Vitalik Buterin Luruskan Kesalahpahaman Tentang Metaverse

Dalam beberapa tahun terakhir, konsep Metaverse telah menangkap imajinasi individu dan bisnis di seluruh dunia, menandai era baru perendaman dan konektivitas digital.

Namun, salah satu pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, menantang pemahaman konvensional tentang Metaverse, dan menganjurkan pendekatan yang lebih bernuansa dan beragam dalam realisasinya.

Pada konferensi BUIDL Asia di Seoul, (27/3), Buterin membahas kesalahpahaman umum bahwa Metaverse identik dengan virtual reality (VR) saja.

Dia berpendapat bahwa meskipun VR menawarkan pengalaman yang imersif, VR menyederhanakan kebutuhan pengguna, mengabaikan cakupan yang lebih luas dari apa yang dimaksud dengan Metaverse sebenarnya.

“Bagi saya, Metaverse adalah salah satu hal yang definisinya sangat buruk. Lebih menyukai nama merek daripada produk. Rasanya setiap orang mempunyai gagasan abstrak bahwa ada dunia maya yang bisa diikuti oleh semua orang dan dunia maya sebenarnya tidak dimiliki oleh siapa pun. Namun tantangannya adalah mereka sering terhubung dengan realitas virtual,” kata Buterin. 

Baca juga: Riset Sebut Metaverse Tuai Sentimen Positif di Media Sosial

Metaverse Merupakan Hasil Sinergi dari Teknologi Lain

Menurut Buterin, pengalaman Metaverse yang sebenarnya mungkin muncul dari penggabungan elemen dunia virtual yang ada, termasuk aspek tertentu dari kripto, realitas virtual, dan kecerdasan buatan, bukan dari upaya untuk menciptakan lingkungan mirip Metaverse secara langsung.

“Hal yang saya harapkan paling mirip dengan metaverse yang benar-benar masuk akal bukanlah sesuatu yang mencoba menjadi metaverse. Tapi sesuatu yang mengambil semua hal di dunia virtual yang berbeda yang sudah kita miliki termasuk bagian dari kripto, VR, AI dan menggabungkannya dengan cara yang benar,” kata Buterin.

Baca juga: China Bentuk Kelompok Standarisasi Metaverse