Teknologi · 5 min read

Vitalik Buterin Soroti Risiko World ID Terhadap Kebebasan Digital

worldcoin
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025

Co-Founder Ethereum, Vitalik Buterin, baru-baru ini menyuarakan pandangannya soal masa depan sistem identitas digital. Ia menyoroti potensi risiko dari proyek-proyek seperti World (sebelumnya dikenal sebagai Worldcoin), terutama dalam konteks kebebasan privasi dan hilangnya prinsip pseudonimitas yang selama ini menjadi bagian tak terpisahkan dari ekosistem kripto.

Dalam postingan blognya pada Sabtu (28/6/2025), Buterin menjelaskan bahwa proyek World memang menarik karena menjanjikan sistem verifikasi identitas yang aman dan sulit dipalsukan, terutama melalui penggunaan teknologi zero-knowledge proof (ZK proof), teknologi yang memungkinkan seseorang membuktikan bahwa ia adalah manusia tanpa perlu mengungkap identitas aslinya.

Perlu diketahui, World dikembangkan oleh Tools for Humanity, sebuah proyek yang dipimpin oleh CEO OpenAI Sam Altman bersama Alex Blania. Pengguna yang ingin bergabung harus memindai bola mata mereka menggunakan perangkat khusus bernama Orb. Hasil pemindaian ini digunakan untuk membuat identitas digital bernama World ID, sekaligus memberikan insentif berupa token WLD.

Data biometrik yang dikumpulkan World tidak disimpan secara terbuka, melainkan dilindungi melalui ZK proof.

“Penggunaan ZK proof untuk melindungi privasi dalam sistem ID digital kini mulai menjadi mainstream. World ID, yang memakai biometrik untuk verifikasi dan ZK proof untuk privasi, baru saja melampaui 10 juta pengguna,” tulis Buterin dalam blognya.

Baca juga: Vitalik Buterin Nilai Ethereum Perlu Ikuti Prinsip Kesederhanaan Bitcoin

Ancaman Terhadap Kebebasan Digital

Namun, di balik potensi teknologinya, Buterin menilai sistem seperti “satu orang, satu ID” tetap menyimpan risiko besar. Ia memperingatkan bahwa sistem ini bisa menciptakan dunia di mana seluruh aktivitas online seseorang secara otomatis terkait dengan satu identitas publik permanen.

Dalam konteks dunia yang semakin terdigitalisasi dan penuh risiko, hilangnya opsi untuk beroperasi dengan identitas samaran dapat berdampak serius. Pseudonimitas selama ini menjadi alat pelindung, terutama bagi mereka yang membutuhkan ruang aman untuk berekspresi, bertransaksi, atau berpartisipasi dalam komunitas tanpa tekanan sosial atau politik.

Buterin juga menyebut bahwa sistem seperti World dapat membatasi kemampuan pengguna untuk mengelola banyak akun secara fleksibel, seperti yang masih dimungkinkan hari ini melalui platform seperti Google atau media sosial lainnya. Jika semua sistem mengadopsi pendekatan “satu ID per orang” secara kaku, maka pengguna bisa kehilangan otonomi terhadap identitas daring mereka.

“Dalam sistem one-per-person ID, meskipun dibungkus ZK, kita berisiko menuju dunia di mana semua aktivitas digital seseorang de facto harus berada di bawah satu identitas publik. Dalam dunia yang makin penuh risiko, seperti drone dan pengawasan digital, menghilangkan opsi untuk melindungi diri lewat pseudonimitas jelas berbahaya,” tulisnya.

Alih-alih mengandalkan satu sistem identitas global yang seragam, Buterin menyarankan pendekatan pluralistik. Dalam model ini, tidak ada satu institusi, pemerintah, atau platform yang memegang kendali penuh atas sistem identitas digital. Setiap individu tetap punya kebebasan untuk memilih, mengelola, dan memisahkan identitas daringnya sesuai kebutuhan.

Menurutnya, proyek seperti World memang memiliki nilai dalam membedakan manusia sungguhan dari bot atau AI, apalagi dalam era di mana manipulasi digital semakin masif. Namun desain sistemnya harus memastikan bahwa perlindungan terhadap privasi dan pilihan tetap menjadi prinsip utama, bukan sekadar efisiensi teknis.

Baca juga: Vitalik Buterin Dorong Perombakan Execution Layer Ethereum dengan RISC-V


Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Dilla Fauziyah

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.