Linkedin Share
twitter Share

Blockchain · 6 min read

Review Avalanche (AVAX), Naik 150% dalam Sebulan

Avalanche telah menggemparkan pasar dengan apresiasinya yang mencapai 150% hanya dalam satu bulan terakhir.

Apresiasi ini muncul setelah adanya beberapa pembaruan jaringan termasuk Appricot yang terjadi di akhir September 2021, sebelum apresiasi besar terjadi.

Banyak investor yang ingin membeli akibat melihat apresiasinya karena FOMO atau membeli ikut-ikutan tanpa mengetahui.

Oleh karena itu sebelum membeli ada baiknya agar lebih percaya terhadap Avalanche, investor membaca artikel ini secara seksama.

Apa Itu Avalanche 

Avalanche adalah proyek kripto dengan blockchain sendiri dengan mekanisme konsensus unik dan belum ditemukan di blockchain lain.

Avalanche merupakan blockchain dengan fitur lengkap, mulai dari penerbitan smart contracts hingga kemampuan menerima token atau koin dari blockchain lain.

Blockchain ini memiliki koin sendiri yaitu AVAX untuk transaksi dan sebagian besar operasional yang terjadi dalam blockchainnya.

Aset kripto ini berhasil membuat banyak investor tertarik akibat apresiasinya yang mencapai lebih dari 6.000% di Tahun 2021.

Proyek ini didirikan oleh Emin Gün Sirer, Kevin Sekniqi, dan Maofan Ted Yin.

https://twitter.com/el33th4xor/status/1462222060890071041

Tiga orang ini merupakan pakar dengan gelar tinggi di dunia ilmu komputer dan teknologi blockchain.

Mereka mendirikan Avalanche akibat salah satu riset terhadap blockchain.

Riset tersebut bertujuan untuk menciptakan blockchain dengan tingkat kecepatan yang tinggi dan biaya yang rendah.

Mereka memutuskan menciptakan blockchain sendiri dan bergerak membentuk Avalanche melalui perusahaan baru yang mereka dirikan bernama Ava Labs di 2018.

Ava Labs berhasil mendapatkan pendanaan di 2019 dan meluncurkan jaringan utama blockchainnya di sekitar September 2020.

https://twitter.com/NETELLER/status/1462835917866033157

Blockchain Avalanche merupakan salah satu blockchain yang berbeda dari blockchain lain karena memiliki mekanisme konsensus yang cukup rumit.

Selain itu, akibat beberapa fiturnya, Blockchain Avalanche bergerak dalam kategori blockchain generasi ketiga mengalahkan Bitcoin dan Ethereum.

Cara Kerja Avalanche 

Blockchain Avalanche bergerak berbeda dengan mekanisme konsensus yang berbeda dengan blockchain lainnya.

Avalanche memiliki tiga blockchain yang memiliki kegunaannya masing-masing dan terikat dalam satu jaringan dengan mekanisme konsensus masing-masing.

Pertama adalah Exchange Chain atau X-Chain, jaringan tempat transaksi dan perpindahan token atau coin yang cocok dengan jaringan Avalanche.

Mekanisme konsensus pada jaringan ini adalah Protokol Konsensus Avalanche yang khusus digunakan untuk berinteraksi dengan dua jaringan utama lain.

Kedua adalah Blockchain Contract Chain atau C-Chain yang merupakan jaringan yang khusus untuk menerbitkan smart contracts dan juga menyimpannya.

https://twitter.com/Smart_Contract/status/1461340920557756422

Mekanisme konsensus pada jaringan ini adalah Snowman, yaitu mekanisme yang menggabungkan blockchain privat dan terbuka.

Pada mekanisme ini terdapat validator dari publik dan dari Ava Labs, sehingga jaringannya semi-terbuka.

Ketiga adalah Blockchain Platform Chain atau P-Chain yang merupakan jaringan yang digunakan untuk validator publik memvalidasi transaksi.

Sama seperti C-Chain, mekanisme konsensusnya juga menggunakan Snowman yang dicampurkan dengan mekanisme Directed Acyclical Graph untuk mengkordinasikan validator.

Mekanisme consensus pada jaringan ini mirip dengan sistem Delegated Proof of Stake, karena validator juga diwajibkan untuk melakukan staking.

Jadi masing-masing blockchain memiliki kegunaannya sendiri dan menghasilkan efisiensi tinggi dan kecepatan yang tinggi.

Keuntungan Avalanche

Dengan adanya tiga blockchain ini, Avalanche memiliki efisiensi yang cukup tinggi untuk mencapai kecepatan transaksi lebih dari 4.500 hingga 6.000 Transaksi per detik.

Kecepatan transaksi tersebut telah membuat Avalanche menjadi salah satu blockchain tercepat, bahkan mengalahkan Bitcoin dan Ethereum.

