
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Industri · 8 min read
Seorang turis asal Ukraina mengalami insiden perampokan bersenjata di Thailand, dengan para pelaku membawa kabur aset kripto milik korban setelah mengancam akan melukainya.
Menurut laporan Bangkok Post pada Minggu (10/11/2024), peristiwa tersebut terjadi pada 8 November 2024 ketika Viacheslav Leibov (23) mengunjungi rekannya, Alfred Chernyshuk (18), di sebuah hotel sekitar pukul 22:45 WIB. Saat tiba di hotel, seorang pria asal Armenia bernama Arman Grigoryan (21) menyambut Leibov dan membawanya ke kamar.
Awalnya, korban berbincang dengan pria-pria tersebut di balkon kamar. Namun, ketika ia pergi ke kamar mandi, dua pria bertopeng sudah menunggunya di sana. Dengan wajah tertutup, kedua pria tersebut segera mengikat Leibov menggunakan tali dan kabel.
Menurut kesaksian korban, Grigoryan menuntut agar ia mentransfer 500.000 USDT senilai Rp7,8 miliar dan mengancam akan mematahkan jarinya jika tidak patuh. Saat itu, Grigoryan memegang palu, sementara pria bertopeng lainnya membawa pisau panjang. Setelah negosiasi panjang, Leibov akhirnya mentransfer 250.000 USDT senilai Rp4 miliar untuk menyelamatkan dirinya.
Para pelaku kemudian mengikatnya ke tempat tidur, memperingatkannya agar tidak melapor, lalu mengumpulkan barang-barang mereka dan meninggalkan lokasi. Setelah berhasil melepaskan diri, Leibov menuju resepsionis hotel dan mengetahui bahwa kamar tersebut disewa atas nama Grigoryan dan Chernyshuk.
Ia kemudian melaporkan insiden tersebut ke Kantor Polisi Kamala setelah tiba di Bandara Phuket.
Baca juga: CEO Perusahaan Kripto Diculik, Bebas Usai Bayar Tebusan Rp15 Miliar
Usai pengaduan Leibov, polisi bergerak cepat dan berhasil menangkap empat tersangka pada Senin (11/11/2024) di Hotel Palm Inn, Phang Nga, distrik Takua Pa.
Mengutip The Nation, keempatnya diidentifikasi sebagai Grigoryan, Chernyshuk, Ruslan Musalev yang merupakan warga Ukraina, serta Miraz Atoian yang berasal dari Rusia. Mereka dijerat dengan dakwaan perampokan bersenjata dan penahanan ilegal.
Kasus ini menyusul insiden serupa yang baru-baru ini terjadi di Thailand. Pada awal November, aparat penegak hukum Thailand berhasil menangkap sekelompok pelaku yang diduga terlibat dalam skema pemerasan kripto senilai 10 juta USDT, atau sekitar Rp157 miliar.
Ketujuh tersangka, termasuk enam polisi, dituduh memeras seorang warga negara China yang memiliki kewarganegaraan Vanuatu di rumahnya di distrik Bang Phli pada 16 Oktober.
Baca juga: Polisi Ukraina Tangkap Empat Tersangka Kasus Pembunuhan Demi Bitcoin
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.