Aset Kripto · 6 min read

5 Kasus Peretasan Kripto Terbesar di 2022

Hack Crypto Terbesar 2022

Perusahaan analisis Blockchain, Chainalysis, mengatakan tahun 2022 telah menjadi tahun rekor peretasan proyek kripto terbesar dengan pencurian aset kripto mencapai US$3 miliar setara 46 triliun Rupiah dengan melalui 125 peretasan per Oktober 2022. 

Chainalysis pun memberikan informasi pada Decrypt, peretasan terbesar yang terjadi sepanjang tahun 2022. Berikut ini daftarnya. 

FTX: US$650 Juta 

Kehancuran FTX menjadi pusat perhatian di tahun ini, di tengah hiruk-pikuk bangkrutnya FTX, bursa itu diketahui kena retas dengan bilangan angka yang sangat besar, yakni US$650 juta setara dengan 10 triliun Rupiah.

Siapa yang ada di balik peretasan FTX hingga kini masih menjadi misteri, beberapa dompet yang diduga milik FTX telah terkuras sekitar US$640 juta dalam bentuk token. Dana tersebut kemudian dipindahkan ke bursa lain dan diubah menjadi aset kripto yang berbeda.

Baca juga: Bursa Kripto FTX Berpotensi Diretas, Rp9,2 Triliun Lenyap!

Binance (Binance Smart Chain): US$566 juta

Peretasan Binance Smart Chain menempati peringkat kedua dengan kerugian US$566 juta dalam BNB setara dengan Rp8,8 triliun. Peretasan ini berhasil mengeksploitasi bridge cross chain BSC token hub.

Peretas pada dasarnya menyulap token dari ketiadaan menggunakan bukti penarikan buatan. Namun, tidak ada pengguna Binance atau blockchainnya yang kehilangan dana dalam serangan ini. 

Peretas tidak bisa mengambil semua dana curiannya, CEO Binance, Changpeng Zhao mengatakan bahwa mereka dapat mencegah sekitar 80% hingga 90% dari dana yang ditargetkan diambil oleh peretas, hasilnya peretas hanya berhasil memindahkan dana sekitar US$100 juta ke rantai lain.

Baca juga: Binance Smart Chain Kena Hack $600 Juta!

Ronin: $552 juta

Sidechain untuk game NFT Axie Infinity, Ronin mengalami peretasan di Maret 2022. Dana yang berhasil dicuri oleh peretas senilai US$552 juta setara dengan Rp8,1 triliun dalam bentuk Ethereum dan USDC. 

Ketika eksploitasi tersebut diungkapkan oleh pengembang Axie Infinity, Sky Mavis satu minggu kemudian, nilai dana yang dicuri telah meningkat menjadi US$622 juta setara dengan Rp9,7 triliun.

Dengan cepat peretas memindahkan US$7 juta dalam bentuk Ethereum dikirim ke layanan crypto mixer. Tornado Cash (sekarang dilarang oleh pemerintah AS).

Departemen Keuangan AS kemudian mengidentifikasi alamat dompet yang diduga terkait dengan kelompok peretasan Lazarus Korea Utara dalam serangan itu.

Baca juga: Axie Infinity Kena Hack! $600 Juta ETH dan USDC Hilang

Wormhole: US$326 Juta

DeFi menjadi bagian yang cukup terpukul keras tahun ini, keamanan DeFi masih menjadi masalah yang perlu diselesaikan, utamanya dengan penggunaan bridge yang sering kali jadi sasaran peretasan.

Pada Februari 2022, bridge Wormhole yang populer terkena eksploitasi. Peretas menargetkan Solana (di mana pengguna harus terlebih dahulu mengunci Ethereum ke dalam smart contract untuk mendapatkan jumlah yang setara di Wrapped Ethereum, atau WETH) untuk membuat token. 120.000 dalam token WETH.

Hasilnya peretas bisa mencuri dana US$326 Juta atau setara dengan Rp5,09 triliun. Beruntung, Jump Trading, perusahaan induk Wormhole dan pemain utama dalam ekosistem Solana, menyelamatkan ekosistem dengan mengganti dana yang hilang dan membangun kembali wormhole. 

Baca juga: 10 Kasus Peretasan DeFi Terbesar dalam Sejarah

Nomad: US$190 Juta

Bridge lain yang terkena eksploitasi adalah Nomad, bridge ini memungkinkan pengguna memindahkan aset digital di antara blockchain yang berbeda, kehilangan semua dananya, ditahan di Ethereum, USDC, DAI, FXS, dan CQT. setelah peretas memanfaatkan bug dalam pemutakhiran.

Untuk mengatasi hal ini, orang-orang di belakang menawarkan hadiah 10% kepada peretas untuk mengembalikan token tanpa melibatkan penegak hukum, hal ini pun berhasil dan dana mulai kembali.

Dalam prosesnya, sekitar US$22 juta setara dengan Rp343 juta telah dipulihkan tetapi serangan itu mendorong FBI untuk memperingatkan investor tentang bagaimana penjahat dunia maya mengintai platform DeFi yang rentan. 

Baca juga: Bridge Blockchain, Petaka atau Solusi? 

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.