
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 5 min read
Produsen mobil listrik Tesla kembali mencatat keuntungan signifikan dari kepemilikan aset kripto, setelah laporan keuangan terbarunya menunjukkan laba sebesar US$80 juta atau sekitar Rp1,3 triliun dari kenaikan nilai Bitcoin pada kuartal ketiga 2025.
Menurut laporan tersebut, perusahaan yang dipimpin miliarder Elon Musk ini masih memegang 11.509 BTC hingga akhir September 2025, dengan total nilai sekitar US$1,35 miliar atau setara Rp22,5 triliun. Angka ini naik dari US$1,235 miliar senilai Rp20,5 triliun pada kuartal sebelumnya, seiring dengan lonjakan harga Bitcoin sepanjang Juli hingga September.
Meski Tesla tidak menambah atau mengurangi jumlah Bitcoin yang dimiliki, lonjakan harga aset digital tersebut memberikan dampak positif terhadap laporan keuangan perusahaan.
Tesla sendiri pertama kali membeli Bitcoin senilai US$1,5 miliar pada Januari 2021 sebagai bagian dari strategi diversifikasi asetnya. Sejak saat itu, nilai kepemilikan Bitcoin Tesla mengalami fluktuasi seiring dengan pergerakan harga pasar aset kripto.
Menurut data BitcoinTreasuries, Tesla kini menjadi perusahaan publik pemegang Bitcoin terbesar ke-11 di dunia, tepat di bawah Coinbase dan Trump Media & Technology Group (TMTG).
Baca juga: Nilai Kepemilikan Bitcoin Tesla Tembus Rp19,5 Triliun di Q2 2025
Mulai tahun ini, Tesla mulai menerapkan aturan baru dari Financial Accounting Standards Board (FASB) yang mewajibkan perusahaan melaporkan keuntungan atau kerugian dari kepemilikan aset kripto setiap kuartal. Sebelumnya, perusahaan hanya diwajibkan mencatat kerugian jika harga aset kripto turun di bawah nilai perolehan.
Ketentuan baru ini dinilai meningkatkan transparansi terhadap kinerja perusahaan yang memiliki eksposur pada aset digital seperti Tesla, sekaligus memperlihatkan bagaimana fluktuasi harga Bitcoin kini berpengaruh langsung terhadap laporan keuangan korporasi besar di Amerika Serikat.
Dari sisi bisnis utama, Tesla membukukan pendapatan sebesar US$28,1 miliar setara Rp467 triliun, melampaui perkiraan analis yang menargetkan US$26,36 miliar senilai Rp438 triliun.
Saham Tesla (TSLA) tercatat turun tipis dalam perdagangan setelah jam bursa, berada di kisaran US$438 per lembar menurut data Google Finance.
Baca juga: ETF Bitcoin AS Catat Outflow Rp20 Triliun, Rekor Terbesar Kedua Sepanjang Masa
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.