Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Exchange · 7 min read
BtcTurk, exchange terbesar di Turki, baru-baru ini menjadi korban serangan siber yang menyebabkan hilangnya aset dari hot wallet mereka.
Kejadian ini mengundang perhatian CEO Binance, Richard Teng, yang mengumumkan bahwa Binance turut membantu dalam penyelidikan itu dan telah berhasil membekukan sekitar US$5,3 juta atau setara Rp86 miliar dalam bentuk aset kripto yang dicuri.
“Tim investigasi dan keamanan kami bekerja sepanjang waktu sebagai bagian dari upaya proaktif kami untuk melindungi ekosistem dari pelaku kejahatan. Kami akan memberikan informasi lebih lanjut jika diperlukan,” kata Teng dalam postingan X pada Sabtu (22/6/2024).
Baca juga: Binance Didenda US$2,25 Juta oleh Pengawas Keuangan India
Menurut pernyataan resmi BtcTurk pada 22 Juni, serangan tersebut terutama mempengaruhi aset yang disimpan di hot wallet mereka. Adapun pihaknya tidak merinci seberapa banyak kerugian yang dialaminya.
“Hanya sebagian dari saldo 10 mata uang kripto di hot wallet kami yang terpengaruh oleh serangan siber ini, sementara sebagian besar aset yang ada di cold wallet kami tetap aman,” jelas pernyataan tersebut.
Sebagai informasi, hot wallet adalah jenis wallet kripto yang selalu terhubung ke internet dan membuatnya lebih rentan terhadap serangan siber, dibandingkan cold wallet yang bersifat offline.
BtcTurk saat ini masih menjalani penyelidikan terkait insiden itu. Mereka juga menyatakan tengah bekerja sama dengan otoritas keamanan setempat.
Pada 23 Juni, BtcTurk mengumumkan bahwa layanan penarikan dan deposit untuk semua mata uang kripto ERC20 telah dibuka kembali, sementara deposit dan penarikan untuk mata uang kripto yang terdampak serangan akan dibuka secara bertahap.
Selain itu, mereka telah memperbarui alamat deposit Bitcoin dan meminta pengguna untuk menggunakan alamat baru tersebut untuk deposit masa depan.
Sebelumnya, analis blockchain ZachXBT melaporkan adanya transfer mencurigakan senilai sekitar US$54 juta setara Rp885 miliar dalam token Avalanche (AVAX). Berdasarakan analisis waktu transfer, ZachXBT menyebutkan bahwa dana tersebut kemungkinan besar terkait dengan serangan BtcTurk.
Dana ini dilacak mengalir ke berbagai exchange seperti Binance dan Coinbase, kemudian ditarik sebagai Bitcoin ke dua wallet terpisah menggunakan THORChain.
Akibat kabar tersebut, token AVAX jatuh hingga 10% ke level terendah dalam enam bulan di bawah US$25. Hingga artikel ini ditulis pada 24 Juni, AVAX terus menunjukkan penurunan lebih lanjut sekitar 5% di harga US$24,39 menurut data CoinMarketCap.
Baca juga: Kena Serangan Phising, Balancer Rugi Rp3,6 Miliar!
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.