
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 7 min read
Harga Bitcoin terus menunjukkan kekuatan menjelang rekor tertingginya, namun tekanan untuk mempertahankan momentum tetap besar. Analis kripto Daan Crypto Trades memperingatkan bahwa jika harga kembali turun di bawah US$108.000, tren penurunan dapat kembali mendominasi.
“Penutupan di sekitar area US$110 ribu akan sangat positif. Tapi pada titik ini, Anda tidak ingin melihat harga Bitcoin kembali turun ke bawah US$108 ribu,” tulis Daan dalam postingannya di X pada Kamis (3/7/2025).
Daan memprediksi bahwa koreksi lebih dalam bisa mendorong harga Bitcoin turun ke bawah US$100.000, bahkan hingga ke kisaran US$96.000.
Pada Jumat pagi (4/7/2025), harga Bitcoin tercatat berada di sekitar US$109.326 setelah terkoreksi dari level tertinggi harian di US$110.541, berdasarkan data CoinMarketCap.
Level psikologis US$100.000 sendiri telah bertahan sejak 22 Juni lalu, ketika gejolak geopolitik antara Israel dan Iran sempat membuat harga Bitcoin menyentuh titik rendah US$98.900.
Meski tren umumnya positif, Daan menyoroti bahwa pola konsolidasi Bitcoin saat ini terlihat berbeda dari siklus sebelumnya.
“Memang masih mengikuti pola yang sama, naik, sempat menyimpang ke bawah, lalu kembali menguat perlahan. Tapi yang belum terlihat adalah breakout yang kuat dan berkelanjutan,” jelasnya.
Baca juga: Bitcoin Menguat ke US$109.000, Dipicu Pelemahan Data Ekonomi AS
Meski ancaman koreksi masih membayangi, sejumlah analis tetap yakin bahwa tren naik Bitcoin belum selesai.
“Sulit untuk bersikap bearish dalam kondisi seperti sekarang,” sebut analis Miles Deutscher.
Trader CryptoFayz juga menambahkan bahwa jika Bitcoin berhasil menembus all-time high di US$111.960, maka ada peluang harga terus naik hingga ke kisaran US$116.000.
Pandangan serupa disampaikan oleh Markus Thielen, Head of Research di 10x Research, yang memproyeksikan target tersebut bisa tercapai sebelum akhir Juli. Menurutnya, aliran dana yang kuat ke ETF Bitcoin spot, ketidakpastian kebijakan suku bunga The Fed, serta terus menurunnya pasokan Bitcoin di bursa menjadi pendorong utama.
Meski demikian, Daan menyoroti bahwa pola konsolidasi Bitcoin kali ini agak berbeda dari siklus sebelumnya. “Memang masih terlihat pola yang sama: Bitcoin berhenti naik, sempat turun, lalu kembali naik perlahan. Tapi kali ini belum terlihat breakout kuat yang benar-benar meyakinkan,” jelasnya.
James McKay, pendiri McKay Research, juga memberikan pandangan menarik. Menurutnya, semakin lama fase konsolidasi ini berlangsung, semakin besar kemungkinan siklus empat tahunan Bitcoin akan melenceng dari pola historis yang biasa terjadi.
Baca juga: Bitcoin Berpeluang Cetak Rekor US$135.000 di Paruh Kedua 2025, Ini Alasannya
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.