Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Industri · 7 min read
Sebuah laporan dari CoinGecko mengungkapkan bahwa Indonesia menempati posisi kelima secara global dalam hal jumlah investor crypto degen, istilah yang mengacu pada investor yang kerap berinvestasi pada aset kripto dengan tingkat risiko tinggi dan sifat spekulatif.
Investor crypto degen di tanah air pada tahun 2024 mencakup 3,96% dari total global, berada di bawah Amerika Serikat yang memimpin dengan 16,83%, diikuti Inggris (6,16%), Filipina (5,07%), dan Prancis (4,40%).
Adapun, fenomena ini ditunjukkan dengan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) yang mengungkapkan bahwa token meme Pepe (PEPE) merupakan salah satu aset kripto favorit para trader lokal. Perlu diketahui, memecoin merupakan salah satu aset kripto paling berisiko tinggi karena dapat menawarkan keuntungan dan kerugian dalam waktu singkat.
Baca juga: Jumlah Investor Kripto di Indonesia Lampaui Investor Pasar Modal, Ini Tanggapan OJK!
Menanggapi tren ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupaya untuk terus aktif meningkatkan edukasi keuangan terkait investasi aset kripto. Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi, menegaskan pentingnya masyarakat memahami risiko yang melekat pada investasi kripto.
“Kita ingin sosialisasi dan edukasinya sampai ke seluruh masyarakat bahwa instrumen ini, kalau untuk investasi, masih tergolong instrumen dengan tingkat spekulasi dan risiko yang cukup tinggi,” ujar Hasan saat peluncuran Bulan Fintech Nasional (BFN) dan The 6th Indonesia Fintech Summit and Expo (IFSE) 2024.
Di sisi lain, VP Marketing & PR Tokocrypto, Rieka Handayani, menyoroti bahwa tingginya jumlah investor crypto degen mencerminkan ketertarikan masyarakat terhadap potensi keuntungan besar dalam waktu singkat. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terkait rendahnya pemahaman tentang risiko yang melekat pada investasi tersebut.
“Kami berupaya tidak hanya menyediakan akses terhadap berbagai aset kripto, tetapi juga mengedukasi pengguna tentang cara berinvestasi secara bertanggung jawab. Kami menekankan pentingnya diversifikasi dan manajemen risiko dalam setiap strategi investasi,” tambahnya.
Selain edukasi, pengawasan regulasi tentu menjadi salah satu fokus utama. Hasan menekankan pentingnya sinergi antara pelaku industri kripto dan regulator untuk menciptakan ekosistem yang lebih aman dan transparan, serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan invesot.
“Kami berharap pelaku industri kripto dapat bersinergi dengan kami dalam menyampaikan informasi yang akurat kepada masyarakat dan membantu mengurangi tren investasi spekulatif yang berlebihan,” pungkas Hasan.
Baca juga: OJK Targetkan Transaksi Kripto Sentuh Rp1.000 Triliun pada 2028
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.