
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Industri · 8 min read
Aset kripto semakin marak digunakan dalam transaksi narkotika, terutama oleh produsen bahan narkotika di China. Fenomena ini terlihat dari peningkatan deposit aset kripto ke alamat wallet produsen terkait yang meningkat pesat pada kuartal pertama tahun 2024.
Menurut riset dari TRM Labs, jumlah aset kripto yang disimpan ke dalam wallet yang terhubung dengan produsen narkotika di China meningkat lebih dari 600% dari tahun 2022 ke 2023. Angka ini juga meningkat lebih dari dua kali lipat dalam empat bulan pertama tahun 2024 dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Secara total, produsen narkotika di China yang ditinjau menerima lebih dari US$26 juta dalam bentuk aset kripto pada 2023. Sebanyak 11 produsen menyumbang lebih dari 70% dari semua penjualan narkotika dalam aset kripto yang dilacak oleh TRM Labs.
Dana kripto yang dikirim ke produsen ini terutama berasal dari wallet yang tidak di-host, exchange kripto, dan layanan pembayaran. Dana ini kemudian disalurkan ke exchange lain dan diubah menjadi mata uang fiat.
Baca juga: Ancam Keamanan Nasional, AS Tutup Mining Kripto Asal China
TRM Labs mengungkapkan bahwa Bitcoin tetap menjadi aset kripto dominan yang digunakan untuk transaksi ini. Sekitar 60% volume pembayaran mata uang kripto ke produsen narkotika China terjadi pada blockchain Bitcoin, diikuti oleh blockchain TRON sekitar 30% dan blockchain Ethereum sekitar 6%.
Selain preferensi untuk aset kripto, mereka juga menerima mata uang fiat melalui platform seperti PayPal, MoneyGram, Western Union, dan transfer bank tradisional.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa produsen narkotika China terutama menargetkan negara-negara seperti Kanada, Belanda, Australia, Jerman, dan Amerika Serikat. Mereka juga menargetkan Rusia dan negara-negara tetangga, terutama untuk jenis narkotika mephedrone.
Baca juga: Penggunaan Bitcoin Dalam Transaksi Narkoba Dark Web
Aset kripto tampaknya telah menjadi salah satu alat transaksi utama dalam perdagangan narkoba karena kemampuannya untuk menyembunyikan detail transaksi dan memudahkan proses transaksi.
Riset dari Elliptic mengungkapkan adanya jaringan 100 pemasok individu yang memfasilitasi perdagangan jenis narkotika fentanil ilegal. Para pemasok ini menggunakan berbagai jenis mata uang kripto terutama Bitcoin, Ethereum, Tron, dan Monero, untuk melakukan transaksi dan transfer dana dari pembeli.
Lebih lanjut, FBI di New York baru-baru ini menangkap Rui-Siang Lin, yang dikonfirmasi memiliki pasar gelap yang memfasilitasi transaksi narkoba. Dalam dakwaannya, Lin dianggap terlibat dalam kepemilikan, pengelolaan, dan penghasilan dari pasar gelap narkoba senilai US$100 juta.
Baca juga: Lacak Transaksi Kripto, FBI Berhasil Tangkap Penjual Narkoba
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.