Harga · 5 min read

Total Likuidasi Kripto Tembus Rp27 Triliun dalam Sehari, Ini Penyebabnya!

Rp4,8 Triliun Aset Dilikuidasi
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025

Pasar derivatif hangus terbakar, dengan total likuidasi kripto mencapai US$1,72 miliar atau setara Rp27 triliun hanya dalam 24 jam terakhir. Gelombang likuidasi ini terjadi menyusul penurunan Bitcoin dari level kritikal di US$100.000.

Menurut data CoinGlass pada Selasa (10/12), lebih dari 571 ribu trader terkena dampak likuidasi, dengan posisi long mencatat kerugian terbesar sebesar US$1,55 miliar, sementara posisi short terlikuidasi sebesar US$169 juta. Jumlah ini menjadi yang terbesar sejak akhir 2021, ketika pasar kripto terguncang oleh kejatuhan FTX.

Total likuidasi kripto di pasar derivatif. Sumber: CoinGlass

Mayoritas altcoin gabungan menderita likuidasi tertinggi mencapai lebih dari US$564 juta, sementara Ethereum (ETH) dan Bitcoin (BTC) masing-masing mencapai US$242 juta dan US$184,71 juta.

Likuidasi ini mengikuti total likuidasi kripto mencapai US$1,1 miliar atau setara Rp16 triliun yang terjadi pada 6 Desember 2024, yang merupakan jumlah likuidasi terbesar sejak Desember 2021, karena para pemegang saham besar mengalami “leverage flush.” Dalam kondisi seperti ini, aksi jual yang menargetkan area likuiditas tertentu memicu stop-loss dan likuidasi pada level harga kunci.

Adapun, gelombang likuidasi ini terjadi setelah Bitcoin menyentuh rekor tertingginya di US$103.900 pada 5 Desember, didukung oleh reli harga yang berlangsung selama beberapa minggu setelah pemilihan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47.

Baca juga: Bitcoin Merosot dari US$100 Ribu, Rp16,5 Triliun Terlikuidasi dalam Sehari!

Dipicu Aksi Jual Besar-Besaran

Sejumlah faktor turut berkontribusi pada tekanan pasar yang memicu likuidasi besar-besaran. Data dari SpotOnChain pada Minggu (9/12) menunjukkan bahwa Pemerintah Kerajaan Bhutan mentransfer 402 Bitcoin senilai US$39,56 juta ke QCP Capital, perusahaan perdagangan aset digital. Penjualan dalam jumlah besar ini memengaruhi pergerakan harga Bitcoin secara signifikan.

“Sejak akhir Oktober, Pemerintah Kerajaan Bhutan telah menjual total 1.696 BTC senilai US$139 juta dengan harga rata-rata US$81.999 melalui Binance dan QCP Capital,” tulis laporan tersebut. Saat ini, Bhutan masih memegang 11.400 BTC senilai sekitar US$1,12 miliar.

Selain itu, data dari SpotOnChain mencatat bahwa Justin Sun, pendiri jaringan Tron, mentransfer 29.920 Ethereum (ETH) senilai US$119,7 juta ke HTX pada 8 Desember, yang juga diduga sebagai aksi jual setelah harga ETH mencapai US$4.000.

Ini menyusul langkah sebelumnya pada 5 Desember, ketika Sun mentransfer 20.000 ETH senilai US$76,3 juta ke HTX saat harga ETH melampaui US$3.800.

Baca juga: Justin Sun Dituduh Lakukan Penipuan dan Wash Trading!

Pasar Kripto Masih di Zona Merah

Hingga artikel ini ditulis, mayoritas aset kripto masih menunjukkan penurunan signifikan, dengan Bitcoin yang diperdagangkan di US$96.230 dengan persentase penurunan hingga 3%. 

Pergerakan harga Bitcoin dalam 24 jam terakhir. Sumber: CoinMarketCap

Ethereum juga telah merosot dari titik US$4.000 menuju US$3.660 dengan penurunan hingga 7%, sementara altcoin lainnya yang paling menderita termasuk XRP (-16%), Solana (-9%), hingga Dogecoin (-14%) dan Cardano (-17%).

Baca juga: Akun X Cardano Foundation Dibajak untuk Promosi Token Scam, ADA Turun 4%

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

Topik

author
Dilla Fauziyah

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.