Hack dan Scam · 8 min read

Total Kerugian dari Hack dan Scam Kripto Sentuh Rp25 Triliun di Februari 2025

Token Scam di Jaringan Coinbase Base
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025

Laporan terbaru dari perusahaan keamanan whain, CertiK, mencatat lonjakan signifikan dalam total kerugian akibat serangkaian peretasan, exploit, dan skema penipuan yang terjadi sepanjang Februari 2025 hingga mencapai lebih dari US$1,5 miliar atau hampir setara Rp25 triliun.

“Jika dijumlahkan, total kerugian akibat exploit, peretasan, dan penipuan di Februari mencapai sekitar US$1,5 miliar. Kasus Bybit menjadi insiden terbesar yang pernah kami catat sejak peretasan Ronin Bridge di tahun 2022, yang juga dilakukan oleh kelompok yang sama, Lazarus Group,” tulis CertiK melalui postingan di X pada Senin (3/3/2025).

Laporan CertiK memperlihatkan lonjakan signifikan pada total kerugian kripto dengan kenaikan hampir 1.500% dibandingkan total kerugian yang tercatat di Januari 2025 sebesar US$98 juta.

Adapun, jika peretasan Bybit dikeluarkan dari perhitungan, total kerugian kripto di Februari tetap mencatat lonjakan tinggi mencapai US$126 juta, atau naik sekitar 28,5% dibandingkan bulan sebelumnya.

Baca juga: 5 Pencurian Kripto Terbesar Sepanjang Sejarah

Bybit dan Infini Jadi Penyumbang Kerugian Terbesar

CertiK mencatat lebih dari 90% berasal dari peretasan besar yang menimpa exchange Bybit. Peretasan yang terjadi pada 21 Februari 2025 ini merugikan Bybit hingga US$1,46 miliar pada saat itu, menjadikannya peretasan aset kripto terbesar sepanjang sejarah.

Skala kerugian ini bahkan melampaui kasus Ronin Bridge yang sempat menggemparkan industri kripto pada Maret 2022 dengan nilai kerugian US$620 juta.

Baca juga: Bybit Kena Hack, Rp23,8 Triliun ETH Lenyap!

Setelah Bybit, kasus terbesar kedua adalah serangan terhadap perusahaan pembayaran berbasis stablecoin, Infini, yang terjadi pada 24 Februari 2025. Dalam insiden tersebut, Infini mencatat kerugian sebesar US$49 juta.

CertiK mengungkapkan bahwa peretasan ini melibatkan key wallet yang sebelumnya digunakan dalam pengembangan smart contract Infini. Celah fatal muncul karena wallet tersebut masih memiliki hak akses admin yang memungkinkan peretas mengambil alih kontrol penuh dan menukar seluruh token Vault yang tersimpan di protokol.

Sebagai respons atas kejadian ini, tim Infini sempat mencoba melakukan pendekatan damai dengan menawarkan kesepakatan kepada peretas. Mereka menjanjikan bahwa peretas boleh menyimpan 20% dana curian, dengan syarat 80% sisanya dikembalikan. Infini juga berjanji tidak akan melanjutkan proses hukum jika kesepakatan tersebut dipenuhi.

Namun, hingga batas waktu 48 jam berlalu, peretas belum menunjukkan niat mengembalikan dana. Data di Etherscan menunjukkan wallet peretas masih menyimpan lebih dari 17.000 ETH atau setara US$43 juta.

Di posisi ketiga, platform lending DeFi yakni ZkLend juga mengalami serangan dengan total kerugian hingga US$10 juta pada 12 Februari 2025. Insiden ini semakin menegaskan bahwa serangan terhadap platform DeFi masih menjadi tren yang mengkhawatirkan.

Di posisi ketiga, protokol peminjaman terdesentralisasi ZkLend turut menjadi korban serangan dengan kerugian mencapai US$10 juta pada 12 Februari 2025. Insiden ini menambah panjang daftar peretasan yang mengguncang sektor DeFi sepanjang bulan lalu.

Secara keseluruhan, CertiK mencatat kategori kerugian terbesar di Februari berasal dari peretasan wallet, diikuti oleh kerentanan kode yang mengakibatkan kerugian sekitar US$20 juta. Sementara itu, serangan phishing turut menyumbang kerugian sekitar US$1,8 juta.

Laporan ini juga menyoroti tren peningkatan kembali aksi kejahatan siber di awal 2025, setelah sempat mereda di penghujung 2024. Sebagai gambaran, pada Desember 2024, total kerugian akibat serangan siber di sektor kripto tercatat hanya sebesar US$28,6 juta, yang merupakan angka terendah sepanjang tahun tersebut. Angka ini bahkan jauh lebih rendah dibandingkan November yang mencatat US$63,8 juta, atau Oktober yang mencapai US$115,8 juta.

Baca juga: Kerugian Kripto dari Hack dan Scam Tembus Rp2 Triliun di Oktober 2024

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Dilla Fauziyah

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.