
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Industri · 7 min read
Dean Skurka, CEO WonderFi Technologies, perusahaan kripto terkemuka yang berbasis di Toronto, Kanada, dilaporkan telah diculik dan diminta tebusan sebesar US$1 juta atau sekitar Rp15 miliar.
Berdasarkan laporan dari media lokal CBC pada Kamis (7/11/2024), Skurka dilaporkan “dipaksa” masuk ke dalam kendaraan di pusat kota Toronto saat jam sibuk pada 6 November. Ia kemudian terpaksa melakukan transfer elektronik sejumlah US$1 juta untuk memastikan kebebasannya.
Dalam sebuah pernyataan melalui email, Skurka menegaskan bahwa dirinya dalam keadaan aman dan menekankan bahwa dana serta data perusahaan tidak terdampak.
“Keselamatan dan keamanan semua karyawan WonderFi adalah prioritas utama. Dana dan data klien tetap terlindungi dan tidak terpengaruh oleh insiden ini,” jelas Skurka.
WonderFi adalah salah satu perusahaan kripto terbesar di Kanada, yang menguasai hampir setengah dari exchange teregulasi yang beroperasi di negara tersebut, termasuk Bitbuy dan Coinsquare, serta platform pembayaran kripto SmartPay dan saham di perusahaan kustodian kripto, Tetra Trust.
Perusahaan ini telah terdaftar di Bursa Efek Toronto dengan kode saham WNDR, yang kini memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$75 juta. Menyusul insiden ini, saham WNDR telah mengalami penurunan hingga 10%, menurut data Google Finance.
Baca juga: Tipu Investor, Raja Kripto Kanada Diculik dan Disiksa!
Penculikan Skurka menambah daftar panjang insiden serupa yang mengincar petinggi dan pemilik kripto, yang sering kali dipicu oleh keinginan untuk merampas uang dalam jumlah besar. Pada Maret 2023, Aiden Pleterski, yang dikenal sebagai “Raja Kripto,” diculik dan disiksa selama tiga hari setelah didakwa menipu dan menghabiskan jutaan dolar uang investor.
Juli 2024 mencatat insiden penculikan tragis yang menewaskan seorang warga negara Maroko di Kyiv, Ukraina. Empat orang tersangka memaksa korban mentransfer aset kripto senilai UAH7 juta senilai sekitar Rp2,7 miliar sebelum akhirnya membunuhnya.
Kasus penculikan terbaru terjadi di Kuala Lumpur pada Agustus lalu, dengan enam warga Malaysia didakwa atas penculikan seorang warga negara China dan menuntut tebusan sebesar MYR4,44 juta atau sekitar Rp15 miliar dalam bentuk stablecoin USDT.
Baca juga: Polisi Ukraina Tangkap Empat Tersangka Kasus Pembunuhan Demi Bitcoin
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.