Berita Bitcoin · 5 min read

Whale Misterius Transfer Bitcoin Rp140 Triliun, Industri Kripto Bereaksi

whale bitcoin
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025

Komunitas kripto global kembali dibuat geger oleh pergerakan mengejutkan dari salah satu whale misterius era awal Bitcoin. Sosok tak dikenal ini diketahui memindahkan lebih dari 80.000 BTC, yang telah tersimpan tanpa aktivitas selama lebih dari 14 tahun, ke sejumlah alamat baru yang tidak diketahui identitasnya.

Peristiwa ini terjadi pada Jumat, 4 Juli 2025. Dalam waktu hampir bersamaan, sebanyak delapan wallet Bitcoin yang berstatus dormant atau tak aktif sejak 2011 tiba-tiba melakukan transfer besar-besaran ke sejumlah wallet baru. Total sebanyak 80.009 BTC berpindah tangan tanpa ada kejelasan siapa penerimanya dan untuk tujuan apa. Nilai transaksi tersebut ditaksir mencapai sekitar US$8,69 miliar, atau setara Rp140,7 triliun.

Yang membuat komunitas semakin penasaran, semua aset ini tidak dikirim ke exchange, melainkan ke wallet baru yang bersifat anonim. Hal ini langsung memicu berbagai spekulasi, apakah pemiliknya hanya sekadar memindahkan aset demi alasan keamanan, langkah awal untuk diversifikasi investas, atau justru indikasi aksi jual besar-besaran.

Baca juga: Bitcoin Tertekan Usai Wallet Era Satoshi Bangkit dan Pindahkan 80.000 BTC

Pelaku Industri Kripto Bereaksi

Menanggapi isu ini, perusahaan intelijen on-chain Arkham Intelligence mengklarifikasi melalui postingan di X pada Minggu (6/7/2025), Arkham menilai tidak ada tanda-tanda bahwa pemilik BTC tersebut akan menjual asetnya dalam waktu dekat.

“Tidak ada tanda-tanda bahwa whale ini sedang menjual Bitcoin,” tulis Arkham.

Alih-alih aksi jual, Arkham menduga perpindahan aset ini dilakukan karena alasan teknis, yaitu migrasi dari wallet lama berformat legacy (1-address) ke wallet modern berbasis Native SegWit (bc1q-address). Format baru ini dikenal lebih efisien, dengan biaya transaksi yang lebih rendah serta keamanan dan kompatibilitas yang lebih baik dalam ekosistem Bitcoin saat ini.

“Transfer US$8 miliar kemarin kemungkinan terkait migrasi alamat dari format lama (1-address) ke format baru (bc1q-address),” jelas Arkham.

Arkham menambahkan, hingga kini aset-aset yang telah dipindahkan tersebut belum menunjukkan aktivitas lanjutan.

Meski Arkham memberikan penjelasan teknis, sejumlah pihak tetap mengajukan spekulasi lebih berani. Salah satunya datang dari Head of Product di Coinbase, Conor Grogan, yang menyebut bahwa kemungkinan aksi ini adalah hasil dari peretasan tidak bisa sepenuhnya dikesampingkan.

“Kalau memang ini hasil peretasan, meski saya masih berspekulasi, maka ini akan jadi perampokan terbesar dalam sejarah manusia,” tulis Grogan.

Sementara itu, Co-Founder Binance. Changpeng ‘CZ’ Zhao, turut memberi komentar dengan gaya santainya yang khas. Ia menyindir bahwa dirinya mungkin “telat masuk kripto,” merujuk pada harga Bitcoin yang masih US$0,1 pada 2011.

“Sepertinya saya masuk kripto terlalu telat. Lihat whale dari 2011 begitu santainya memindahan kripto yang dulu dibeli seharga US$0,1,” tulis Zhao di X.

Di sisi lain, firma riset blockchain 10x Research memberikan interpretasi berbeda. Dalam laporan terbarunya, mereka menduga bahwa pemilik awal Bitcoin ini memang sedang melakukan strategi offloading secara bertahap, yakni memindahkan aset ke pasar dengan likuiditas tinggi seperti ETF Bitcoin spot, dana institusi, atau cadangan kas korporasi.

Langkah ini dinilai sebagai bentuk realisasi keuntungan secara perlahan, tanpa mengganggu harga pasar secara langsung.

Baca juga: Dua Wallet Bitcoin Aktif Lagi Setelah 14 Tahun, Transfer 20.000 BTC

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Dilla Fauziyah

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.