Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Industri · 7 min read
Produk investasi kripto mengalami arus keluar sebesar US$600 juta, terbesar sejak Maret 2024. Arus keluar ini terutama berasal dari investasi Bitcoin yang mengalami arus keluar sebesar US$621 juta, sementara dana short Bitcoin mencatat arus masuk sebesar US$1,8 juta.
Coinshares melaporkan (17/6/2024), faktor utama yang memicu arus keluar ini adalah outlook hawkish dari Federal Reserve, yang mempertahankan suku bunga tinggi, menyebabkan investor menarik diri dari aset dengan pasokan tetap seperti Bitcoin.
Baca juga: Harga Bitcoin Diprediksi Tembus US$150.000 Jika Donald Trump Menang Pemilu AS
Di sisi lain meski secara kesleuruhan mengalami arus keluar signifikan dari investasi Bitcoin. Beberapa kripto menunjukkan kinerja positif dengan arus masuk yang signifikan.
Ether (ETH) mengalami arus masuk sebesar US$13,2 juta, LIDO sebesar US$2 juta, dan XRP sebesar US$1,1 juta. Altcoin lainnya seperti BNB, Litecoin (LTC), Cardano (ADA), dan Chainlink (LINK) juga mencatat arus masuk meski dalam jumlah kecil.
Meskipun demikian, arus masuk ke altcoin ini tidak cukup untuk menahan laju arus keluar dan penjualan yang terjadi, yang menyebabkan total aset digital di bawah pengelolaan turun dari US$100 miliar menjadi US$94 miliar dalam seminggu.
Volume perdagangan tetap rendah di US$11 miliar dibandingkan dengan rata-rata mingguan tahun ini sebesar US$22 miliar, namun masih jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang hanya US$2 miliar.
Sebagian besar arus keluar terjadi di Amerika Serikat dengan total US$565 juta, diikuti oleh Kanada, Swiss, dan Swedia. Di sisi lain, Jerman justru mencatat arus masuk sebesar US$17 juta, menunjukkan perbedaan regional dalam respons terhadap kondisi pasar global.
Meskipun ETF Bitcoin spot telah disetujui di Amerika Serikat, Marc Degen, salah satu pendiri Trust Square, berpendapat bahwa adopsi Bitcoin oleh perusahaan masih dalam fase “liga amatir”.
Degen menjelaskan bahwa ETF Bitcoin telah mengumpulkan antara US$60 miliar dan US$70 miliar hingga saat ini, dengan total aset yang dikelola secara global mencapai US$100 miliar pada awal Juni. Untuk memberikan perspektif yang lebih besar, Degen membandingkan total aliran masuk dana aset digital ini dengan aliran modal ke JPMorgan, yang mencatat arus masuk klien baru sebesar $489 miliar pada tahun 2023.
Hal tersebut menunjukkan bahwa meskipun ada kemajuan dalam adopsi Bitcoin, skalanya masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan arus modal di lembaga keuangan besar seperti JPMorgan.
CEO Franklin Templeton, Jenny Johnson, menggemakan sentimen yang sama, berpendapat bahwa adopsi institusional masih dalam tahap awal, dengan minat institusional yang kuat dan penyebaran modal yang lebih signifikan akan terjadi pada gelombang investasi berikutnya.
Baca juga: Warga Selandia Baru Cenderung Pilih Investasi Kripto Dibandingkan Properti
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.