Peretas Gala Games Kembalikan ETH Senilai Rp355 Miliar

Peretas permainan Web3 Gala Games telah mengembalikan sebagian dana yang hilang dari eksploitasi smart contract. Dalam insiden tersebut, pelaku berhasil mint lima miliar token GALA bernilai sekitar US$240 juta.

Menurut rilis pers, Gala Games menyatakan bahwa peretas tersebut telah mengembalikan 5913,2 ETH atau setara dengan US$22,1 juta atau Rp355 miliar pada harga saat ini (22/5/2024). Pengembalian ini terjadi setelah tim Gala Games merespons dengan cepat dan melibatkan lembaga penegak hukum federal AS seperti FBI dan DOJ.

Baca juga: Gala Games Dieksploitasi, US$240 Juta Terancam Hilang

Tindakan Mitigasi Cepat

Saat eksploitasi terjadi, tim Gala menggunakan fitur blocklist protocol GalaChain untuk membekukan 4,4 miliar GALA dari lima miliar yang di-mint dalam waktu 45 menit. Tindakan ini diklaim mampu meminimalkan dampak dari insiden tersebut.

“Kami segera menghubungi lembaga penegak hukum federal AS untuk menangani pelanggaran tersebut. Kerja sama kami yang berkelanjutan dengan pihak berwenang memastikan penyelidikan menyeluruh dan tindakan hukum yang tepat terhadap pelakunya,” tulis Gala dalam pernyataannya.

Gala Games juga meyakinkan komunitas bahwa kemampuan minting GALA di GalaChain tetap aman. Mereka berjanji untuk terus meningkatkan kontrol internal dan protokol keamanan guna melindungi dari insiden serupa di masa depan.

Selain itu, Gala Games berencana untuk mengganti biaya transaksi tinggi kepada siapa pun yang terkena dampak insiden ini.

Baca juga: CEX Rugi Rp3,7 Triliun karena Peretasan Sepanjang 2023

Bantuan DWF Labs

Sebagai bagian dari upaya pemulihan, Gala Games menerima bantuan dari salah satu mitranya, DWF Labs, dengan pembelian 28 juta token GALA senilai sekitar US$1,26 juta di open market.

Adapun tindakan ini dinilai untuk menstabilkan nilai token dan mendukung Gala Games. Transaksi ini juga bertujuan untuk mengurangi tekanan jual di pasar dan meningkatkan kepercayaan investor.

Baca juga: Bot Trading Solana Tutup Permanen Usai Dieksploitasi Rp8,3 Miliar