likuidasi ini turut mendorong penurunan open interest di pasar derivatif sebesar 9,67% menjadi US$47,11 miliar.
Analis CCData mencatat bahwa penurunan volume perdagangan ini diperburuk oleh kekhawatiran akan tekanan jual dari Mt. Gox yang telah memulai proses distribusi ganti rugi kepada krediturnya, serta penjualan Bitcoin besar-besaran oleh pemerintah Jerman.
Baca juga: Pemerintah Jerman Resmi Jual Semua Kepemilikan Bitcoin Mereka
Selama kuartal kedua 2024, sepuluh CEX teratas telah mencatat penurunan sebesar 12,2% secara quarter-on-quarter (QoQ) pada volume perdagangan spot sebesar US$3,40 triliun, menurut data CoinGecko.
Binance tetap menjadi CEX terbesar dengan pangsa pasar sebesar 45% pada akhir Juni, meskipun mengalami penurunan dalam volume perdagangannya.
Sementara itu, Bybit melonjak menjadi CEX dalam hal volume perdagangan spot terbesar kedua pada periode tersebut, dengan pangsa pasarnya yang meningkat menjadi 12,6% pada Juni.
Di sisi lain, exchange terdesentralisasi (DEX) justru mencatat peningkatan volume perdagangan spot hingga US$370,7 miliar pada kuartal yang sama, menunjukkan kenaikan hingga 15,7% berdasarkan QoQ.
DEX Uniswap tetap mendominasi dengan pangsa pasar 48% di antara DEX lainnya. Pendatang baru seperti Thruster dan Aerodrome juga menunjukkan pencapaian signifikan, dengan volume Thruster meningkat 464,4% menjadi US$6 miliar dan Aerodrome tumbuh 297,4% menjadi US$5,9 miliar.
Baca juga: Pertama Kalinya, Volume DEX Solana Berhasil Salip DEX Ethereum
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.