Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Industri · 8 min read
Pavel Durov, CEO Telegram, mengumumkan adanya sejumlah perubahan signifikan terkait kebijakan layanan dan privasi platform perpesanan populer tersebut.
Dalam sebuah postingan di kanal Telegram (23/09/2024), Durov menjelaskan bahwa Telegram kini akan membagikan alamat IP dan nomor telepon pengguna yang melanggar aturan platform kepada otoritas terkait sebagai tanggapan atas permintaan hukum yang sah. Data pengguna yang dibagikan dengan penegak hukum ini akan dilaporkan secara transparan setiap triwulan.
“Fitur Telegram Search lebih canggih dibandingkan aplikasi pesan lainnya karena memungkinkan pengguna menemukan kanal publik dan bot. Sayangnya, fitur ini telah disalahgunakan oleh pihak-pihak yang melanggar ketentuan layanan kami untuk menjual barang ilegal,” ungkap Durov.
Ia juga menambahkan bahwa tim moderator, yang didukung teknologi kecerdasan buatan (AI), telah mengidentifikasi dan menghapus konten “bermasalah” dari fitur pencarian publik.
Durov juga mengimbau pengguna yang masih menemukan konten berbahaya atau ilegal di pencarian Telegram untuk melaporkannya melalui akun @SearchReport.
“Tindakan ini diharapkan dapat mencegah pelaku kejahatan. Telegram Search sejatinya dirancang untuk menemukan teman dan mengikuti berita, bukan untuk mempromosikan barang ilegal. Kami tidak akan membiarkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab merusak integritas platform ini yang kini digunakan hampir satu miliar orang,” tegasnya.
Baca juga: CEO Telegram Pavel Durov Dilarang Tinggalkan Prancis
Perubahan ini dilakukan setelah penangkapan Durov di Prancis pada Agustus lalu. Pihak berwenang menuduh bahwa Telegram memungkinkan penggunanya menyalahgunakan platform tersebut untuk aktivitas ilegal, termasuk perdagangan narkoba, distribusi materi pelecehan seksual anak di bawah umur, hingga penipuan. Menanggapi penangkapannya, Telegram pada saat itu menyatakan bahwa sang CEO “tidak memiliki sesuatu yang disembunyikan”.
Beberapa pekan kemudian, Durov mulai mengakui bahwa peningkatan mendadak pada jumlah pengguna Telegram menyebabkan masalah yang memudahkan aktor jahat untuk menyalahgunakan platform tersebut. Ia kemudian berjanji akan melakukan beberapa perubahan dalam kebijakan Telegram.
Saat ini, Durov telah dibebaskan dengan jaminan, namun ia diperintahkan untuk tetap berada di Prancis hingga proses investigasi selesai.
Baca juga: Justin Sun Usulkan DAO untuk Dukung CEO Telegram Pavel Durov
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.