Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Industri · 5 min read
Pavel Durov, CEO Telegram, saat ini berada di bawah penyelidikan resmi di Prancis sebagai bagian dari investigasi terkait dugaan keterlibatan aplikasi perpesanan tersebut dalam kejahatan terorganisir.
Menurut laporan CNN pada 28 Agustus, jaksa penuntut Prancis menyatakan bahwa Durov sedang diselidiki atas berbagai dugaan pelanggaran, termasuk transaksi ilegal oleh kelompok terorganisir, pencucian hasil kejahatan, serta penolakan untuk memberikan informasi kepada pihak berwenang.
Baca juga: CEO Telegram Ditangkap, Harga TON Anjlok!
Durov kini sudah bebas dari penjara namun masih berada di bawah pengawasan yudisial dan diwajibkan membayar uang jaminan sebesar EUR5 juta atau sekitar Rp85,7 miliar. Selain itu, ia dilarang meninggalkan wilayah Prancis dan diwajibkan melapor ke kantor polisi dua kali dalam seminggu.
Penyelidikan ini menunjukkan adanya keyakinan dari jaksa penuntut bahwa terdapat cukup bukti untuk dilakukan investigasi lebih lanjut. Namun hingga saat ini, Durov belum secara resmi didakwa atas tuduhan tersebut.
Durov ditahan di Bandara Le Bourget, Paris, pada 24 Agustus atas dasar surat perintah yang terkait dengan kurangnya moderasi di Telegram.
Baca juga: Justin Sun Usulkan DAO untuk Dukung CEO Telegram Pavel Durov
Penyelidikan terhadap Durov mencakup berbagai tuduhan, termasuk dugaan bahwa Telegram digunakan untuk aksi kejahatan seperti penipuan, pengedaran narkoba, dan penyebaran konten pornografi anak di bawah umur. Sesuai dengan hukum Prancis, ia ditahan selama maksimal 96 jam sebelum dikenakan dakwaan.
Telegram sebelumnya telah mengklarifikasi bahwa platform-nya tunduk pada undang-undang Uni Eropa, termasuk Undang-Undang Layanan Digital Eropa. Mereka menekankan bahwa proses moderasi di platform mereka telah memenuhi standar industri dan terus ditingkatkan.
Telegram juga dengan tegas menolak klaim bahwa mereka dan Durov bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut, dengan menyatakan bahwa CEO mereka “tidak memiliki sesuatu yang perlu disembunyikan” dan sering bepergian di Eropa tanpa hambatan.
“Telegram digunakan oleh hampir satu miliar pengguna di seluruh dunia sebagai sarana komunikasi dan sumber informasi penting. Kami berharap situasi ini dapat segera terselesaikan. Telegram selalu bersama Anda semua,” pungkasnya.
Baca juga: Telegram Buka Suara Terkait Penahanan CEO Pavel Durov
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.