Berita Mining · 7 min read
Penggunaan Energi Ramah Lingkungan Naik! Benarkah?

Dewan Penambang Bitcoin, organisasi yang dibentuk untuk mendorong penggunaan energi ramah lingkungan di sektor penambangan Bitcoin, baru saja mempublikasi laporan.
Laporan tersebut berisi data penggunaan energi ramah lingkungan pada sektor penambangan Bitcoin yang mengalami peningkatan.
Laporan Data Energi Ramah Lingkungan
Dewan tersebut telah mempublikasikan data yang menunjukkan bahwa penggunaan energi ramah lingkungan di sektor penambangan telah naik 52,2%.
Angka kenaikan tersebut tercatat terjadi dari kuartal pertama 2021 hingga kuartal kedua 2021.
Dewan juga menyatakan 67,6% dari seluruh energi untuk menambang Bitcoin oleh anggotanya berasal dari sumber energi ramah lingkungan.
Selain itu, data dari laporan tersebut juga menunjukkan bahwa kekhawatiran dunia terhadap energi untuk Bitcoin adalah hal yang berlebihan.
Menurut laporan tersebut, konsumsi energi yang digunakan untuk Bitcoin hanya sekitar 0,007% dari keseluruhan konsumsi energi di dunia.
Kemudian, laporan tersebut dilanjutkan dengan menyatakan bahwa di seluruh dunia, saat ini 56% penambang Bitcoin menggunakan energi ramah lingkungan.

Laporan ini memberikan tanggapan yang bervariasi akibat pendekatan penelitiannya yang cukup sulit untuk dipahami masyarakat umum.
Peneliti dari dewan tersebut menggunakan survei sebagai alat pengumpul datanya, dimana survei tersebut hanya berisi tiga pertanyaan untuk para penambang.
Selain itu, data yang digunakan untuk menjadi data pelengkap adalah data-data yang berasal dari internet, menurut peneliti.
Sayangnya dalam penelitian, jumlah partisipan atau sampel tidak di publikasi sehingga margin of erorr atau kemungkinan kesalahan hasil tidak diketahui persentasenya.
Satu pihak yang mencela hasil dari penelitian ini adalah Kepala Peneliti di The Block, salah satu lembaga penelitian ternama di bidang crypto.
Ia menyatakan bahwa data belum valid akibat adanya perpindahan penambang Cina yang jumlahnya lebih dari 50% dalam pangsa pasar penambang.
Hal ini menyebabkan jumlah sampel yang digunakan kurang baik karena tidak menganggap beberapa pihak yang jumlahnya cukup besar.
Penambang Pindah dari Cina
Perpindahan penambang ini membuat aktivitas mereka tidak tercatat pada penelitian tersebut, akibat mereka baru saja menghadapi pemberhentian di Cina.
Saat ini partisipasi penambang sedang mengalami penurunan akibat sedang dalam proses untuk pindah dari Cina ke beberapa Negara.
Beberapa Negara yang terlihat antusias untuk menerima para penambang tersebut diantaranya adalah Kazakhstan, El Salvador, Paraguay, dan Amerika.
Saat ini Amerika memiliki beberapa daerah yang tertarik untuk menerima penambang tersebut, seperti Miami, Maryland, Kentucky, dan New York.
Paraguay juga terlihat tertarik dengan menawarkan energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Air untuk memberikan persediaan kebutuhan energi kepada para penambang.
El Salvador saat ini menawarkan energi yang berasal dari gunung merapi yang menurut negaranya akan cukup untuk menampung para penambang yang ingin datang.
Terakhir Kazakhstan juga memberikan tempat untuk para penambang ini dengan mempermudah peraturan dan perpajakan.
Namun, nampaknya penambang di Cina sebagian besar lebih tertarik untuk pindah ke negara yang dekat dengan Cina.
Sebelum adanya permasalahan di Cina terdapat kabar bahwa beberapa penambang sudah mulai bergerak ke Iran dan Kazakhstan.
Hal ini dapat memastikan kemungkinan perpindahan ke daerah yang dekat dengan Cina, namun tidak menutup kemungkinan untuk mereka masuk ke negara lain.
Tapi perpindahan ini membuka kembali jalan agar para penambang lebih terdesentralisasi dan tidak terpusat pada satu negara.
Selain itu perpindahan ini juga semakin membuka kemungkinan untuk penggunaan energi ramah lingkungan akibat mayoritas negara yang siap menerima, menawarkan energi tersebut.
Topik
Terpopuler
Jelajahi Berita Lainnya
Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.