Selain itu akibat mekanisme konsensusnya yang unik dan juga yang lebih adil dimana validator tidak perlu berebut antar validator seperti Bitcoin (BTC) penggunaan energinya lebih kecil.

https://twitter.com/RealNatashaChe/status/1462464440738091012

Akibat penggunaan energi yang cukup kecil ini, Avalanche menjadi salah satu blockchain yang tergolong ramah lingkungan.

Kemudian Avalanche juga mengalami adopsi yang cukup besar dan ekosistemnya yang juga terus berkembang.

Ekosistem ini semakin meluas juga karena adanya jembatan baru ke dalam Blockchain Ethereum, tujuannya agar token dari Blockchain Ethereum dapat masuk ke Avalanche.

Beberapa hal tersebut membuat Avalanche menjadi salah satu blockchain yang kuat dan dapat bersaing dengan blockchain 3.0 lainnya.

Kekurangan Avalanche 

Salah satu kekurangan dari Avalanche yang menjadi pertimbangan mayoritas investor adalah adanya mekanisme classical consensus.

Mekanisme ini muncul akibat mekanisme Snowman yang menggabungkan classical consensus dan nakamoto consensus.

Classical consensus adalah tipe blockchain dimana validator blockchain adalah pihak tim blockchain tersebut sehingga blockchainnya bersifat privat atau tertutup.

Namun nakamoto consensus adalah tipe blockchain dimana validatornya terbuka jadi semua orang bisa melihat isi blockchain dan dapat menjadi validator.

Akibat adanya sistem classical tersebut, terdapat beberapa investor yang khawatir terhadap pertumbuhan Avalanche ke depannya.

Banyak pihak yang khawatir karena adanya sifat tertutup ini dan dapat menghasilkan kemungkinan manipulasi oleh pihak internal.

Tapi kekurangan ini sebenarnya hanya sebuah asumsi karena sistem classical ini digunakan untuk menjadikan Avalanche tertata dan jauh dari ketidakadilan dan persaingan validator.

Selain itu sistem classical ini digunakan untuk memastikan bahwa walau tidak ada validator publik, Ava Labs akan selalu memastikan Avalanche terus bergerak.

Koin AVAX

Di luar teknologi dan ekosistemnya yang juga terus berkembang dan diperbarui, Avalanche juga memiliki aset digital sendiri yang dijadikan sebagai alat transaksi utama di jaringannya.

Aset kripto atau aset digital tersebut adalah AVAX yang merupakan koin utama untuk seluruh ekosistem Avalanche.

AVAX sendiri merupakan koin yang memiliki persediaan terbatas yaitu pada 720 Juta AVAX, dan saat ini yang beredar masih sekitar 31% dari seluruh AVAX yang diciptakan.

Dari sisi alokasi terlihat bahwa 70% AVAX yang telah diciptakan akan dialokasikan kepada pasar crypto. Saat suatu koin memiliki alokasi lebih dari 50% untuk pasar, kemungkinan besar hal tersebut menjadi tanda positif.

Sebab semakin kecil koin yang ada di tim maka semakin kecil juga kemungkinan manipulasi oleh pihak internal proyek.

Selain itu, semakin besar untuk pasar, maka kemungkinan besar semakin besar juga ketertarikan karena semakin besar kesempatan pasar untuk membeli.

Dari segi periode vesting atau kapan kepemilikan internal akan dijual ke pasar, untuk investor yang membeli di tahap awal yaitu 5%, kepemilikannya dapat dijual setelah tiga bulan.

Untuk para rekan kerja Ava Labs yaitu sebesar 5%, kepemilikannya dapat dijual dalam waktu empat tahun.

Kemudian untuk tim yaitu sebesar 10% dan untuk Ava Labs, yaitu sebesar 10% kepemilikannya dapat dijual dalam waktu empat tahun ke depan secara bertahap.

Jadi kemungkinan manipulasi oleh pihak awal dan pihak internal menjadi lebih kecil karena adanya periode penguncian tersebut.

Prediksi Koin AVAX

Untuk saat ini AVAX sudah mengalami apresiasi yang cukup signifikan bahkan mencapai sekitar 150% dalam satu bulan terakhir.

Terlihat bahwa dalam waktu dekat AVAX masih belum akan mengalami pembaruan apa pun, dan kemungkinan kabar terbaru baru akan terjadi di 2022.

Grafik Harian AVAXUSD

Saat ini AVAX sedang mengalami koreksi yang cukup signifikan dan kemungkinan akan bergerak turun hingga menuju $112.6 atau Rp1,6 Juta.

Selama batas bawah ini belum ditembus kemungkinan besar AVAX masih dapat kembali bergerak naik dalam zona apresiasinya.

Kemungkinan besar jika kembali naik tujuan berikutnya berada pada $135.2 atau Rp1,92 Juta hingga $237.3 atau Rp3,39 Juta yang berada di daerah 161,8% Fibonacci Extension.

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Naufal Muhammad

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.