Berita Industri · 8 min read

VanEck Proyeksi Layer-2 Ethereum akan Bernilai US$1 Triliun

Ether

VanEck optimis protokol Layer-2 Ethereum akan mencapai kapitalisasi pasar kolektif sebesar US$1 triliun pada tahun 2030. Ini diungkapkan dalam sebuah laporan yang dipimpin oleh analis VanEck, Matthew Sigel.

Analisis perusahaan investasi tersebut menilai ekosistem Layer-2 yang sedang berkembang dalam beberapa dimensi penting: harga transaksi, pengalaman pengembang, pengalaman pengguna, asumsi kepercayaan, dan ukuran ekosistem.

Mereka menyoroti peran penting teknologi L2, khususnya Optimistic Roll-Ups (ORUs) dan Zero-Knowledge Roll-Ups (ZKUs), dalam mengatasi masalah Ethereum yang paling mendesak: skalabilitas. Teknologi ini menjanjikan untuk meningkatkan kapasitas pemrosesan transaksi Ethereum tanpa mengorbankan atribut dasar keamanan dan desentralisasi.

Aspek penting dari laporan ini menekankan pada peningkatan EIP-4844, yang memperkenalkan “Blob Space” untuk mengurangi biaya yang terkait dengan posting data di Ethereum. Pengurangan biaya ini sangat penting, karena tidak hanya menguntungkan operasi Layer-2 secara finansial namun juga meningkatkan margin keuntungan mereka secara keseluruhan.

Baca juga: Vitalik Buterin Luruskan Kesalahpahaman Tentang Metaverse

Pendapatan Layer 2 Bisa Ungguli Ethereum

VanEck memperkirakan bahwa pendapatan dari solusi Layer 2 (L2) akan mengungguli pendapatan Ethereum. Hal ini dikarenakan Ethereum tidak mampu menyamai throughput transaksi dan pengalaman pengguna yang ditawarkan oleh L2.

Dominasi pasar roll-up yang serba guna oleh beberapa entitas besar menjadi salah satu penyebabnya, bersama dengan efek jaringan yang mempengaruhi aplikasi rantai dan nilai bersama. 

Keunggulan kerangka roll-up tertentu, seperti OP Stack atau Arbitrum Orbit, turut berperan, dengan token OP/ARB yang meningkat nilainya dibandingkan dengan L2 lain atau bahkan Layer-3, yaitu blockchain yang mentransmisikan status ke L2. Terlebih lagi, terdapat tren kuat menuju adopsi kerangka kerja tanpa pengetahuan (zero-knowledge framework atau ZKU) di antara mayoritas roll-up, dikarenakan berbagai keuntungan yang ditawarkannya.

Namun, laporan tersebut mempertahankan nada netral mengenai sifat spekulatif pasar kripto dan masa depan penilaian token Layer-2 yang tidak pasti.

Hal tersebut mengantisipasi munculnya banyak roll-up Layer-2 yang spesifik untuk kasus penggunaan, yang menunjukkan penerapan teknologi blockchain yang lebih luas di luar keuangan hingga sektor-sektor seperti game, media sosial, dan infrastruktur.

Bca juga: Vitalik Buterin Ingin Memecoin Bisa Berikan Dampak Sosial

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.