Berita Altcoins · 8 min read

Walau Sempat Mendukung, Sekarang Avalanche Hujat LUNA

Walau Sempat Mendukung, Sekarang Avalanche Hujat LUNA

Dalam wawancara terbaru dengan Forbes, pendiri Avalanche, Emin Gün Sirer menyatakan bahwa Terra adalah sebuah proyek yang merugikan. 

Ia menyatakan bahwa kehancuran Terra melalui LUNA dan UST merupakan sebuah kehancuran yang mirip dengan kasus peretasan Bitcoin terbesar yaitu kasus Mt. Gox. 

Ia khawatir bahwa dengan adanya kasus ini pemerintah akan lebih menyulitkan pertumbuhan crypto di seluruh dunia. 

Disamakan dengan Mt. Gox

Seperti yang diketahui banyak investor crypto, ekosistem Blockchain Terra (LUNA) mengalami kehancuran sejak awal bulan ini dengan LUNA yang turun lebih dari 90% dan UST yang turun dari $1 menuju $0.1 jauh dari yang standar stablecoin. 

Terkait kasus ini banyak yang memberikan tanggapan salah satunya adalah pendiri dari Avalanche yang menyatakan kekecewaannya kepada tim Terra. 

Dalam wawancara terbarunya dengan Forbes, ia menyatakan bahwa Terra merupakan kasus kerugian terbesar yang mirip dengan kasus Mt. Gox. 

Walau Sempat Mendukung, Sekarang Avalanche Hujat LUNA
Wawancara Forbes dan Pendiri Avalanche

Mt. Gox merupakan sebuah exchange yang mengalami peretasan dan bangkrut di Tahun 2014 setelah sebelumnya berjaya sebagai exchange atau platform perdagangan Bitcoin terbesar. 

Ia kecewa karena pengaruh dari kasus ini sama seperti pengaruh dari kasus Mt. Gox terhadap pasar crypto pada waktu tersebut. 

Baca juga: 10 Pencurian Crypto Terbesar Yang Pernah Ada

Sirer juga menyatakan bahwa ia kecewa karena kasus ini terjadi akibat penurunan harga Bitcoin yang sebenarnya bisa diantisipasi oleh tim. 

Kemudian ia juga menyatakan bahwa kasus ini membuat adanya tekanan baru dari pemerintah yang bisa menghambat kembali pertumbuhan crypto. 

Terdapat sebuah pengakuan juga bahwa di awal berdirinya Avalanche terdapat wacana yang kemudian ditinggalkan terkait penciptaan stablecoin sendiri.

Pada saat Terra mengeluarkan UST, banyak proyek crypto yang mulai menciptakan stablecoinnya sendiri dengan mekanisme algoritma seperti UST. 

Bahkan berdasarkan pernyataan Sirer, terdapat beberapa proyek yang menduplikasi secara persis terkait stablecoin UST. 

Kabar baiknya Avalanche tidak melanjutkan wacana tersebut dan memutuskan untuk tidak membuat stablecoinnya sendiri. 

Kabar buruknya, karena tetap tertarik dengan inovasi stablecoin di saat tersebut, Avalanche memutuskan untuk mendukung Terra melalui kerja sama. 

Dalam wawancara tersebut ia menyatakan bahwa di awal kejayaan Terra, ia membuat kesepakatan pertukaran dimana Avalanche memberi AVAX kepada Terra dan Terra memberi LUNA serta UST kepada Avalanche. 

Avalanche Pernah Dukung LUNA

Kerja sama tersebut dilaksanakan berdasarkan kesepakatan dari inovasi bridge atau jembatan blockchain keduanya. 

Jadi dengan kerja sama tersebut investor dapat menggunakan Blockchain Terra untuk transaksi token ekosistem Avalanche dan sebaliknya. 

Sirer mengakui bahwa Avalanche melaksanakan kerja sama tersebut akibat tergiur oleh LUNA karena sempat menarik banyak uang ke dalam ekosistemnya. 

Hasilnya saat ini ia menyatakan bahwa Avalanche Foundation telah mengalami kerugian dari kekacauan yang dialami Terra. 

Tapi ia menyatakan bahwa kerugian tersebut bukan kerugian besar dan bukan sebuah hal yang bisa merusak Avalanche. 

Walaupun begitu ia tetap menyatakan bahwa ia tidak menyesal karena semua langkah bisnis ada yang berhasil dan ada yang gagal. 

Walau Sempat Mendukung, Sekarang Avalanche Hujat LUNA
Dana cadangan LFG

Selanjutnya Sirer juga membahas terkait AVAX, UST dan LUNA yang masih dimiliki oleh kedua pihak terkait apakah akan dijual atau tidak.

“Terkait UST, kami sempat menjual beberapa untuk mendapatkan Dolar Amerika, namun terkait LUNA semua menjadi nol. Terkait AVAX yang mereka miliki itu sangat kecil hanya sekitar $60 Juta dan mereka (Tim Terra) menyatakan tidak akan menjual walau butuh. AVAX adalah aset paling bernilai yang mereka simpan saat ini.”

Sirer kemudian diminta tanggapan oleh Forbes terkait pernyataan CEO Terra, Do Kwon yang menyamakan kasus ini seperti kasus peretasan DAO Ethereum. 

Ia menyatakan bahwa kasus ini jauh lebih besar dibandingkan peretasan DAO Ethereum dari sisi dampak terhadap sentimen investor dan pemerintah. 

Terakhir ia juga memastikan bahwa AVAX masih sangat aman walau Terra memiliki sebagian kecil dari persediaannya serta ia mengingatkan bahwa stablecoin berbasis algoritma adalah sebuah inovasi yang berisiko tinggi. 

Ditekankan olehnya bahwa stablecoin algoritma merupakan sebuah inovasi yang butuh kemampuan operasional tinggi dari pemilik proyek. Jadi tidak hanya sekedar teknologi namun butuh sistem pengelolaan dana yang baik. 

Sayangnya walau inovasi teknologi tinggi terjadi di UST, kemampuan pengelolaan dana yang baik masih sangat kurang dari tim Terra terutama terkait pembelian Bitcoinnya di awal Tahun 2022. 

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Naufal Muhammad

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.